FEB UNY Menjadi Host Kongres AFEBI ke-11

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) tahun ini mendapat kepercayaan untuk menjadi Host Kongres Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Seluruh Indonesia (AFEBI) ke-11. AFEBI beranggotakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari 80 perguruan tinggi di Indonesia. Adapun yang hadir pada kesempatan kali ini sebanyak 70 perguruan tinggi. Pelaksanaan kegiatan kongres AFEBI ke-11 terpusat di hotel Eastparc Yogyakarta pada Rabu-Kamis (29-30/11). Kongres AFEBI ke-11 mengangkat tema “Optimalisasi Peran Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Mewujudkan Kemandirian Ekonomi”. Rangkaian kegiatan dalam rangka Kongres AFEBI ke-11 di Yogyakarta tahun ini, pada hari pertama meliputi: Rapat Dewan Pengurus Nasional AFEBI; Workshop Mentorship Akreditasi Internasional; Forum Asosiasi Program Studi; dan Welcome Dinner. Sedangkan pada hari kedua diselenggarakan Seminar dan Forum Diskusi.

Rapat Dewan Pengurus Nasional AFEBI dipimpin langsung oleh ketua AFEBI periode tahun 2022-2025, yaitu Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, S.E., M.Si., CIPM. Selanjutnya acara workshop Mentorship Akreditasi Internasional memberikan pencerahan dan konsultasi bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang ingin mengajukan akreditasi internasional AACSB (Association to Advance Collegiate Schools of Business). Mentor yang mendampingi workshop ini yaitu: Arief Wibisono Lubis, S.E., M.F.M., M.Sc., Ph.D. dan Yeshika Alversia, M.Sc. dari FEB UI, Mandra Lazuardi Ph.D., dan Dr. Yuanita Handayati dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.

Kongres kali ini juga menyelenggarakan forum Asosiasi Program Studi bidang ekonomi dan bisnis. Forum ini bertujuan untuk melakukan penyamaan persepsi terkait dengan pengembangan kurikulum dan meningkatkan kerjasama dalam bidang akademik, riset dan pengabdian. Forum Asosiasi Program Studi dibagi menjadi 6 kelompok yaitu: program studi Manajemen, program studi Akuntansi, program studi Ekonomi Pembangunan, program studi Ekonomi Islam, program studi Magister, dan program studi Doktor.

Selain agenda kegiatan yang bersifat ilmiah, pada hari pertama juga diselenggarakan acara Welcome Dinner bertempat di Rama Shinta Garden Resto Prambanan. Acara Welcome Dinner ini sekaligus menyaksikan pertunjukan sendra tari Ramayana, sebagai bentuk pengenalan budaya Jawa kepada para peserta kongres yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Agenda kegiatan hari kedua diawali dengan acara pembukaan kongres. Pada acara pembukaan kongres disampaikan laporan kegiatan oleh tuan rumah, yaitu Dekan FEB UNY, Dr. Siswanto, M.Pd., sambutan ketua AFEBI, Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, S.E., M.Si., CIPM., dan sambutan Rektor Universitas Negeri Yogykarta. Setelah pembukaan, kongres dilanjutkan dengan acara seminar nasional dan forum diskusi Pendidikan.  Seminar nasional kongres AFEBI ini membahas topik tentang upaya dan strategi pengembangan UMKM di Indonesia. Narasumber seminar berasal dari Kementerian Koperasi dan UKM; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; dan praktisi bisnis. Narasumber dari Kementerian Koperasi dan UKM diwakili oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ir. Siti Azizah, MBA. Narasumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, diwakili oleh Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata. Sedangkan dari praktisi bisnis menghadirkan CEO Mboc Group, Handoko Hendroyono. (lina/isti)

Pendampingan Administrasi Bisnis dan Creative Marketing pada KWT Dadi Makmur oleh Tim Dosen FEB UNY

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan mendorong pemberdayaan ekonomi di tingkat lokal beberapa waktu lalu. Tim dosen dari FEB UNY dan Fakultas Vokasi UNY terdiri dari Dr. Sutirman, S.Pd., M.Pd., Dr. Kiromim Baroroh, S.Pd., M.Pd., Dr. Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, SE., M.Si. dan Rr Chusnu Syarifa Diah Kusuma, S.A.B., M.Si yang merupakan pakar di bidang administrasi bisnis dan pemasaran kreatif. Kegiatan yang menyasar kelompok wanita tani (KWT) ini melibatkan tenaga kependidikan, yakni Dating Sudrajat, S.A.P. dan lima mahasiswa yakni Nesya Della Andriana, Putri Arum Dita Tahnia, Fitri Indah Yanti, Nida Aulia, dan Heni Setiyaningsih.

Proses pendampingan administrasi bisnis melibatkan pelatihan intensif mengenai pembukuan, penyusunan laporan keuangan, dan manajemen inventaris. Para anggota KWT belajar untuk mengoptimalkan proses administratif mereka sehingga dapat mengelola usaha dengan lebih efisien. Sementara itu, dalam pendampingan creative marketing, tim dosen FEB UNY membimbing KWT Dadi Makmur dalam merancang strategi pemasaran yang unik dan menarik. Penggunaan media sosial, pengembangan materi promosi yang kreatif, dan penerapan konsep pemasaran inovatif menjadi fokus utama dalam membangun citra positif bagi produk-produk lokal KWT.

Dr. Sutirman, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FEB UNY yang juga tim pelaksana PkM dalam sambutannya menegaskan, “Kegiatan pengabdian ini sebagai wujud komitmen universitas dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal. Program ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun kapasitas dan potensi masyarakat desa.”

Senada dengan hal tersebut, Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd selaku Ketua Tim Dosen FEB UNY menyatakan, "Pendampingan ini bersifat stimulus agar kader atau pengurus KWT Dadi Makmur mempunyai kapasitas yang baik pada manajerial organisasi yang bersifat administratif, maupun teknis, sehingga potensi yang ada bisa berkembang dan produk yang dihasilkan bisa lebih optimal".

Anggota KWT Dadi Makmur juga menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada tim dosen FEB UNY atas bimbingan yang telah diberikan. Ibu Hj. Rumiyati, selaku Ketua KWT Dadi Makmur, mengungkapkan, "Pendampingan ini tidak hanya membantu kami dalam meningkatkan penjualan, tetapi juga memberi kami kepercayaan diri untuk terus berkembang."

Dengan berhasilnya program ini, diharapkan pemberdayaan serupa dapat terus dilaksanakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. (lasmi)

BUMDes Bisa Picu Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan

Desa menjadi salah satu unit terkecil pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, peran desa dalam membantu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat sangatlah besar. Melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), pemerintah desa dapat berperan meningkatkan kesejahteraan warganya. Dewasa ini Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sudah banyak terbentuk di penjuru daerah di Indonesia namun masih belum optimal. Demikian disampaikan Harlina Sulistyorini, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam kuliah praktisi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY, Rabu (1/11).

Mengawali acara, Dekan FEB Prof. Dr. Siswanto dalam sambutannya menuturkan bahwa FEB UNY memiliki fokus tersendiri pada pengembangan UKM (Usaha Kecil dan Menengah). “Core FEB UNY adalah pengembangan UMKM dan tentu sebagian besar ada di desa. Perusahaan nasional dan internasional jumlahnya tidak sebanyak UMKM. Topik pengembangan UKM juga menjadi salah satu fokus pada pertemuan AFEBI di FEB UNY tahun ini,” terangnya.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO. “UNY dan Kemendes seperti kakak-adik karena menterinya juga lulusan UNY. Banyak orang desa yang pergi ke kota, tetapi di kota sudah banyak orang hebat. Mengapa kita tidak membangun desa? UNY memiliki program “Kampus Emas” atau “UNY Bangun Desa” yang pada tahun ini ada di Seyegan. Kami membantu mengembangkan income generating desa,” urainya.

Harlina mengajak mahasiswa mengidentifikasi potensi-potensi di desanya yang bisa dikembangkan dan menjadi sumber kesejahteraan warganya. Dwi, salah satu mahasiswa yang berasal dari Wonogiri menyampaikan bahwa usaha di desanya yang sudah turun temurun adalah jamu tradisional, tetapi kini kejayaannya makin menghilang bahkan sebelum mereka lahir. Inovasi tentu diperlukan untuk menghidupkan dan membangun kembali reputasi jamu tradisional.Sambutan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

“Harus ada pemberdayaan produk melalui BUMDes. Bahkan bila perlu, desa tidak hanya membuat BUMDes sendiri tetapi juga mendirikan BUMDes antar desa,” terang Harlina.

Harlina melanjutkan, ada berbagai jenis usaha yang bisa dikerjakan BUMDes. “Mulai dari pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan dan pelestarian budaya, pengolahan/peningkatan nilai tambah berbasis sumber daya lokal, layanan jasa keuangan mikro, pengelolaan internet, keperantaraan barang, jasa, dan keagenan, dan lainnya. Tapi BUMDes tidak boleh bersaing dengan usaha-usaha masyarakat, khususnya usaha skala individu dan rumah tangga sehingga bisa mematikan usaha masyarakat. Justru, BUMDes harus dapat memicu pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat,” lanjut Harlina. (fdhl)

FEB Unnes Pelajari Pengembangan dan Pengelolaan Laboratorium di FEB UNY

Sebanyak enam orang perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengunjungi FEB UNY, Rabu (1/11) lalu. Dipimpin coordinator laboratorium, Dr. Bestari Dwi Handayani, rombongan tersebut mengunjungi Departemen Pendidikan Administrasi FEB UNY. Rombongan FEB Unnes disambut Ketua Departemen Dr. Rosidah beserta para dosen. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai upaya studi banding pengembangan dan pengelolaan laboratorium.

Sebagaimana disampaikan Handayani, FEB Unnes masih berupaya melakukan berbagai hal agar laboratorium yang tersedia di FEB Unnes bisa diberdayakan sebagai fasilitas pembelajaran tidak hanya bagi mahasiswa FEB Unnes tetapi juga bagi masyarakat umum. “Oleh karena itu kami mengunjungi FEB UNY untuk bersama-sama melihat dan mempelajari pengelolaan di UNY,” terangnya.

Koordinator Laboratorium Pendidikan Administrasi Yuliansah, M.Pd. menyampaikan bahwa laboratorium di Pendidikan Administrasi sudah ada sejak 2010 saat FEB masih bersama di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE). “2012 sudah diluncurkan untuk umum. Selain mahasiswa, pangsa pasar kami adalah siswa SMK dan guru-guru,” katanya.

Yuliansah melanjutkan, di FEB terdapat laboratorium tingkat fakultas, tingkat departemen, dan tingkat program studi. “Laboratorium Simulasi Perkantoran contohnya digunakan untuk tempat praktik simulasi perkantoran serta tempat uji kompetensi administrasi perkantoran. Sementara itu, Laboratorium Teknologi Perkantoran sering digunakan sebagai tempat praktik untuk SMK, selain pernah digunakan oleh perguruan tinggi lain dan umum,” tambahnya. (fdhl)

Dr. Selva Bagikan Pengalamannya di FEB UNY

Pendidikan adalah untuk sepanjang hayat, ungkapan ini senantiasa relevan, dan inilah yang diyakini Dr Seloamoney Palaniandy, sosok pendidik asal Malaysia yang mengunjungi FEB UNY kesekian kalinya, beberapa waktu lalu. Pengajar yang kini aktif di Universitas Goroka, Papua Nugini ini, memberikan kuliah singkat kepada mahasiswa S1, S2, dan S3 di FEB UNY. Sebanyak lebih dari 300 mahasiswa menghadiri acara yang diselenggarakan di ruang Auditorium FEB UNY. Acara dimoderatori oleh dosen Nindya Nuriswati Laili, M.Sc. pada sesi dengan mahasiswa S1 dan oleh Arum Darmawati, M.M. pada sesi dengan mahasiswa S2 dan S3.

Dalam materinya, Selva mengajak mahasiswa S1 untuk mau berbenah diri. Tantangan sekarang adalah Artificial Intelligence (AI) yang mengancam sebagian profesi. “Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja RI, 673.485 orang dari 8,42 juta pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi. Isu yang kini muncul adalah ketidakmampuan lulusan untuk mendapatkan peluang yang cocok dengan bidang ilmu mereka,” urainya.

Selva melemparkan istilah ‘Graduate Marketability’ yang ia sebut sebagai kompatibilitas untuk memasuki pasar kerja. “Bisa juga kita artikan cara kita untuk membuat keahlian kita lebih menarik di depan para perekrut. Sementara itu, ‘Graduate Employability’ adalah kemampuan dari lulusan untuk mendapatkan pekerjaan setelah diluluskan. Dengan kata lain, kemampuan para lulusan untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan,” tambah Selva.

Sementara kepada mahasiswa S2 dan S3, Selva memancing mereka untuk lebih banyak menulis dan melahirkan penelitian yang bermutu. “Penelitian yang bagus atau ‘Good Research’ adalah standar yang diterima dan terikat atau terbangun di atas norma-norma kualitas yang diterima secara luas oleh para anggota komunitas akademisi,” terangnya.

Menurut Selva, ada beberapa hal yang membuat sebuah tesis atau disertasi menjadi cacat. “Di antaranya, ketidakjelasan arah/topik/tema, latar belakang masalah yang tidak kuat, literatur yang tidak relevan atau terlalu lama, metodologi dan alat pengukuran yang tidak cocok, pernyataan yang bias atau tercampur opini pribadi, mengutip jurnal atau penulis yang tidak diketahui, dan penataan bab yang tidak imbang/tertata/terjalin baik,” lanjutnya. (fdhl)

BSI Institute Jajaki Kemungkinan Kerja Sama Riset dengan FEB UNY

Sebagai salah satu bank plat merah, Bank Syariah Indonesia (BSI) terus berupaya bertumbuh dan berkembang, terutama dalam dunia perbankan syariah. Untuk itu, BSI memiliki satu lembaga tersendiri yang bernama 'BSI Institute' yang berfungsi sebagai think tank dan menangani berbagai riset, analisis, hingga pengembangan produk perbankan. BSI Institute secara rutin menerbitkan laporan triwulan hasil kajian internal yang diberi nama 'BSI Institute Quarterly'. Demikian dipaparkan Head of BSI Institute, Dr. Luqyan Tamanni saat mengunjungi FEB UNY bersama sejumlah perwakilan BSI Institute dan BSI Yogyakarta beberapa waktu lalu. Delegasi BSI diterima oleh tim perwakilan Unit Urusan Internasional dan Kemitraan (UUIK) FEB UNY yaitu Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. dan Eka Ary Wibawa, M.Pd.

Luqyan melanjutkan, BSI Institute tertarik untuk memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. “BSI Institute ingin turut berkontribusi dalam pengembangan literasi ekonomi syariah selain juga mengembangkan produk perbankan syariah sendiri. Hal ini dilakukan melalui sejumlah langkah, yaitu saling berbagi informasi/data, joint research, dan literacy agenda yang meliputi publikasi penelitian bersama ataupun penyelenggaraan seminar/konferensi bersama,” urai Luqyan.Luqyan Tamanni dan Mimin Nur Aisyah

Mimin mengungkapkan bahwa meskipun FEB UNY belum memiliki program studi ekonomi islam/syariah, FEB UNY telah memiliki laboratorium perbankan syariah bernama Islamic Mini Bank (IMB). “IMB sudah berdiri sejak 2014 dan dijalankan oleh mahasiswa dan sudah memiliki nasabah dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di UNY serta sudah memiliki sejumlah produk perbankan,” urainya.

Sementara itu, Eka menyambut baik kunjungan dari BSI Institute ini. “Ada beberapa dosen kami yang memiliki ketertarikan dan bidang ilmu dalam ekonomi islam, industri halal, dan lainnya. Kerja sama dengan Lembaga seperti BSI Institute tentu memberikan peluang baru dalam pengembangan penelitian dan literasi ekonomi syariah,” tuturnya. (fdhl)

Hadapi Akreditasi, FEB Universitas Tadulako Lakukan Benchmarking ke FEB UNY

FEB UNY menerima kunjungan dari tim taskforce akreditasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tadulako (Untad), Palu, beberapa waktu lalu. Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, Umum, dan Sumber Daya FEB UNY beserta sejumlah pejabat dan tim taskforce Manajemen FEB UNY menerima tamu yang dipimpin oleh Ketua Jurusan Manajemen FEB Untad, Dr. Maskuri Sutomo, M.Si. Kunjungan ini sebagai persiapan bagi FEB Untad menghadapi proses akreditasi.

Maskuri menjelaskan maksud kedatangan timnya yang terdiri dari sekretaris jurusan, kaprodi D3 Pemasaran dan tim taskforce akreditasi. “Kami ingin mengetahui langkah-langkah yang ditempuh UNY dalam meraih akreditasi FIBAA dan selain itu juga menjajaki kemungkinan kerja sama dalam berbagai hal seperti visiting professor atau joint research,” terangnya.Foto Bersama Ali Muhson, Lies Endarwati, Arum Darmawati, Penny Rahmawaty, Maskuri Sutomo

Maskuri menambahkan, FEB Untad sudah melakukan beberapa hal yang diperlukan dalam mendukung akreditasi. “Kami sudah melakukan konferensi internasional, bahkan untuk mahasiswa. Selain itu, internasionalisasi juga diupayakan dengan kesepakatan joint research bersama kampus luar. Kami juga masih menuju unggul di LAMEMBA,” tambahnya.

Tim Taskforce Manajemen FEB UNY, Penny Rahmawaty, M.Si. menyampaikan bahwa FEB UNY memilih akreditasi FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation) karena beberapa pertimbangan. “Tim penjaminan mutu menyarankan kami mengambil akreditasi FIBAA karena menggunakan standar pendidikan Eropa. FIBAA menggunakan Self Evaluation report yang diisi oleh program studi. Kemudian ada joint share yang diisi oleh fakultas dan universitas. Berkat kerja keras semua pihak, FEB UNY berhasil meraih akreditasi FIBAA, bahkan tanpa catatan,” urai Penny. (fdhl)

SMA ABBS Surakarta Belajar Investasi di FEB UNY

Guna mengenalkan para siswa kepada dunia perkuliahan dan kampus-kampus terbaik di Indonesia, SMA ABBS (Al Abidin Bilingual Boarding School) Surakarta mengajak para siswanya berkunjung ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis beberapa waktu lalu. Demikian disampaikan perwakilan rombongan SMA ABBS Surakarta. Di FEB UNY, rombongan diberikan materi pelatihan saham yang disampaikan oleh kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia (KE BEI) Yogyakarta dan dari FAC Sekuritas Indonesia Yogyakarta bekerjasama dengan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB UNY.

Dalam paparannya, Arief Ryan Maulana yang menjadi Duta Pasar Modal KP BEI Yogyakarta mengajak para siswa untuk mengenal investasi lebih jauh lagi. “Tabungan tidak akan berubah nilainya bahkan bisa berkurang akibat inflasi. Sedangkan investasi bisa menjadi warisan masa depan, harga saham juga selalu terkendali dan terjangkau serta aman karena diawasi oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” urainya.Hery Gunawan Muhamad

Arief melanjutkan, untuk menjadi pemilik saham sebuah perusahaan tidak sulit. “Cukup membeli 1 lot atau 100 lembar saham kita sudah dianggap sebagai pemilik saham dan bisa mendapatkan dividen dari perusahaan,” tambahnya.

Branch manager FAC Sekuritas Indonesia Yogyakarta, Hery Gunawan Muhamad, mengajak para siswa untuk tak ragu memulai investasi saham sejak sekolah. “Menurut data di tahun 2020, populasi mayoritas adalah generasi Z sebesar 27,94%. Tidak perlu menunggu lulus sekolah untuk memulai belajar investasi. Tentu ada rasa bangga tersendiri, jika kita bisa menjadi pemilik saham perusahaan. Tidak hanya sekedar pegawai atau karyawan. Apalagi kalau ditanya oleh calon mertua,” kelakarnya. (fdhl)

Benchmarking FEIS UIN Suska Riau ke FEB UNY

Rombongan dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau berkunjung ke FEB UNY beberapa waktu lalu. Rombongan dipimpin langsung oleh Dekan Dr. Hj. Mahyarni, M.M., dan didampingi sejumlah pejabat dan kaprodi. FEB UNY diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni (AKA), Wakil Dekan Bidang Riset, Kerja Sama, Sistem Informasi, dan Usaha, Koordinator Program Studi S1 Akuntansi, dan Unit Penjaminan Mutu FEB UNY. Sebagaimana disampaikan Mahyarni, kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui berbagai hal yang dilakukan untuk menunjang akreditasi Lembaga.

“Kunjungan ini dalam rangka benchmarking tiga program studi kami yang akan diakreditasi. Kami ingin mengetahui bagaimana tata kelola, kurikulum, dan pengembangan-pengembangan yang dilakukan di FEB UNY,” urai Mahyarni.

Wakil Dekan AKA FEB UNY, Dr. Sutirman menerima dengan tangan terbuka rombongan dari Sumatra tersebut. “Mudah-mudahan bisa menjadi wasilah menjalin kerja sama dalam rangka pengembangan institusi masing-masing,” ujar Sutirman.

Dr. Siti Umi Khayatun Mardiyah dari Unit Penjaminan Mutu FEB UNY menegaskan, tantangan akreditasi tidak hanya untuk mendapatkan nilai semata. “Akreditasi tidak sekadar mengumpulkan informasi untuk menjawab kriteria-kriteria standar akreditasi, tetapi juga menjadi bagian kami untuk meningkatkan kualitas pengelolaan institusi,” terangnya.

Umi melanjutkan, FEB UNY telah mendapatkan sejumlah raihan akreditasi yang baik. “Sistem penjaminan mutu internal berjalan dengan baik. Kami selaku unit penjaminan mutu internal memetakan mana instrumen yang berbeda antara LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) dan BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi). Lalu kami dorong setiap prodi untuk melengkapi setiap instrumen,” tambah Umi. (fdhl)

Dibutuhkan Peran Dosen dan Alumni dalam Peningkatan Bidang Kemahasiswaan

Bidang Kemahasiswaan FEB UNY melakukan kunjungan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang beberapa waktu lalu. Rombongan dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FEB UNY Dr. Sutirman, M.Pd. dan diikuti oleh para dosen pembimbing kemahasiswaan dan juga Kepala Layanan Administrasi dan perwakilan staf administrasi FEB UNY. Rombongan diterima oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sumber Daya Prof. Dr. Amin Pujiati, M.Si., perwakilan pembimbing kemahasiswaan dan juga sebagian mahasiswa pengurus organisasi.

Dalam sambutannya, Agung Yulianto mengucapkan selamat datang kepada rombongan FEB UNY. “Kami berterima kasih kepada FEB UNY yang sudah memberikan kesempatan kepada kami beberapa waktu lalu untuk berkunjung. Setelah kunjungan itu kami terapkan rekomendasi yang kami dapatkan di sana. Di antaranya adalah apresiasi dan awarding kepada mahasiswa berprestasi,” urai Agung.

 Menanggapi Agung, Sutirman menyampaikan bahwa FEB UNY meyakini bidang kemahasiswaan FEB Unnes kini lebih maju. “Ini memang kunjungan balasan kami yang bertujuan untuk meningkatkan pembinaan prestasi mahasiswa di FEB UNY,” ujarnya.

Agung melanjutkan, FEB Unnes melalui bidang kemahasiswaan banyak menciptakan program-program untuk memajukan prestasi mahasiswa. “Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi ujung tombak pusat-pusat pengembangan prestasi. Kami juga menyusun buku panduan pengembangan softskill untuk membantu mahasiswa berkembang sesuai potensi mahasiswa,” lanjutnya.

“Ada beberapa pola pengembangan. Yang pertama yaitu softskill dan karir, meliputi kewirausahaan, public speaking, dan career coaching. Yang kedua, prestasi mahasiswa berupa pendampingan mapres, dan penganugerahan prestasi. Yang berikutnya karakter dan kepemimpinan, meliputi studium general, lokakarya, dll.,” urai Agung.

Usai kunjungan, tim FEB UNY melakukan workshop pembinaan bidang kemahasiswaan yang dipandu oleh Endra Murti Sagoro, M.Sc. dan Yolandaru Septiana, M.Pd. Endra yang kerap menjadi pembimbing Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) menyampaikan bahwa dosen berperan penting dalam peningkatan prestasi mahasiswa.

“Dosen semestinya bisa membantu mahasiswa untuk fokus berprestasi, memberikan motivasi dan inspirasi, memperkuat kompetensi mahasiswa, dan memberikan sumberdaya dan bimbingan,” terangnya.

Sementara Yolandaru membagikan sejumlah ide untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam berprestasi. “Agar prestasi mahasiswa optimal, tentu dibutuhkan peran dosen pembimbing, kebijakan kampus yang mendukung, dan adanya penghargaan bagi yang berprestasi. Mahasiswa juga bisa didorong untuk ikut lomba dengan beberapa cara, yaitu dengan inisiatif sendiri, atau ditunjuk oleh dosen, atau dilibatkan dalam penulisan artikel bersama dosen,” urai Yolandaru.

Selain itu, Yolandaru melanjutkan, peran alumni tak kalah pentingnya dalam membantu pembinaan kemahasiswaan. “Alumni adalah aset yang perlu diberdayakan, terutama yang semasa mahasiswa kerap berprestasi di berbagai lomba. Kampus tidak boleh putus komunikasi, terutama apabila dalam proses pendampingan atau bimbingan lomba. Mereka juga bisa dilibatkan dalam penulisan artikel bersama dosen, serta dihargai dengan honor atau fee yang sepantasnya,” ujar Yola. (fdhl)

Pages