seminar

Hima AKSI UNY Ajak Melek Fintech

Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMA AKSI) Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan seminar nasional financial technology (fintech) dengan tema “Bijak Mengaplikasikan Financial Technology di Era Ekonomi Digital” yang bertempat di Auditorium Pascasarjana Lt. 7 UNY, Sabtu (20/10) kemarin. Seminar Nasional ini dihadiri oleh 250 peserta yang terdiri dari kalangan umum, mahasiswa UNY, dan tamu undangan yang terdiri dari dosen, ketua organisasi mahasiswa (ormawa) di FE UNY, dan beberapa instansi keuangan.

Acara seminar nasional dibuka secara resmi oleh ketua pelaksana dan Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., CA. Inti acara yang dimoderatori oleh Vivi Usmayanti dari Generasi Cerdas Keuangan dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama diisi oleh dua narasumber yaitu Probo Sukesi dari Kepala/Asisten Direktur Tim Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia DIY dan Fahmi Ardi selaku Marketing Operational Coordinator cicil.co.id.

Cicil.co.id merupakan salah satu platform teknologi finansial (tekfin) yang memungkinkan mahasiswa berbelanja online dengan cicilan ringan per bulan (cicil.co.id). Selain cicil, ada banyak sekali aplikasi maupun platform tekfin serupa. Jika tidak berbekal wawasan, tentu aplikasi dan platform tersebut tidak akan mendatangkan manfaat; justru bisa menambah beban dengan utang-utang yang tidak bisa disikapi dengan bijak.

Selanjutnya, sesi kedua diisi oleh narasumber dari Analis Hukum Keuangan (PPATK) yaitu Roby Permana Amri dan Reza Havies yang menjabat sebagai Accountant Chief Representative in Indonesia CPA Australia. CPA Australia adalah salah satu wadah akuntan yang menyediakan program sertifikasi bagi para akuntan. Dengan menjadi anggota CPA Australia dan mendapat sertifikasinya, seorang akuntan akan mendapatkan banyak keuntungan, di antaranya, menjadi akuntan yang diakui secara internasional. (fadhli)

Miliki Pola Pikir Inovatif di Era Disrupsi

Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan seminar internasional bertajuk International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science, Jumat (31/8). Bersamaan dengan itu, Jurusan Manajemen FE UNY juga menggelar Annual Conference on Management Challengese (AcoMC) 2018. Seminar ini membahas permasalahan teraktual di bidang ekonomi, bisnis, dan manajemen, serta ilmu sosial di tengah meledaknya revolusi industri keempat.

Hadir sebagai pemateri adalah Prof. Moh. Nazari bin Ismail dari Universitas Malaya, Malaysia, Dr. Douglas S. Rolph dari Singapore University of Technology and Design, Dr. Jane Liu dari Chaoyang University of Technology, Taiwan, dan Setyabudi Indartono, Ph.D. dari FE UNY.

Nazari menyoroti kegagalan sistem yang ada di dunia dalam mengantisipasi revolusi industri ke-4 ini. Berbagai pengangguran baru muncul dari kalangan terdidik. Amerika Serikat menghadapi tantangan di bidang ekonomi dari berbagai pasar baru di periode kepemimpinan Donald Trump. “Sementara di Jepang, mulai bermunculan tenda-tenda yang didirikan orang yang tak mampu memiliki properti,” terangnya.

Sementara itu, Rolph menyatakan, adalah tugas kita para pendidik untuk menyiapkan generasi muda dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang. “Era disrupsi teknologi punya implikasi terhadap bidang yang luas, dan bahkan nilai ekonomi yang terdampak sangat besar. Dalam 10 tahun ke depan, banyak pekerjaan rutin yang akan menghilang. Oleh karena itu, diperlukan revolusi mental dalam menghadapinya,” ujarnya.

Rolph melanjutkan, ada pola pikir inovasi yang harus dimiliki dalam era disruptif ini. “Pertama, identifikasi apa yang penting. Kedua, biasakan diri dengan ketidakpastian. Tiga, beradaptasi dengan informasi yang terbatas,” tambahnya.

Dalam sambutannya membuka acara mewakili Rektor, Wakil Rektor I UNY menyatakan bahwa internet menjadi salah satu faktor kunci dalam era disrupsi. “Konektivitas adalah hal yang makin lumrah. Pertumbuhan ekonomi akan makin pesat dengan adanya revolusi industri ini. Di sisi lain, isu kesetaraan dan perubahan iklim akan tetap menjadi tantangan yang tak bisa diabaikan,” ucapnya.

Seminar dihadiri oleh lebih dari 150 akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan institusi.

Pages