Teliti Perilaku Ekonomi Masyarakat Muslim, Mustofa Raih Gelar Doktor

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY, Dr. Mustofa, M.Sc. meraih gelar doktor pada prodi Perekonomian Islam dan Industri Halal Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah upacara yudisium kelulusan pada 31 Januari 2023 lalu. Mustofa mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pengaruh Religiositas dan Pendidikan terhadap Perilaku Ekonomi Masyarakat Muslim di Indonesia" bersama Prof. Dr. Catur Sugiyanto, MA (Promotor) dan Akhmad Akbar Susamto, SE., M.Phil., Ph.D. (Ko-Promotor) pada Selasa (10/1) lalu. Disertasi ini berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji, yakni Dr. Reni Rosari, M.B.A., Evita Hanie Pangaribowo, S.E., MIDEc., Ph.D., Prof. Dr. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc., dan Prof. Rizal Yaya, SE., M.Sc., Ph.D., CA., Akt..

Terdapat 6 perilaku ekonomi yang dibahas dalam disertasinya, antara lain preferensi redistribusi, kepatuhan pajak, perilaku risiko, perilaku bekerja, perilaku merokok, dan partisipasi arisan. Enam perilaku ekonomi tersebut memiliki preferensi perilaku yang tidak konsisten atau perilaku yang tidak rasional.

Mustofa menyatakan, perilaku ekonomi masyarakat muslim bukan hanya dilandasi oleh rasionalitas tapi juga didasari oleh emosi, latar belakang individu, adat kebiasaan, serta keyakinan (religiositas) yang sering bertentang dengan rasionalitas.

Dosen Departemen Pendidikan Ekonomi FEB UNY itu menyimpulkan bahwa pemerintah perlu memperhatikan aspek religiositas dalam mengoptimalkan pembangunan ekonomi Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dengan tokoh-tokoh agama diperlukan untuk efektivitas kebijakan. (mstf/fdhl)

Nahiyah, Sosok Religius dan Aktivis Sosial Kemasyarakatan

Salah satu guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY, Prof. Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd. meninggal dunia, Jumat (13/1/2023) waktu subuh di RS Annur Yogyakarta. Wanita kelahiran Pekalongan, 8 Januari 1952 ini menjadi guru besar kedua di Departemen Manajemen FEB UNY saat dikukuhkan pada Desember 2014 lalu. Nahiyah kala itu mengangkat judul “Servant Leadership, Model Kepemimpinan Alternatif di Dunia Bisnis untuk Indonesia yang Lebih Baik” yang merupakan bidang Ilmu Evaluasi Kinerja SDM. Doktor di bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan ini, selain beraktivitas sebagai pengajar, pernah menjadi staf ahli gender pada Dinas Pendidikan DIY 2003-2005 dan 2006-2009. Selain itu, Nahiyah juga pernah mengabdi sebagai anggota DPR RI dan MPR RI pada 1997-1999.

Di samping aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan studi wanita, Nahiyah juga aktif dalam bidang kewirausahaan dengan menjadi Kepala Pusat Inovasi, Inkubator Bisnis, dan HKI LPPM UNY dan membidani berbagai bidang usaha UMKM ataupun startup baik mahasiswa atau di masyarakat. Menristekdikti pada 2018 yang saat itu dijabat Prof. Muhammad Nasir pun tak luput memberi penghargaan Inkubator Bisnis UNY sebagai inkubator berprestasi. Beberapa binaan inkubator bisnis UNY mengalami perkembangan pesat seperti Shoesayhelp, SPD Speedometer, Astrobike, dan lainnya.

Dalam upacara penghormatan di Rektorat UNY, Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. menyampaikan kekagumannya terhadap sosok almarhumah. “Beliau adalah teladan kami, bahkan beberapa hari lalu masih sempat rapat bersama. Terima kasih atas dedikasi yang luar biasa tidak hanya dari almarhumah, tetapi bahkan dari keluarga besar beliau. Di hari-hari terakhirnya masih berkomitmen terhadap Tri Dharma perguruan tinggi. Beliau adalah sosok yang senantiasa religius dan menjadi teladan, tidak hanya bidang akademik, tetapi dalam bidang sosial kemasyarakatan,” ujarnya.

Nahiyah meninggalkan kesan baik yang mendalam di kalangan mahasiswa bimbingannya, dosen rekan kerjanya, para tenaga kependidikan di UNY, hingga para pelaku UMKM binaan seperti halnya pengrajin jamu tradisional dari Desa Canden, Jetis, Bantul. Nahiyah meninggalkan seorang suami, Dr. Faraz, M.M., serta dua anak laki-laki dan satu orang cucu. (fdhl)

Budi Mulia Vocational High School Visit Administration Education Lab

Budi Mulia Tangerang Vocational High School paid a visit to Yogyakarta State University to take part in office simulation learning practices in the laboratory of the Department of Administrative Education, FEB UNY, last Thursday (12/01). This visit was attended by 57 students from the Department of Accounting and Office Automation and Management along with 4 accompanying teachers. The visit began with a welcoming and opening ceremony by the Department of Education Administration of UNY at the FEB UNY Auditorium then ended with the handover of mementos from Budi Mulia Tangerang Vocational.

 

After the opening and welcoming ceremony, the students of Budi Mulia Vocational High School were directed to the Office Simulation Laboratory to begin training activities. Students are divided into 2 groups to take part in office simulation training activities. The training activities were guided by the Administrative Education Department Lab Coordinator Yuliansah, S.Pd., M.Pd. and assisted by a laboratory assistant. Office Simulation Practice provides students with situations that resemble work in the office world. The training began with an explanation regarding scenarios or storylines for office simulation activities. The storyline of the office simulation practice training is carried out with offline meeting activities in the meeting room directly, online meetings through the zoom meeting platform, and the process of handling incoming and outgoing mail. Participants are given each role by occupying a position that will later be demonstrated following the lab sheet that has been provided so that participants gain experience and learning through the storyline that has been conveyed, such as working in a company.

 

The students of Budi Mulia Tangerang Vocational High School who took part in the office simulation practice training activities dared to ask questions and tried to carry out office simulation practices properly according to the directions given. Yuliansah hopes that with this practical activity, students will gain new knowledge and experience and be able to understand more about offline and online meeting activities, and handling incoming and outgoing letters which are common activities that are always carried out and implemented when working in a company. (ed/fdhl-ed:lia)



 

 

SMK Budi Mulia Praktikkan Simulasi Perkantoran

SMK Budi Mulia Tangerang mengadakan kunjungan ke Universitas Negeri Yogyakarta dalam rangka mengikuti praktik pembelajaran simulasi perkantoran di laboratorium Departemen Pendidikan Administrasi FEB UNY Kamis (12/01) lalu. Kegiatan kunjungan ini diikuti oleh 57 siswa/i dari jurusan Akuntansi serta Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran bersama dengan 4 orang guru pendamping. Kunjungan diawali dengan acara penyambutan dan pembukaan oleh pihak Departemen Pend. Administrasi UNY di Auditoriom FEB UNY, lalu diakhiri dengan serah terima kenang-kenangan dari SMK Budi Mulia Tangerang.

 

Setelah acara pembukaan dan penyambutan tersebut, siswa/i SMK Budi Mulia diarahkan menuju Laboratorium Simulasi Perkantoran untuk memulai kegiatan pelatihan.  Siswa dibagi menjadi 2 kloter untuk mengikuti kegiatan pelatihan simulasi perkantoran. Kegiatan pelatihan dipandu oleh Koordinator Lab Departemen Pendidikan Administrasi Yuliansah, S.Pd., M.Pd. dan dibantu oleh asisten laboratorium. Praktik Simulasi Perkantoran memberikan siswa situasi yang menyerupai pekerjaan di dunia perkantoran. Pelatihan diawali dengan penjelasan terkait skenario atau jalan cerita kegiatan simulasi perkantoran. Jalan cerita pelatihan praktik simulasi perkantoran dilakukan dengan kegiatan rapat luring di ruang rapat secara langsung, rapat daring melalui platform zoom meeting, dan proses penanganan surat masuk dan surat keluar. Peserta diberikan masing-masing peran dengan menduduki suatu jabatan yang nantinya diperagakan sesuai dengan lab sheet yang telah disediakan sehingga para peserta mendapatkan pengalaman dan pembelajaran sesuai dengan jalan cerita yang telah disampaikan seperti bekerja pada sebuah perusahaan.

 

Para siswa SMK Budi Mulia Tangerang yang mengikuti kegiatan pelatihan praktik simulasi perkantoran tersebut berani bertanya dan berusaha melaksanakan praktik simulasi perkantoran dengan baik sesuai arahan yang telah diberikan. Yuliansah berharap, dengan adanya kegiatan praktik ini diharapkan para siswa mendapatkan sebuah pengetahuan dan pengalaman baru serta lebih dapat memahami mengenai kegiatan rapat luring, daring, dan menangani surat masuk dan surat keluar yang menjadi kegiatan umum yang selalu dilakukan dan diimplementasikan ketika bekerja dalam suatu perusahan. (ed/fdhl-ed:lia)

 

Sunarta Earns Doctoral Degree in Economics

UNY Faculty of Economics and Business (FEB) Lecturer, Dr. Sunarta, M.M., M.Pd., CPMP earned his doctorate after defending his dissertation in front of the board of examiners in the field of Economics at FBE UII, last Tuesday (3/1). Sunarta presented his dissertation entitled "Antecedents and Consequences of Job Satisfaction in Reviewing Aspects of Psychological Contract Violations" with Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, Co-Promoter I Prof. Dr. Muafi, and Co-Promoter II Dr. Wisnu Prajogo. This dissertation was successfully defended before the board of examiners, namely Prof. Dr. Widodo, Dr. Zainal Mustafa Elqodri, and John Suprihanto, MIM, Ph.D.

Sunarta stated, in an organization, the arrangement of work relations between employees and the organization often does not only involve transactional and formal aspects but also is relational and formal.

In general, civil servants (PNS) will continue to work well even though they may receive unfair treatment from the organization. "Most civil servants, in receiving their basic rights, tend to be as is, nrima ing pandhum (-in Javanese)," said Sunarta.

This was reinforced by UII psychologist, Sus Budiharto, who stated that civil servants were more afraid of formal-written rules and procedures than simply fighting for or questioning promises that had been made by the organization.

The Management Department lecturer concluded that a fair working relationship, both formal-transactional and informal-relational, is needed to achieve employee job satisfaction and to control counterproductive behavior such as procrastination. Organizational justice is not only related to rewards or contributions that are distributed fairly, but also the importance of fair procedures and interactions. (fdhl-KR-ed:ekky)

Sunarta Raih Gelar Doktor Bidang Ilmu Ekonomi

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY, Dr. Sunarta, M.M., M.Pd., CPMP meraih gelar doktornya usai mempertahankan disertasinya di depan para dewan penguji di bidang Ilmu Ekonomi di FBE UII, Selasa (3/1) lalu. Sunarta mengangkat disertasi berjudul "Anteseden dan Konsekuensi Kepuasan Kerja Tinjauan Aspek Pelanggaran Kotrak Psikologis" dengan promotor Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, Co-Promotor I Prof. Dr. Muafi, dan Co Promotor II Dr. Wisnuu Prajogo. Disertasi ini berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji yaitu Prof. Dr. Widodo, Dr. Zainal Mustafa Elqodri, dan John Suprihanto, MIM, Ph.D.

Sunarta menyatakan, pada sebuah organisasi, pengaturan hubungan kerja antara pegawai dan organisasi seringkali tak hanya melibatkan aspek transaksional dan formal, tetapi juga bersifat relasional dan formal.

Pada umumnya, Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan tetap bekerja dengan baik meskipun mungkin mendapatkan perlakuan kurang adil dari organisasi. "Kebanyakan PNS dalam menerima hak-hak dasarnya cenderung bersifat apa adanya, nrima ing pandhum," ungkap Sunarta.

Hal ini diperkuat psikolog UII, Sus Budiharto, yang menyatakan bahwa PNS lebih takut terhadap peraturan dan prosedur yang bersifat formal-tertulis daripada sekadar memperjuangkan atau mempertanyakan -janji-janji yang pernah diberikan oleh organisasi.

Dosen Departemen Manajemen ini menyimpulkan, hubungan kerja yang adil baik secara formal-transaksional ataupun informal-relasional diperlukan agar tercapai kepuasan kerja karyawan serta mengendalikan perilaku kontraproduktif seperti menunda-nunda pekerjaan (procrastination). Keadlian organisasional tidak hanya berkaitan dengan imbalan atau kontribusi yang terdistribusi secara adil, tetapi juga penting adanya prosedur dan interaksi yang adil. (fdhl-KR-ed:ekky)

Darsono Passed Away, A Sad Loss for UNY

The Faculty of Economics and Business (FEB) UNY lost one of its best alumni when Dr. (H.C.) Drs. H. Darsono passed away last Saturday (30/12). Darsono graduated from Cooperative Economics Education when UNY was still the Yogyakarta State Teachers' Training College (IKIP Negeri Yogyakarta). Born and raised in a lower-economy family, Darsono had to work while attending high school and college. After graduating, Darsono had a number of jobs, ranging from a high school teacher, doing the electronics business, to an office boy.

Darsono then founded the Sasmita Jaya Foundation which acquired the management of Universitas Pamulang. He realized his dream to help the underprivileged get higher education at this university. Universitas Pamulang stipulates that tuition fees are cheap and can be affordable to the lower middle class. From previously having more lecturers than students, now Universitas Pamulang already has tens of thousands of students from various community groups. Today Sasmita Jaya not only manages Universitas Pamulang but several private universities and schools.

Due to this contribution, Darsono was invited several times to television stations until later he received the title "Honorary Doctor" in Higher Education Management by the Universitas Negeri Yogyakarta in 2018. After getting a doctoral degree, he continued to try to run various businesses to support his educational institutions. Now Sasmita Jaya has a number of other business lines such as a bottled water company, a people’s bank credit, to contractor companies.

UNY invited him several times to be a keynote speaker, especially at alumni events. His contribution and passion in the field of education certainly deserve to be an example for anyone. Hopefully, there will be the 'next Darsonos' who are struggling to provide access to quality education for the underprivileged. (fdhl-ed:ekky)

 

Wafatnya Darsono Kehilangan Besar bagi UNY

Universitas Negeri Yogyakarta dan secara khusus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY kehilangan salah satu alumni terbaiknya kala Dr. (H.C.) Drs. H. Darsono meninggal dunia, Sabtu (30/12) lalu. Darsono adalah lulusan Pendidikan Ekonomi Koperasi kala UNY masih bernama IKIP Negeri Yogyakarta. Lahir dan tumbuh di keluarga yang tidak mampu, Darsono terpaksa bekerja sembari bersekolah SMA dan kuliah kala itu. Seusai lulus, Darsono kemudian menjalani sejumlah pekerjaan, mulai dari guru SMEA, berbisnis barang elektronik, hingga office boy.

Pria asal Bantul ini tidak lama kemudian mendirikan Yayasan Sasmita Jaya yang mengakuisisi pengelolaan Universitas Pamulang. Mimpinya untuk membantu kaum tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi terwujud di universitas ini. Universitas Pamulang menetapkan uang kuliah yang murah dan bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Dari yang semula jumlah dosennya lebih banyak, kini Universitas Pamulang sudah memiliki puluhan ribu mahasiswa dari berbagai kelompok masyarakat. Sasmita Jaya bahkan kini tidak hanya mengelola Universitas Pamulang, tetapi beberapa perguruan tinggi swasta dan sekolah.

Berkat kontribusinya ini, Darsono beberapa kali diundang ke stasiun televisi hingga kemudian mendapatkan gelar “Doktor Honoris Causa” Bidang Manajemen Perguruan Tinggi oleh Universitas Negeri Yogyakarta pada 2018 lalu. Mendapatkan gelar doktor tidak mengubah karakter Darsono yang peduli dengan kaum miskin. Dirinya tetap berupaya menjalankan berbagai bisnis agar usahanya di bidang pendidikan terus berkembang. Kini Sasmita Jaya memiliki sejumlah lini usaha lain seperti air minum kemasan, bank perkreditan rakyat, hingga perusahaan kontraktor.

UNY dan khususnya FEB UNY juga beberapa kali mengundangnya untuk menjadi narasumber terutama dalam acara-acara alumni. Kontribusi dan jejak semangatnya di bidang pendidikan tentu layak menjadi teladan bagi siapapun baik yang merasa tidak mampu secara ekonomi – karena dirinya pun berangkat dari ekonomi lemah – maupun yang merasa memiliki harta berlebih – karena usahanya dia gunakan untuk memajukan pendidikan. Semoga akan lahir Darsono-Darsono lainnya yang berjuang memberikan akses pendidikan berkualitas bagi kalangan tidak mampu. (fdhl-ed:ekky)

Nilai Tersirat Studi di Luar Negeri: Perjalanan Hani di Inggris

Hanifah Amalia Putri, mahasiswi FE UNY program studi D4 Akuntansi angkatan 2019, mengaku senang bisa menginjakkan kaki di Inggris. Saat ini, Hani berkesempatan belajar selama satu semester di University of Nottingham, UK melalui program beasiswa IISMA untuk program vokasi (IISMAVO). IISMA atau Indonesia International Student Mobility Awards merupakan skema beasiswa Pemerintah Republik Indonesia untuk mendanai mahasiswa Indonesia dalam program mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri. Mahasiswa sarjana dan diploma dapat menghabiskan satu semester di universitas mitra di luar negeri untuk belajar, merasakan budaya negara tuan rumah, dan melakukan tugas praktik untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Hani berangkat dari Indonesia pada 30 September 2022, dan akan menyelesaikan studinya selama 4 bulan, hingga 28 Januari 2023. Hani mengatakan bahwa Inggris adalah negara impiannya sejak kecil yang hanya bisa dilihat di layar televisi. “Dari sini timbul keinginan saya untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Pilihan pertama saya adalah University of Nottingham, dan akhirnya panitia memutuskan untuk menempatkan saya di sini. Mimpi saya akhirnya menjadi kenyataan," jelas Hani.

Sejak duduk di bangku SMA, Hani sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri karena percaya dengan berbagai manfaat mengenyam pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu, mengikuti program tersebut menjadi langkah awal dan motivasi tersendiri baginya untuk mengasah soft skill dan hard skill, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta belajar beradaptasi dengan negara lain. “Menurut saya, belajar dan tinggal di luar negeri adalah cara yang tepat untuk berkembang dan mengeluarkan versi terbaik dari diri saya dengan mengeksplorasi keterampilan dan minat saya di berbagai bidang. Selain itu tentunya pengalaman berharga ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperluas sudut pandang saya. Saya tidak hanya belajar tentang sistem pendidikan, tetapi juga tentang cara hidup, persahabatan, dan banyak lagi," jelas Hani.

Hani menikmati kehidupannya di kampus, baik akademik maupun non akademik. Dia terpesona oleh budaya dan kehidupan mahasiswa di sana. “Menyenangkan dan nyaman. Kampusnya mengesankan, dan fasilitasnya lengkap. Dosen di sini menyiapkan dan menjelaskan materi dengan totalitas,” ungkapnya. “Ditunjang dengan fasilitas dan teknologi yang mumpuni, sistem yang terstruktur, dan dosen juga selalu berusaha membuat mahasiswanya nyaman dan memahami materi yang disampaikan,” tambahnya.

Namun, pada awalnya, ia mengaku proses adaptasi di Inggris cukup berat. Hani kesulitan memahami logat British ketika dosen sedang menjelaskan perkuliahan. Namun, kata dia, justru itulah tantangannya. Dengan begitu, dia harus belajar dua kali lebih keras. Tidak hanya adaptasi bahasa, Hani juga harus menyesuaikan diri dengan cuaca di Inggris. Pada bulan pertama, ia mengaku mengalami perubahan drastis. Dia tidak enak badan selama beberapa hari karena cuaca. “Tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa. Kalau ada yang paling saya rindukan dari Indonesia tentu saja makanannya, karena orang lokal Inggris tidak makan nasi. Yang ternyata menarik orang-orang di sini antusias menyapa. dan saling mengenal. Tapi ini tetaplah United Kingdom. Rakyatnya menjunjung tinggi prinsip liberalisme," tegasnya.

Hal yang paling membuat Hani terkesan adalah ketika dia bisa belajar, bersosialisasi, dan bisa mengenalkan Indonesia kepada orang-orang di luar negeri. “Senang sekali bisa merasakan belajar di kelas, berinteraksi dengan orang-orang dari dalam dan luar negeri, mengenalkan budaya dan kehidupan dari negara sendiri, dan tentunya jalan-jalan ke tempat-tempat yang hanya bisa saya lihat di internet atau televisi,” ujar mahasiswa prodi D4 Akuntansi ini.

Michelle Obama pernah berkata, “Manfaat belajar di luar negeri hampir tidak ada habisnya,” — dan Hani membuktikan sendiri pernyataan itu. Ia mengajak mahasiswa FE UNY untuk tidak berhenti berusaha jika ingin meraih cita-citanya, terutama belajar di luar negeri. “Untuk mencapai tujuan membutuhkan proses dan waktu; dan hasilnya bukan sekarang, tapi pasti suatu saat nanti. Karena itu yang hanya bisa kita perjuangkan adalah jangan menyerah, terus tingkatkan ilmu dan kemampuan, raih prestasi, dan jangan ragu untuk berusaha,” pungkas Hani. (hani/fdhl-ed:lia)

 

 

The Untold Value of Study Abroad: IISMA's Journey in the United Kingdom

Hanifah Amalia Putri, an FEB UNY student majoring in Diploma in Accounting class of 2019, admitted that she was happy to have set foot in the United Kingdom. Currently, Hani has the opportunity to study for one semester at the University of Nottingham, UK through the IISMA scholarship program for vocational students (IISMAVO). IISMA is the Indonesian International Student Mobility Award, which is the Government of the Republic of Indonesia’s scholarship scheme to fund Indonesian students for mobility programs at top universities overseas. Undergraduate and vocational students can spend one semester at the overseas partner university to study, experience the host country's culture, and undertake practical assignments to enhance their skills.

Hani departed from Indonesia on September 30, 2022, and will complete her studies for 4 months until January 28, 2023. Hani said that the United Kingdom had been her dream country since childhood, which could only be seen on television screens. "From here, my desire arose to get a scholarship to study abroad. My first choice was the University of Nottingham and finally, the committee decided to place me here. My dream has finally come true," Hani said in her statement.

Ever since she was in high school, Hani had dreamt of going to study abroad because she believed in the various benefits of education and experience. Therefore, participating in such a program becomes her first step and her motivation to hone her soft skills and hard skills, improve her knowledge and experience, and learn to adapt to other countries. “In my opinion, studying and living abroad is the right way to evolve and bring out the best version of myself by exploring my skills and interests in various fields. Besides that, of course, this valuable experience is very useful to add insight and broaden my point of view. Not only do I learn about education systems, but also about ways of life, friendships, and many more," explained Hani.

Hani enjoys her life on campus, both academic and non-academic. She was fascinated by the culture and student life there. “It's fun and comfortable. The campus is impressive and the facilities are equipped. The lecturers here prepare and explain the material with totality," she said. "It is supported by qualified facilities and technology, a structured system, and the lecturers also try to make their students comfortable and understand the material presented," she added.

However, at first, she admitted that the adaptation to life while in the United Kingdom was quite heavy. Hani had difficulty understanding the British accent when the lecturer was explaining lectures. However, she said, that is precisely the challenge. That way, she has to study twice as hard. Not only language adaptation, but Hani also has to adjust to the weather in the United Kingdom. In the first month, she admitted that she experienced a drastic change. She had not been feeling well for several days due to the weather. "But eventually I got used to it. If there's something I miss the most from Indonesia, it's, of course, the food, because local people don't eat rice. What's also interesting, it turns out that people here are enthusiastic to greet and get to know each other. But this is still the United Kingdom. The people uphold the principles of liberalism," she insisted.

The thing that impressed Hani the most was when she was able to study, socialize, and be able to introduce Indonesia to people abroad. "It is great to experience learning in class, interacting with people from within and outside the country, introducing culture and life in my own country, and of course traveling to places that I could only see on the internet or television," said this Accounting student.

Michelle Obama once said, “The benefits of studying abroad are almost endless,” — and Hani lives up to that statement. She invited FEB UNY students not to stop trying if they wanted to achieve their dreams, especially studying abroad. “To achieve your goal requires process and time; the result is not now, but definitely at some point in the future. In consequence, what we can only strive for is not to give up, keep on to increase knowledge and abilities, gain achievements, and don't hesitate to try," concluded Hani. (hani/fdhl-ed:lia)

Pages