Hanifah dkk. Raih Juara III KBMK 2023 Bidang Keuangan Audit Investigatif

Tim mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY berhasil meraih Juara III pada Kompetisi Mahasiswa Nasional bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK) 2023 bidang Keuangan Audit Investigatif. Ajang ini merupakan sebuah kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Tim yang bernama KM PRIDE tersebut terdiri atas Hanifah Lestari, Maulidia Dinda Salsabila, dan Daffa Hashfi Mahardika dari Prodi S1 Akuntansi dengan Dosen Pembimbing Ratna Yudhiyati, S.E., M.Comm. Babak Final KBMK tersebut dilaksanakan di IPMI International Business School Jakarta dari tanggal 7 s.d. 11 Agustus 2023. (fdhl)

PKKMB FEB UNY 2023: Bersaing Sebagai Global Citizen

Mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY menjalani Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat fakultas, Kamis (10/8) lalu. Bertempat di taman Pancasila, lebih dari 1000 mahasiswa baru mendapatkan penjelasan dari jajaran dekanat dan berbagai narasumber terkait kehidupan perkuliahan. Selain mahasiswa baru, acara ini dihadiri oleh segenap panitia dari mahasiswa serta para pimpinan di tingkat fakultas dan departemen. Acara ini menjadi ajang bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat mengenai dunia perkuliahan termasuk berbagai peraturan dan kebijakan langsung dari sumbernya. Jajaran dekanat memberikan pengarahan seputar kurikulum, informasi akademik, hingga motivasi dan fasilitasi bagi mahasiswa untuk berprestasi.

PKKMB 2023 di FEB UNY menjadi yang pertama kali diadakan secara luring sejak pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir di Indonesia pada tahun ini. Dekan FEB UNY Dr. Siswanto menyambut gembira PKKMB tahun ini yang berlangsung meriah. “Pastikan kalian mendapatkan informasi yang komprehensif terkait kurikulum, akademik, hingga kemahasiswaan. Panitia telah bekerja dengan baik dan menyambut para mahasiswa baru dengan keramahtamahan,” terangnya.

Para mahasiswa baru serius mendengarkan narasumberSementara itu, Sutirman selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni menyampaikan bahwa fakultas memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa untuk berprestasi. “Fakultas membantu pendanaan mulai dari pendaftaran hingga akomodasi dan transportasi. Kini bahkan syarat kelulusan sarjana tidak hanya capaian SKS, tetapi juga ada poin kegiatan kemahasiswaan di luar akademik. Selain itu, ada ekivalensi prestasi kemahasiswaan yang bisa dikonversi menjadi kredit nilai,” urai Sutirman.

Wakil Dekan Bidang Riset, Kerjasama, Sistem Informasi, dan Usaha (RKSIU) dan Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, Umum, dan Sumber Daya (PKUSD) turut memberikan motivasinya kepada mahasiswa baru. “Era PTNBH menuntut kita untuk menyesuaikan diri. Fasilitas dan gedung perkuliahan juga terus diperbaiki guna meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Wakil Dekan PKUSD Dr. Ali Muhson. “Prodi S1 di FEB UNY tidak hanya terakreditasi nasional, tetapi juga internasional. Oleh karena itu, kita harus siap bersaing dengan lulusan internasional sebagai global citizen. Saat ini, peluang begitu banyak tersedia bagi mahasiswa untuk mengikuti program-program internasional di kampus-kampus yang sudah bekerja sama dengan FEB UNY,” terang Wakil Dekan RKSIU Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. (fdhl)

Transformation to Strengthen Economics and Business Education Roles

Universities develop and change throughout the ages and human civilization. Since the first predecessors of the university appeared in ancient Greece until then these academies influenced the form of higher education in Europe. The demands of the business world as well as advances in science have made the demand for higher education also rises significantly. Therefore, in addition to the increasing growth of private universities, the Indonesian Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (Kemendikbudristek) also launched the Merdeka Learn Kampus Merdeka (MBKM) policy. MKBM is a policy innovation to transform the higher education system in Indonesia to produce more relevant graduates. This was conveyed by the Postgraduate Director of the Jakarta State University (UNJ) Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus. in the Scientific Oration for the 12th Anniversary of the Faculty of Economics and Business, YSU, last Thursday (22/6).

One of the pillars of this policy, namely Higher Education with Legal Entities (PTN-BH) is now also implemented and experienced by UNY. Dedi continued, the PTN-BH transformation was not merely changing clothes. “Stakeholders' demands are certainly getting higher and more diverse. If what is being done is still the same as before, of course, stakeholders will be disappointed," he said.

Dedi offers several ideas to keep the implementation of economics and business education following the path of university-level transformation. "There are several strategies, including the clarity of direction of the study program's development, curriculum restructuring, developing and enriching learning content, increasing partnerships with the business world and industry, improving the quality of critical and complex thinking skills, changing teaching and learning methods, and creating entrepreneurial university,” explained Dedi.

In his report, the Dean of FEB UNY Dr. Siswanto, M.Pd. stated that FEB is still developing and getting important achievements. “This year, the five undergraduate study programs at FEB have been internationally accredited by FIBAA without any compliance issues. In addition, FEB has also opened Masters in Management, Masters in Accounting, and Doctoral Programs in Economics and Business Education," he explained.

UNY Rector Prof. Sumaryanto, M. Kes. advised that FEB UNY would continue to move forward and develop. "The opening of a new study program indicates an increase in the quality and quantity of human resources at FEB. Let's maintain our cohesiveness and integrity," he said. The 12th Anniversary ceremony was attended by all education staff, lecturers, and student representatives as well as the Faculty Academic Senate. In addition, the event was opened and closed by the Chairperson of the Faculty Academic Senate Abdullah Taman, M.Sc., Ak. This was also attended by the Chancellor, all UNY Leadership Meetings, and invited guests. (fdhl)

Transformasi Kelembagaan untuk Kuatkan Peran Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas mengalami perkembangan dan perubahan sepanjang zaman dan peradaban manusia. Sejak pertama kali cikal bakal perguruan tinggi muncul masa Yunani kuno, sampai kemudian akademi-akademi tersebut mempengaruhi bentuk perguruan tinggi di Eropa. Tuntutan dunia usaha dan rakyat, serta kemajuan ilmu pengetahuan menjadikan permintaan untuk masuk ke perguruan tinggi naik secara signifikan. Oleh karena itu, selain pertumbuhan perguruan tinggi swasta yang meningkat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia juga meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MKBM merupakan inovasi kebijakan untuk mentransformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia untuk menghasilkan lulusan yang lebih relevan. Demikian disampaikan Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus. pada Orasi Ilmiah upacara Dies Natalis ke-12 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY, Kamis (22/6) lalu.

Salah satu pilar dari kebijakan tersebut, yaitu Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) kini juga diterapkan dan dialami salah satunya oleh UNY. Dedi melanjutkan, transformasi PTN-BH bukanlah sekadar berubah baju. “Tuntutan stakeholder tentu semakin tinggi dan beragam. Jika yang dilakukan masih sama dengan kondisi sebelumnya, tentu para pengampu kepentingan kecewa,” pesannya.

Terkait dengan pendidikan ekonomi dan bisnis, Dedi menawarkan sejumlah gagasan agar penyelenggaraan pendidikan ekonomi dan bisnis dan mengikuti arah transformasi tingkat universitas. “Ada beberapa strategi, di antaranya adalah kejelasan pengembangan program studi pendidikan ekonomi dan bisnis, restrukturisasi kurikulum, pengembangan dan pengayaan isi pembelajaran, peningkatan kemitraan dengan dunia usaha dan industri, peningkatan kualitas kemampuan berpikir kritis dan komplek, perubahan metode belajar mengajar, dan menciptakan entrepreneurial university,” urai Dedi.

Dalam laporannya, Dekan FEB UNY Dr. Siswanto, M.Pd. menyatakan FEB masih terus berkembang dan memperoleh berbagai pencapaian penting. “Pada tahun ini, kelima program studi S1 di FEB telah terakreditasi internasional FIBAA. Terlebih lagi, akreditasi tersebut diperoleh tanpa catatan. Selain itu, FEB juga telah membuka prodi S2 Manajemen, S2 Akuntansi, dan S3 Pendidikan Ekonomi dan Bisnis,” terangnya.

Rektor UNY Prof. Sumaryanto, M.Kes. berpesan agar FEB UNY terus bergerak maju dan berkembang. “Pembukaan prodi baru menandakan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di FEB. Mari jaga kekompakan dan integritas agar semua hal yang terasa sulit menjadi mudah, yang terasa jauh jadi lebih dekat,” pesannya. Upacara Dies Natalis ke-12 dihadiri segenap tenaga kependidikan, dosen, dan perwakilan mahasiswa serta Senat Akademik Fakultas. Selain itu, acara yang dibuka dan ditutup oleh Ketua Senat Akademik Fakultas Abdullah Taman, M.Si., Ak. ini juga dihadiri oleh Rektor, segenap Rapat Pimpinan UNY, dan tamu undangan. (fdhl)

 

Developing Internal Quality Assurance System Planning Model for Vocational Schools, Umi Earns a Doctoral Degree

Siti Umi Khayatun Mardiyah, a lecturer in the Administrative Education Department of FEB UNY, successfully defended her dissertation in the Education Management doctoral program at the Faculty of Education and Psychology (FIPP), last Monday (5/6). The open doctoral exam session was led by the Chief Examiner Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd., and the board of examiners consisting of Prof. Dr. Lia Yuliana, M.Pd. (Secretary of Examiners), Prof. Dr. Muhyadi (Promoter 1), Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D. (Promoter 2), Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. (Examiner 2), and Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. (Examiner 1 from State University of Malang).

Umi defended her dissertation entitled "Model of Strategic Planning of Risk Management-Based Internal Quality Assurance Systems in Vocational High Schools in the Special Region of Yogyakarta". This dissertation aims to produce a model of a risk management-based internal quality assurance system (SPMI) for vocational high schools (SMK). This research seeks to find weaknesses and obstacles in the SPMI model that had been implemented, produce a new conceptual model, and test the model to determine its validity and practicality.

In her research, Umi stated that the SPMI model implemented currently has been in accordance with the demands of the Education Office. However, this model has not met the needs of quality assurance as a whole. Therefore, the risk management-based SPMI strategic planning model serves as a school guide in preparing a strategic plan by considering risk aspects. The results of the validity test of the SPMI strategic planning model based on risk management at SMK are very valid with an average score of 4.6. While the results of the practicality test of this model are very practical with an average score of 4.57. Thus the risk-based SPMI strategic planning model is declared suitable for use by SMKs as a guide for preparing SPMI strategic planning in schools.

Kembangan Model Perencanaan SPMI bagi SMK, Umi Raih Gelar Doktor

Dosen Departemen Pendidikan Administrasi FEB UNY, Siti Umi Khayatun Mardiyah berhasil mempertahankan disertasinya dalam program doktoral prodi Manajemen Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) UNY, Senin (5/6) lalu. Dalam sidang ujian terbuka yang dipimpin Ketua Penguji Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd., turut menjadi dewan penguji yaitu Prof. Dr. Lia Yuliana, M.Pd. (Sekretaris Penguji), Prof. Dr. Muhyadi (Promotor 1), Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D. (Promotor 2), Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. (Penguji 2), dan Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. (Penguji 1 dari Universitas Negeri Malang).

Umi mempertahankan disertasinya yang berjudul "Model Perencanaan Strategis Sistem Penjaminan Mutu Internal Berbasis Manajemen Risiko pada Sekolah Menengah Kejurusan di Daerah Istimewa Yogyakarta". Disertasi ini bertujuan untuk melahirkan model perencanaan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) berbasis manajemen risiko bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) . Penelitian ini berupaya menemukan kelemahan dan hambatan dalam model SPMI yang selama ini telah dijalankan, menghasilkan model konseptual yang baru, dan mengujicobakan model konseptual untuk mengetahui tingkat validitas dan kepraktisannya.

Dalam penelitiannya, Umi menyatakan bahwa model SPMI yang selama ini telah diterapkan sebenarnya sudah sesuai tuntutan Dinas Pendidikan. Namun model tersebut belum mempertimbangkan kebutuhan penjaminan mutu secara menyeluruh. Oleh karena itu, model perencanaan strategis SPMI berbasis manajemen risiko menjadi panduan sekolah dalam menyusun Rencana Strategis dengan mempertimbangkan aspek risiko. Hasil uji validitas model perencanaan strategis SPMI berbasis manajemen risiko pada SMK adalah sangat valid dengan rata-rata 4.6. Sedangkan hasil uji kepraktisan model ini adalah sangat praktis dengan rata-rata 4,57. Dengan demikian model perencanaan strategis SPMI berbasis risiko ini dinyatakan layak digunakan oleh SMK sebagai panduan untuk menyusun perencanaan strategis SPMI di sekolah. (fdhli)

Magfirani: Sekilas Pengalaman Pertukaran Mahasiswa

Waktu berlalu begitu cepat. Saya masih ingat betapa gugupnya saya di hari pertama saya di kelas, dan sekarang saya sudah harus bersiap untuk meninggalkan negara ini.

Belajar di Universitas Kasetsart (KU) di Thailand dan mendapatkan kesempatan untuk mengambil jurusan keahlian saya adalah bagian paling menarik dari program pertukaran mahasiswa ini. Saya bisa belajar lebih banyak tentang pemasaran. Saya bisa mengenal penduduk setempat dengan baik karena mayoritas teman saya adalah orang Thailand. Saya dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya, baik itu berbicara, mendengarkan, dan menulis. Saya juga bisa keluar dari zona nyaman.

Di sini, saya terdaftar di tiga kelas berbeda, yaitu pemasaran pariwisata, komunikasi pemasaran terpadu, dan pemasaran digital. Masing-masing kelas ini memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, sebelum kita masuk ke detail masing-masing kelas, saya ingin memberi tahumu tentang bagaimana kami memanggil profesor kami di Thailand. Jadi, di Thailand, ada dua kata yang digunakan untuk kata "guru". Mereka adalah 'Kru' dan 'Ajarn' dalam bahasa Thailand. Keduanya berarti guru. Tapi kami biasanya memanggil profesor kami "Ajarn". Nah, sekarang, mari kita gali lebih dalam seperti apa kelas yang saya ikuti.

Di kelas pemasaran pariwisata, dosen lebih cenderung mengarahkan para mahasiswa untuk bekerja dalam kelompok, dan ada kuis kecil sebelum memasuki minggu ujian tengah semester dan akhir semester. Sedangkan di kelas komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication), profesor kami menekankan kerja kelompok untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis saat membuat kampanye pemasaran yang kreatif. Dan terakhir, dalam pemasaran digital, Profesor Matthew memberi para mahasiswa kesempatan untuk memilih apakah akan bekerja secara kelompok atau individu. Dia biasanya memberi kami tugas mingguan dan bahkan memberi kami buku gratis yang ditulis olehnya.

Selain kelas perkuliahan, saya juga bergabung dengan klub yaitu Klub Muslim Universitas Kasetsart. Di klub ini, saya bisa berbagi pengalaman religius saya dengan teman-teman muslim Thailand; kami membahas isu-isu terkini dan bagaimana menghadapinya sebagai perwakilan pemuda; dan masih banyak lagi. Saya juga dapat bertemu dengan mahasiswa muslim Thailand lainnya di luar universitas saya; yaitu dari Universitas Thammasat dan Universitas Chulalongkorn.

Ketika orang bertanya kepada saya, "Apakah kamu hanya punya teman Thailand di sana?" Jawabannya adalah tidak. Berkat asrama saya, banyak mahasiswa internasional dari Jepang, Prancis, Rusia, Republik Ceko, India, Kamboja, Myanmar, dan masih banyak lagi yang tinggal di asrama kami. Pengalaman multikultural yang tidak bisa kami dapatkan dari tempat lain ini adalah sesuatu yang sangat saya syukuri.

Keikutsertaan dalam program pertukaran mahasiswa ini telah membuka mata saya tentang seberapa besar pengaruhnya bagi saya secara pribadi. Saya dapat merasakan tempat dan budaya baru, berteman dengan orang dari seluruh dunia, dan mendapatkan perspektif global.

Seluruh pengalaman ini akan bertahan dalam hati dan pikiran saya selamanya.

Saya tidak percaya bahwa saya berada dalam posisi di mana saya telah menyelesaikan ujian akhir dan tugas akhir saya. Sekarang saya magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok dan saya ditempatkan di Fungsi Ekonomi.

Last but not least - sedikit kutipan. Ucapan selamat tinggal mungkin terasa selamanya. Kata perpisahan seolah akhir segalanya. Tapi di hatiku ada kenangan dan kamu akan selalu ada. (mgfrn-trnslt-fdhl)

 

Magfirani: A Glimpse of Becoming an Exchange Student

Magfirani, a student of Management Study Program tells her story during her student exchange program in Thailand:

The time passes by so fast. I can still remember how awkward I was on my first day of class, and now I am preparing to leave this country.

Studying at Kasetsart University in Thailand and getting the opportunity to major in my expertise is the most exciting part of this study exchange. I can learn more about marketing. I can understand the locals well because most of my friends are Thai citizens. I can improve my English skills, whether speaking, listening, or writing. I can also get out of my comfort zone.

Here, I am enrolled in three different classes; tourism marketing, integrated marketing communication, and digital marketing. Each of these classes provides a unique way of studying. However, before we jump into the details of each class, I would like to inform you about how we called our professor in Thailand. So, in Thailand, two words are used for the English word "teacher"; they are "Kru" and "Ajarn" in Thai. They both mean teachers, but we usually call our professor "Ajarn". Now, let's dig more into what my class looks like.

In Tourism Marketing, our professor is more likely to direct us to work in a group, and there is a small quiz before entering midterm and final exam weeks. While in Integrated Marketing Communication (IMC), our professor emphasizes group work to encourage students to think critically when creating creative marketing campaigns. Lastly, in digital marketing, Professor Matthew gives us a chance to choose whether to work by group or by individual. He usually gives us a weekly task and even gives us a free book written by him.

Apart from class, I also joined a club. It is the Kasetsart University (KU) Muslim Club. In this club, I can share my religious experiences with my Thai Muslim friends; we discuss current issues and how to combat them as a youth representative; and so much more. I was also able to meet other Thai Muslim students outside my university; to be precise, they are from Thammasat University and Chulalongkorn University.

When people asked me, "Do you only have Thai friends there?" The answer is no. Thanks to my dormitory, many international students from Japan, France, Russia, the Czech Republic, India, Cambodia, Myanmar, and more are living at our dormitory. This multicultural experience that we get nowhere else is something that I am grateful for.

Being involved in this student exchange has opened my eyes to how much of an impact it has had on me. I can experience new places and cultures, make friends from other parts of the world, and gain a global perspective.

This whole experience would last in my heart and mind forever.

I can’t believe that I am in a position where I have already finished my final exam and final project. At the moment, I am doing my internship at the Embassy of The Republic of Indonesia in Bangkok and positioned in Fungsi Ekonomi.

Last but not least - a little quote. Goodbye may seem forever. Farewell is like the end. But in my heart is the memory, and there you will always be.

Delivering Green Marketing, Tony Wijaya is A New Professor in FEB UNY

Tony Wijaya, a lecturer in the Department of Management, was inaugurated as a Professor in the Field of Marketing Management at the Faculty of Economics and Business (FEB) UNY at a ceremony at the UNY Rectorate, last Saturday (6/5). Tony delivered a speech entitled "Green Marketing Orientation in Creating a Sustainable Business".

Lately, the theme of "back to nature" seems to be echoing a lot. The negative effects of using non-natural materials are increasingly being felt by humans and the environment. This is supported by scientific data from researchers and environmentalists that damage to nature and health occurs all over the world and is followed by other phenomena such as global warming, production waste, pollution, and others.

This environmental issue also turns out to be undeniably touching and endangering the business world. Today, society views companies that are unable to manage the environment as not viable businesses and will be abandoned by the market. Companies are considered to have a social responsibility towards the environment as has been done in the corporate social responsibility (CSR) scheme. The industrial world is socially responsible for maintaining the environment proportionally.

Therefore, green marketing appears as a solution to efforts to maintain the sustainable existence of a business cycle. Environmentally-oriented marketing or green marketing aims to make the business approach sustainable and go hand in hand with the interactional balance of consumers with nature.

Green marketing trends have also received attention from researchers. The number of publications and research citations on green marketing, especially in the period 1977 to. 2020 as quoted from Saleem et al. (2021) shows improvement.

According to Tony, several factors cause companies to implement green marketing. First, the factor of corporate social responsibility is an important industry issue. Second, many governments in the world have now established rules to save the environment from industrial impacts. Third, green marketing orientation is a competitive advantage for businesses, and companies that implement it tend to gain public sympathy. Fourth, green marketing provides opportunities for companies to be more efficient in production and at the same time reach environmentally conscious consumers. (fdhl)

Angkat Tren Pemasaran Hijau, Tony Guru Besar Manajemen Pemasaran UNY

Tony Wijaya dosen Departemen Manajemen dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY pada upacara di Rektorat UNY, Sabtu (6/5) lalu. Tony menyampaikan pidato berjudul "Orientasi Pemasaran Hijau dalam Mewujudkan Bisnis yang Berkelanjutan". 

Akhir-akhir ini, tema "kembali ke alam" atau "back to nature" seolah ramai digaungkan. Efek negatif dari penggunaan bahan-bahan non alami makin dirasakan oleh manusia dan lingkungan. Hal ini didukung dengan data-data ilmiah para peneliti dan pemerhati lingkungan bahwa kerusakan alam dan kesehatan terjadi di seluruh penjuru dunia dan diikuti fenomena lain seperti pemanasan global, limbah produksi, tingkat polusi yang meningkat tajam, dan lainnya.

Isu lingkungan ini juga ternyata tidak bisa dipungkiri menyentuh dan membahayakan dunia bisnis. Dewasa ini, masyarakat memandang perusahaan yang tidak mampu mengelola lingkungan bukanlah bisnis yang layak dan akan ditinggalkan oleh pasar. Perusahaan dinilai harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan seperti yang sudah dilakukan dalam sekma corporate social responsibility (CSR). Dunia industri bertanggung jawab secara sosial untuk memelihara lingkungan secara proporsional.

Oleh karena itu, pemasaran hijau muncul sebagai solusi terhadap upaya penjagaan eksistensi berkelanjutan sebuah siklus bisnis. Pemasaran berwawasan lingkungan atau pemasaran hijau ini bertujuan agar pendekatan bisnis menjadi berkelanjutan dan berjalan seiring dan keseimbangan interaksional konsumen dengan alam.

Tren pemasaran hijau juga mendapat perhatian dari para peneliti. Jumlah publikasi dan sitasi penelitian mengenai pemasaran hijau terutama pada kuru 1977 s.d. 2020 sebagaimana dikutip dari Saleem et al. (2021) menunjukkan peningkatan.

Menurut Tony, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan menerapkan pemasaran hijau. Yang pertama, faktor tanggung jawab sosial perusahaan adalah isu penting industri. Kedua, kini telah banyak pemerintah di dunia yang menetapkan aturan untuk menyelamatkan lingkungan dari dampak industri. Ketiga, orientasi pemasaran hijau menjadi keunggulan daya saing bisnis dan perusahaan yang menerapkan cenderung mendapatkan simpati masyarakat. Keempat, pemasaran hijau memberikan peluang bagi perusahaan untuk lebih efisien dalam produksi dan sekaligus menjangkau konsumen yang sadar lingkungan. (fdhl)

Pages