Teliti Kebijakan Moneter Syariah, Aula Raih Gelar Doktor Ekonomi Islam

Perbankan syariah semakin berkembang dan diminati. Semakin banyaknya transaksi berbasis keuangan syariah menyebabkan pemerintah juga semakin perlu menciptakan berbagai kebijakan terkait. Dengan semakin melimpahnya transaksi berbasis syariah, makin banyak portofolio aset dari perbankan syariah. Atas dasar itu, Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, S.E., M.Si, dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi, meneliti dan meraih gelar Doktor Ekonomi Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pada penelitian ini, Aula mencoba menyelidiki bagaimana perbankan syariah juga turut berperan dalam pembentukan penggelembungan harga aset pada aset saham biasa. “Penelitian ini bertujuan menganalisis interrelationship shock antara kebijakan moneter, variabel aset perbankan syariah, harga aset, dan kinerja ekonomi makro Indonesia menggunakan persamaan struktural simultan,” ungkapnya.

Dalam penelitian ini, Aula mengkaji efektivitas kebijakan moneter dengan menggunakan data bulanan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2020. Variabel yang digunakan adalah BI 7-days (reverse) repo rate, SBI Syariah, Money Asset, Pembiayaan, Ekuivalensi Tingkat Bunga, Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Saham Syariah Indonesia, Rata-rata Return Obligasi, Indeks Harga Properti Residensial, Harga Emas, Inflasi dan Indeks Produksi Industri yang dianalisis dalam model Structural Vector Autoregression (SVAR) dengan restriksi.

Aula menyimpulkan, portofolio aset masih banyak yang diletakkan pada saham sehingga mempengaruhi variabilitas dan volatilitas. Apabila alokasi manajemen aset bank syariah pada aset masih mengandung gelembung harga, dapat diartikan prinsip syariah masih kurang sempurna dipraktikkan. (fdhl-ed:ekki)