Rancang Prodi Baru, FE UNY Kunjungi FPEB UPI

Tim dosen dari Fakultas Ekonomi (FE) UNY berkunjung ke Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (5/8). Tim yang dipimpin oleh Dekan Dr. Siswanto, M.Pd. beranggotakan 17 orang dosen. Sebagaimana disampaikan dalam sambutannya mengawali acara, Siswanto menegaskan bahwa kunjungan ini dimaksudkan untuk mempelajari berbagai langkah yang ditempuh FPEB UPI dalam pengelolaan fakultas maupun di tingkat program studi. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi kunjungan balasan setelah sebelumnya delegasi FPEB UPI juga bertandang ke FE UNY.

Dekan FPEB Prof. Dr. H. Eeng Asman, M.S. menyatakan FPEB UPI masih terus berkembang dan mengupayakan peningkatan reputasi. "Dalam waktu dekat akan segera dilakukan akreditasi internasional. Secara fisik juga sedang dibangun gedung yang baru untuk nantinya menjadi pusat layanan dan perkuliahan," terangnya.

Sementara Wakil Dekan Bidang Akademik Prof. Dr. Vanessa Gaffar, SE., Ak., M.B.A, menerangkan ada beberapa mahasiswa kerjasama internasional yang akan menempuh Double Degree baik di jenjang sarjana ataupun magister.

Dalam kesempatan ini, tim FE UNY mengirimkan tim yang ditugaskan untuk nantinya mengembangkan program studi baru. "Oleh karena itu, tentu penting bagi kami mempelajari berbagai kiat-kiat serta pertimbangan apa yang perlu kita ambil sebelum membuka program baru ini nantinya," ungkap Dr. Denies Priantinah selaku Koordinator Proposal Program Studi S2 Akuntansi.

Seusai sesi sharing, rombongan FE UNY kemudian melihat sejumlah fasilitas penunjang kegiatan akademik yang dimiliki FPEB UPI seperti FPEB Digital Space EX (Economics and Digital Business Laboratory) dan juga Smart Classroom. Hal ini sebagai upaya FE UNY untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan serta salah satu persiapan FE UNY sebelum mengusulkan pembukaan prodi baru yaitu S3 Pendidikan Ekonomi dan S2 Akuntansi. (fadhli)

Dies Natalis 11: Economics Education and Business Outlook

Being a Legal-Entity Higher Education Institution (Perguruan Tinggi Negeri-Berbadan Hukum) demands a higher quality of education and teaching. With Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Independent Learning Independent Campus) curriculum implementation, lecturers need to provide more assistance and have experience in implementing internships and industrial practices. In addition, universities are now required to fulfill various performance quality standards including Key Performance Indicators (Indikator Kinerja Utama), national rating assessments, and QS rankings. The presence of foreign students is also a significant benchmark in the recognition of world-class universities, said the Dean of the Faculty of Economics (FE) UNY Dr. Siswanto, M.Pd., in his report at the Ceremony of the 11th Anniversary of FE UNY, Wednesday (22/6).



Siswanto continued, FE UNY supports its students to study outside campus through various schemes; internships/industrial practices, village projects, student exchanges, teaching in schools, and so on. "Several students study both online and offline at several overseas campuses, such as Kasetsart University, and the University of Nottingham in the coming semester," he explained.

Dean of FEB Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Cipto Wardoyo, M.Pd., M.Sc., Ak., CA said that today’s students are far different from their predecessors, and education practitioners must pay attention to this. “Generation Z has digital natives character, and the current character of learning is starting to be based on multimedia, but there is a gap between today's industrial world and the students we have prepared. Therefore, there needs to be a new model of how to prepare students so that when they graduate, they will not be left behind,” he said.

Cipto added, we used to know the Expert-Centered Learning model and then shifted to Work-Based Learning. Work-Based Learning was considered capable of meeting the demands of the working world at that time. “But now along with the extraordinary development of technology, the competencies taught on campus may no longer be needed in the world of work when students graduate. With Life-Based Learning, students are not only objects, but also subjects that also determine capabilities, and this seems to be in line with the MBKM program which allows students to study outside their campus for 3 semesters," added Cipto.

With the development of industry and technology, the direction of economic and business education will be more complex, Cipto continued. “There are now face-to-face, remote, and hybrid modes of learning. Then learning strategies can be problem-based, project-based, gamification, to life-based learning. In addition, it is also necessary to teach transversal competencies such as critical thinking, cooperation, collaboration, communication, and creativity," explained Cipto.

The Ceremony of the 11th Anniversary of FE UNY was held in a blended mode. Some of the guests attended directly in the FE UNY Auditorium and also some of them attended online via Zoom. The vice-rectors of UNY, deans of UNY, lecturer representatives at the FE UNY, and the faculty senate attended the event offline. (fdhl-ed:lia)

Dies Natalis ke-11: Membaca Arah Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Kedepan

Perguruan Tinggi yang berbentuk badan hukum (PTN-BH) menuntut implementasi pendidikan dan pengajaran agar lebih berkualitas dengan kemandirian dan karakteristik prodi. Dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dosen dituntut untuk memberikan pendampingan dan memiliki pengalaman dalam implementasi magang dan praktik industri. Selain itu, perguruan tinggi kini juga dituntut memenuhi berbagai rujukan kualitas kinerja yang meliputi Indikator Kinerja Utama (IKU), penilaian pemeringkatan nasional, dan pemeringkatan QS. Keberadaan mahasiswa asing juga menjadi tolok ukur yang signifikan dalam pengakuan universitas kelas dunia. Demikian Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UNY Dr. Siswanto, M.Pd., dalam laporannya di Upacara Sidang Terbuka Senat dalam Dies Natalis ke-11 FE UNY, Rabu (22/6).

Siswanto melanjutkan, FE UNY mendukung mahasiswanya studi di luar kampus melalui berbagai skema, baik itu magang/praktik industri, proyek desa, pertukaran pelajar, mengajar di sekolah, dan sebagainya. “Beberapa mahasiswa mengikuti pembelajaran baik secara daring maupun luring di sejumlah kampus luar negeri, seperti Kasetsart University, hingga University of Nottingham pada semester mendatang,” terangnya.

Dekan FEB Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Cipto Wardoyo, M.Pd., M.Si., Ak., CA menyebutkan fenomena mahasiswa di masa sekarang sudah jauh berbeda dengan sebelumnya dan ini harus diperhatikan oleh para praktisi pendidikan. “Generasi Z dengan karakternya yang digital natives, serta karakter pembelajaran saat ini yang mulai berbasis multimedia, ada kesenjangan antara dunia industri saat ini dengan mahasiswa yang kita persiapkan. Oleh karena itu perlu ada model baru bagaimana mempersiapkan mahasiswa agar ketika dia lulus, tidak tertinggal,” ungkapnya.

Cipto menambahkan, dulu kita mengenal model Expert-Centered Learning dan kemudian bergeser ke Work-Based Learning. Work-Based Learning dipandang mampu memenuhi tuntutan dunia kerja saat itu. “Tetapi kini dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, kompetensi yang diajarkan di empat tahun dunia kampus mungkin tidak lagi diperlukan di dunia kerja saat dia lulus. Dengan pembelajaran berbasis kehidupan atau Life-Based Learning, pembelajar bukan hanya menjadi objek, tetapi sebagai subjek yang juga turut menentukan kapabilitas, dan ini tampaknya sejalan dengan program MBKM yang memberi kesempatan mahasiswa belajar di luar kampusnya selama 3 semester,” tambah Cipto.

Dengan perkembangan dunia industri dan teknologi, arah pendidikan ekonomi dan bisnis akan makin kompleks, Cipto melanjutkan. “Moda pembelajaran kini ada tatap muka, jarak jauh, hingga hibrida. Kemudian strategi pembelajaran bisa berupa berbasis masalah, berbasis proyek, gamification, hingga life-based learning. Selain itu, perlu juga diajarkan kompetensi transversal seperti berpikir kritis, kerjasama, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas,” urai Cipto.

Upacara Dies Natalis ke-11 FE UNY kali ini diselenggarakan secara blended, di mana sebagian tamu undangan menghadiri secara langsung di ruang Auditorium FE UNY, dan juga sebagian hadir secara daring di media Zoom. Tampak menghadiri acara tersebut secara langsung para wakil rektor UNY, dekan di seluruh UNY, perwakilan dosen di FE UNY, serta senat fakultas. (fdhl-ed:lia)

FE UNY Held Ketoprak to Celebrate Dies Natalis

Malin Kundang is a folk tale from Sumatra, while the story of Bandung Bondowoso and Roro Jonggrang is a legend in Java. These two stories were creatively wrapped by FE UNY in a humorous ketoprak (a traditional Javanese theater performance) event, held last Saturday (18/6). The Ketoprak 'Dagelan' was held as one of the events commemorating the 11th Anniversary of FE UNY. All cast members are lecturers, staff, and students who have an interest in the arts. Director and also event coordinator Rr. Chusnu Syarifa said that this ketoprak is a form of preserving Javanese culture. "In addition to ‘nguri-uri’ Javanese culture of ketoprak, this event is to foster communication, creativity, and critical thinking soft skills for all parties involved. In addition, this event is expected to be a form of entertainment for the academic community of FE UNY in particular and society in general,” explained Chusnu, who is also a lecturer in the Department of Administrative Education at FE UNY. 

Dean of FE UNY Dr. Siswanto, M.Pd., gave the welcoming speech before the Ketoprak event and the awarding of trophies of Dies Natalis celebrations as well as the SPARCO student competition. “This Ketoprak is the creativity of students and lecturers of FE UNY. The manuscript itself was written by Administrative Education students, and the director was also a lecturer in the Department of Administrative Education,” said Siswanto.

In this ketoprak, Bandung Bondowoso, who accepted Roro Jonggrang's condition to build a thousand temples, had to fail in his plan because of a third party; Malin Kundang, whom Roro Jonggrang preferred. Malin Kundang, who managed to bring Roro Jonggrang back to his village in Sumatra then refused to admit his mother, who turned out to be Roro Jonggrang's assistant.

Some of the main characters in the ketoprak entitled "The Love Story of Roro Jonggrang and Malin Kundang" include Lina Nur Hidayati, M.M., as Roro Jonggrang, Soeroto as Bandung Bondowoso, M. Roestam Afandi, M.Ec.Dev., as Malin Kundang, and Joko Kumoro, M.Sc., as the puppeteer. Other supporting casts also consist of lecturers, education staff, and students of FE UNY. (fdhl-ed:ekki)

Lestarikan Budaya Ketoprak, FE UNY ‘Jodohkan’ Malin Kundang dan Roro Jonggrang

Malin Kundang adalah cerita rakyat dari Sumatra, sedangkan kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang adalah legenda di Jawa. Dua kisah nusantara ini kemudian dibungkus secara kreatif oleh FE UNY dalam satu gelaran ketoprak ‘dagelan’ yang diselenggarakan Sabtu (18/6) lalu. Ketoprak ‘Dagelan’ ini diadakan sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis ke-11 FE UNY. Seluruh pemeran sendiri adalah dari dosen, tendik, maupun mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang seni. Sutradara sekaligus koordinator acara Rr. Chusnu Syarifa mengungkapkan, ketoprak ini adalah sebagai wujud melestarikan budaya Jawa. “Selain untuk ‘nguri-uri’ budaya Jawa ketoprak, ajang ini untuk memupuk softskills komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis segenap pihak yang terlibat. Di samping itu, acara ini diharapkan menjadi salah satu hiburan bagi kalangan civitas akademika FE UNY pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,” terang Chusnu yang juga dosen Jurusan Pendidikan Administrasi FE UNY ini.

Dekan FE UNY Dr. Siswanto, M.Pd., menyambut baik acara ketoprak ini dan juga acara pendampingnya yaitu penyerahan piala berbagai lomba pencanangan dies yang lalu serta lomba mahasiswa SPARCO. “Ketoprak ini merupakan kreativitas mahasiswa dan dosen FE UNY. Naskah sendiri ditulis oleh mahasiswa Pendidikan Administrasi, dan sutradara juga dari dosen jurusan Pendidikan Administrasi,” ungkap Siswanto.

Dalam ketoprak ini, dikisahkan kepingan cerita di mana Bandung Bondowoso yang menerima syarat dari Roro Jonggrang untuk membangun seribu candi, harus menemui kegagalan karena adanya pihak ketiga yaitu Malin Kundang yang memang lebih dipilih Roro Jonggrang. Malin Kundang yang berhasil membawa pulang Roro Jonggrang ke kampungnya di Sumatra kemudian tidak mau mengakui ibundanya yang ternyata menjadi pembantu Roro Jonggrang.

Beberapa pemeran utama ketoprak berjudul “Kisah Cinta Roro Jonggrang dan Malin Kundang” ini di antaranya adalah Lina Nur Hidayati, M.M., sebagai Roro Jonggrang, Soeroto sebagai Bandung Bondowoso, M. Roestam Afandi, M.Ec.Dev. sebagai Malin Kundang, dan Joko Kumoro, M.Si., sebagai dalang. Pemeran pendukung lainnya juga terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa FE UNY. Acara ketoprak dihadiri oleh Ketua Senat FE UNY, segenap ketua jurusan (kajur), koordinator program studi (korprodi), perwakilan tenaga kependidikan, serta perwakilan mahasiswa. (fdhl-ed:ekki)

Faculty of Economics Plant Tree, Commemorating Its 11th Dies Natalis

The Faculty of Economics (FE) of UNY is entering its eleventh year in 2022. To enliven the commemoration, FE UNY held a ceremony to announce the 11th Anniversary, Saturday (11/6). This year's Anniversary, the theme is “Realizing Superior, Creative, and Innovative Sustainable Economics and Business Education”. In this launching ceremony, FE UNY held a series of events involving various elements of the faculty members. Besides sports and various games, FE UNY planted trees in front of the IDB FE UNY Laboratory. The tree planting was carried out by the Chairperson of the FE UNY Senate, Prof. Suyanto, Ph.D., and the Dean of FE UNY.

The Dean of FE UNY, Dr. Siswanto, M.Pd., said, hopefully, this tree planting event will be a symbol of the faculty's contribution to all faculty members and also the community with various benefits. "This is also one of the Green Metric points that support environmental sustainability in this faculty and campus," he explained.

“We organize sports and various competitions to strengthen the relationship between lecturers, staff, and students. Today there are many competitions and on Sunday (12/6) there is a badminton competition. The committee also opened a bazaar to provide opportunities for students or other parties who want to showcase their products here,” added the Head of the Anniversary Committee, Dr. Sutirman, M.Pd.,

“FE UNY is the youngest faculty at UNY, but so far it has been getting more and more achievements. Lecturers, staff, and especially students, have achieved various achievements. We thank the students who have boosted the faculty's reputation in the national or international arena,” added Siswanto.

The declaration of the 11th Anniversary was marked by the release of eleven birds by the dean, head of departments, and coordinators of study programs as well as the Administrative Coordinator of FE UNY. This event was also attended by the Senate of the Faculty of Economics, student representatives, Dharma Wanita, as well as the family of employees who enlivened various competitions such as table tennis competition, plastic volleyball competition, chess competition, tug of war competition, room cleanliness competition, etc. (fdhl-ed:lia)

Tanam Pohon dan Gelar Produk, FE UNY Canangkan Dies ke-11

Fakultas Ekonomi (FE) UNY memasuki usianya yang kesebelas pada tahun 2022 ini. Untuk menyemarakkan peringatan tersebut, FE UNY mengadakan upacara pencanangan Dies Natalis ke-11, Sabtu (11/6) lalu. Pada tahun ini, Dies Natalis mengambil tema “Mewujudkan Pendidikan Ekonomi dan Bisnis yang Unggul, Kreatif, dan Inovatif yang Berkelanjutan”. Dalam upacara pencanangan ini, FE UNY mengadakan serangkaian acara yang melibatkan berbagai elemen keluarga besar di FE UNY. Selain acara senam bersama, lomba-lomba olahraga, dan lomba Dharma Wanita Persatuan, FE UNY juga melakukan penanaman pohon di salah satu area di depan gedung Laboratorium IDB FE UNY. Penanaman pohon dilakukan oleh Ketua Senat FE UNY Prof. Suyanto, Ph.D., dan Dekan FE UNY.

Dekan FE UNY, Dr. Siswanto, M.Pd., menyebutkan, acara penanaman pohon ini diharapkan menjadi simbolisasi kontribusi fakultas kepada semua warga fakultas dan juga masyarakat dengan berbagai naungan manfaatnya. “Hal ini juga sebagai salah satu poin Green Metric yang menjadi pendukung environmental sustainability di fakultas dan kampus ini,” terangnya.

“Kami juga menyelenggarakan senam bersama dan berbagai lomba untuk lebih merekatkan silaturahmi di antara dosen, tendik, maupun mahasiswa. Hari ini ada banyak lomba dan di hari Minggu (12/6) ada lomba bulutangkis. Panitia juga membuka bazar gelar produk untuk memberikan kesempatan pada para mahasiswa ataupun pihak lain yang ingin memamerkan produknya di sini,” tambah Ketua Panitia Dies Natalis, Dr. Sutirman, M.Pd.

“FE UNY adalah fakultas termuda di UNY, tapi selama ini semakin berprestasi. Baik, dosen, tendik, apalagi mahasiswanya, sudah meraih berbagai prestasi yang membanggakan. Terima kasih kami ucapkan kepada para mahasiswa yang telah banyak mengangkat nama fakultas di kancah nasional ataupun internasional,” tambah Siswanto.

Pencanangan Dies Natalis ke-11 ini ditandai dengan pelepasan 11 ekor burung oleh jajaran dekanat, kajur dan koorprodi serta koordinator Tata Usaha FE UNY. Acara ini juga dihadiri oleh Senat Fakultas Ekonomi, perwakilan mahasiswa, Dharma Wanita, serta keluarga tendik yang memeriahkan berbagai lomba seperti lomba tenis meja, lomba voli plastik, lomba catur, lomba tarik tambang, lomba kebersihan ruang, lomba membuat hantaran, sampai lomba berhias tanpa kaca. (fdhl-ed:lia)

FE UNY Helps MSMEs Improve Online Sales

The Community Services Team (PkM) of UNY, in collaboration with PKK Imogiri, held training and digital marketing assistance on Sunday (29/05). The training is a series of Community Services (PkM) Regional Development under the auspices of the Institute for Research and Community Services (LPPM) UNY. This activity follows last year's service, where the target for assistance is Independent Small and Medium Enterprises (MSMEs) under the auspices of PKK Imogiri Bantul.

This second year Regional Development PkM was held at the Imogiri Village Hall, Bantul, and focused on Optimizing Digital Marketing through Marketplaces. Voettie Wisataone, a lecturer at the Faculty of Economics and the service team, said that this program is a form of concern and scientific service for communities affected by Covid-19.

In her speech, Fadilah Hartati, the head of the TP PKK Imogiri Village, welcomed the activity. The Imogiri PKK team provided the venue and equipment facilities, and invited MSME owners who had been trained last year to sell online.

Prof. Dr. Suranto A.W. as the head of the team also said that this follow-up program aims to increase traffic and online sales turnover. So, MSMEs can still rise even though they were previously hit by the pandemic.

Ulfah Hidayati, the first speaker, explained the importance of having a brand in the business. So, assisted by the vocational Office Administration students, MSMEs got an attractive logo design. Then, Voettie Wisataone, the second speaker from the Faculty of Economics, also explained the steps to optimize online stores to increase potential buyers' visits. Mentoring would continue for the next month via online meeting. (ed:ekki)

Dosen Fakultas Ekonomi UNY Latih Pemasaran Digital UMKM Imogiri

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bekerjasama dengan PKK Imogiri gelar pelatihan dan pendampingan pemasaran digital pascapandemi, Minggu (29/05). Pelatihan dan pendampingan tersebut merupakan rangkaian Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Pengembangan Wilayah di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNY. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari pengabdian tahun lalu, di mana target pendampingan adalah Usaha Mandiri Kecil Menengah (UMKM) di bawah naungan PKK Imogiri Bantul.

PkM Pengembangan Wilayah tahun ke-2 ini dilaksanakan di Balai Desa Imogiri Bantul dan fokus pada Optimasi Pemasaran Digital Melalui Marketplace. Voettie Wisataone, dosen Fakultas Ekonomi, sekaligus tim pengabdian menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian dan pengabdian keilmuan untuk masyarakat yang terdampak Covid-19.

Dalam sambutannya, Fadilah Hartati, selaku ketua TP PKK Kelurahan Imogiri, menyambut baik kegiatan tersebut. Tim PKK Imogiri menyediakan fasilitas tempat dan peralatan, serta mengundang ibu-ibu pemilik UMKM yang tahun lalu sudah dilatih untuk berjualan online.

Prof. Dr. Suranto A.W. selaku ketua pengabdian juga menyampaikan bahwa program lanjutan ini bertujuan untuk meningkatkan traffic dan juga omset penjualan online. Sehingga, UMKM tetap bisa bangkit walau sebelumnya terhantam badai pandemi.

Ulfah Hidayati, pembicara pertama menjelaskan pentingnya memiliki brand dalam berbisnis. Sehingga, dibantu oleh mahasiswa D4 Administrasi Perkantoran, UMKM mendapatkan desain logo yang menarik. Kemudian, Voettie Wisataone, pembicara kedua dari Fakultas Ekonomi juga menjelaskan langkah-langkah mengoptimasi toko online untuk meningkatkan kunjungan calon pembeli. Pendampingan akan dilanjutkan selama sebulan ke depan dengan menggunakan metode daring. (ed:ekki)

Study Abroad May Advance Adaptability

Afifah Puspitaliza and Lisa Utari, two students of FE UNY, are studying for one semester at Kasetsart University, Thailand, in this even semester. Although the classes are still held online, both of them have been in Bangkok since the end of last year. Afifah, or Ifah, and Lisa are participants of the One Semester Scholarship Program for ASEAN Students: In Celebration of the 80th Anniversary of Kasetsart University (OSSPAS). This program gives them the opportunity to take 3 courses for one semester until May 17, 2022.

Both students enjoy their academic life on campus. Ifah was amazed by the lectures there. "It's fun, comfortable, the campus is cool, and student services are fast and easy," she said.

Ifah, majoring in Accounting, wishes to travel the world. Therefore, participating in such program becomes her first step and her motivation, to hone her soft skills and hard skills, to improve knowledge and experience, and to learn to adapt in other countries.

In line with Ifah, Lisa has also longed to study abroad because she believes in the various educational benefits and experiences gained. "Studying and living abroad in my opinion are the right ways to develop myself into a more independent and adaptable person. Apart from that, of course, this valuable experience is very useful to increase my knowledge and broaden my views. Not only about the educational system, but also about the way of life, friendship, and much more," explained Lisa.

Even though they are still in Southeast Asia, Ifah and Lisa feel the different languages, cultures, and lives that challenge them. "People here rarely speak English and the alphabetic system is also different," said Ifah. Lisa added, looking for halal food there also requires more effort. "(So far) I cook, before fasting I also cook, to save money," explained Lisa. They carry out their prayers and activities during Ramadan in Bangkok without difficulties. "It's just that we live in Bangkok, which is not a Muslim area, so we don't quite feel the vibes," explained Lisa.

Ifah invites FE UNY students not to stop trying if they want to study abroad. "Don't give up, keep improving your English. Boost your achievements, and don't hesitate to try," Ifah concluded. (fdhli)

Pages