seminar

ICEBESS & ACoMC 2023: Potential and Ethical Issues of The Use of AI

More than 300 participants attended the international seminar entitled International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2023 which coincides with the Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) 2023. As the speakers are, a lecturer of the Accounting Education Department Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., CA, CFP., a lecturer of Universiti Malaya Malaysia Prof. Dr. Noor Ismawati Binti Jaafar, and a lecturer of Nagoya University, Japan, Frendy, Ph.D. The seminar was attended by the lecturers, students, and the representative of UNY officials. This annual seminar was opened by the Rector of UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO who attended the seminar online. This seminar was held in collaboration with several co-hosts., Iin the opening speech, Sumaryanto greeted the audience. “Artificial Intelligence provides opportunity and potential to improve the quality of education, economy, and business. We must be able to provide solutions with the existence of AI to facilitate our lives,” he explained.

Moreover, Prof. Setyabudi Indartono who gave a speech representing The Dean of FEB UNY stated that the seminar is aimed at providing opportunities for researchers, professionals, practitioners, and academics to share their ideas. “This seminar is expected to publish various articles that can enrich empirical findings and contribute to world civilization,” he said.

As the first presenter, Noor Ismawati stated that AI can be beneficial for economic and industrial labor. “With the advantages, AI can help in fostering decision-making by providing data analysis. AI increases the accuracy and the speed of prediction of industrial maintenance thus cutting the cost and production time. Besides, AI can be used for improving cybersecurity effectively and efficiently, and also help to find fraud quickly,” he explained.

Meanwhile, Ratna Candra Sari stated that ethics must be a thing to consider in the use of AI. Ratna raised several issues, including how AI interacts ethically with other AI, how AI interacts with human beings, and how AI interacts in society. “AI can monitor data, including humans. Besides that, the use of AI has an impact on carbon emissions which is are bigger than humans,” she explained. 

Frendy added, AIathat canis able to interact with humans directly, generates images or text, and shows NLP (Natural Language Processing), iswhich are one of the sub-groups of AI named ‘AI Generative’. “AI Generative is trained using big data, which is basically cillwritten by various people. Based on McKinsey Global Institute data, AI contributes at least 2,6-8 trillion dollars to the global economy. The advantages of AI are extraordinary., Chat GPT can even pass the CPA test. Blake Oliver, a public accountant, argues, AI Generative can drive the productivity we always wanted, especially in the fields of auditing and taxation,” Frendy explained.

Frendy continued, in the end, as one member of professional accountants advised, it doesn’t matter how good AI is, but the humans as the users who must take an action to accept, reject, or change what has been processed by AI. (ella/tyan/fdhl)

 

ICEBESS & ACoMC 2023: Potensi dan Isu Etika di Balik Penggunaan AI

Sebanyak lebih dari 300 peserta menghadiri seminar internasional bertajuk International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2023 yang berbarengan dengan Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) 2023. Bertindak selaku pembicara yaitu dosen dari Departemen Pendidikan Akuntansi Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., CA, CFP., dosen dari Universiti Malaya Malaysia Prof. Dr. Noor Ismawati Binti Jaafar, dan dari Nagoya University, Jepang, Frendy, Ph.D. Seminar juga dihadiri dosen, mahasiswa, dan perwakilan pejabat di lingkungan UNY. Seminar tahunan ini dibuka secara langsung oleh Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO yang hadir secara daring. Seminar ini terselenggara atas kerja sama dengan sejumlah co-host seperti

Dalam sambutannya membuka acara, Sumaryanto mengucapkan selamat datang kepada peserta seminar. “Kecerdasan Buatan (AI) memberikan kesempatan dan potensi untuk memperbaiki kualitas pendidikan, ekonomi, dan bisnis. Kita harus bisa berupaya untuk terus menyediakan solusi-solusi dengan keberadaan AI sehingga mempermudah kehidupan kita,” terangnya.

Sementara itu, Prof. Setyabudi Indartono yang memberikan sambutan mewakili Dekan FEB UNY menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk menyediakan kesempatan kepada para peneliti, profesional, praktisi, dan akademisi saling berbagi gagasan. “Dengan seminar ini diharapkan terbit berbagai artikel yang bisa memperkaya temuan empiris dan berkontribusi dalam peradaban dunia,” pesannya.

Diberikan kesempatan sebagai penyampai materi pertama, Noor Ismawati menyatakan bahwa AI mampu memberikan banyak kemudahan bagi para pelaku ekonomi dan industri. “Dengan kelebihannya, AI dapat membantu memberikan keputusan yang lebih cepat dengan menyediakan analisis data yang lebih cepat. AI dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan prediksi terhadap pemeliharaan industri, sehingga memotong biaya dan waktu. Selain itu, AI juga bisa membantu meningkatkan keamanan siber perusahaan secara lebih efektif dan efisien, serta membantu menemukan fraud dengan lebih cepat,” urainya.

Sementara Ratna Candra Sari mengungkapkan, AI dalam penggunaannya juga harus tetap menggunakan etika. Ratna menyampaikan beberapa isu, di antaranya, bagaimana AI berinteraksi secara etis dengan sesama AI, bagaimana AI berinteraksi dengan manusia, dan bagaimana AI berinteraksi dalam masyarakat. “AI bisa memantau semua data, termasuk juga memantau manusia di dalamnya. Selain itu, penggunaan AI juga berdampak pada emisi karbon yang ternyata lebih besar daripada manusia,” urainya.

Frendy selanjutnya menambahkan bahwa AI yang mampu berinteraksi secara langsung, menghasilkan gambar atau teks, dan menampilkan NLP (Natural Language Processing), adalah satu sub kelompok AI tersendiri yang disebut ‘AI Generative’. “AI Generative dilatih dengan menggunakan data yang besar, yang pada dasarnya adalah teks yang ditulis oleh berbagai orang. Berdasarkan data dari McKinsey Global Institute, AI berkontribusi setidaknya 2,6-8 triliun Dollar terhadap ekonomi global. Kelebihan AI begitu luar biasa, ChatGPT bahkan bisa lulus dari tes CPA. Blake Oliver seorang akuntan publik berpendapat, AI Generative dapat mendorong produktivitas yang selama ini kita inginkan, terutama dalam audit dan perpajakan,” urai Frendy.

Frendy melanjutkan, pada akhirnya, sebagaimana seorang anggota berpesan, tidak penting seberapa bagus AI, tetapi manusialah sebagai penggunanya yang harus berbuat, dan memutuskan untuk menerima, menolak, atau mengubah apa yang sudah diproses oleh AI. (fdhl)

ICEBESS- ACOMC: Uncover New Concept of Education and Business

As a form of scientific development in the fields of economics, business, and education, the Faculty of Economics, Universitas Negeri Yogyakarta held an international seminar on ICEBESS and ACOMC 2022 on Saturday (15/10). As reported by the Chair of the Committee, Penny Rahmawaty, M.Sc., this conference was attended by more than 700 participants from all over the world offline and online. ICEBESS and ACOMC are the main platforms for delivering new and creative research results in the fields of economics, accounting, education, and management, both theoretical and applied. This conference brings together researchers, scientists, and students in economics and business interests from around the world.

In his opening remarks, the Dean of FE UNY, Dr. Siswanto stated that FE UNY is committed to addressing issues of education as well as economy and business, which in the past two years have been heavily affected by the pandemic. In line with that, the Vice Rector for Planning and Cooperation of UNY, Prof. Dr. Siswantoyo expressed his hope that with this seminar, practitioners, lecturers, and students could exchange ideas and formulate various concepts and theories that became the basis for future research or other collaborations.

This international seminar introduced three main speakers, namely Ben-Roy Do, Ph.D. from Fu Jen Catholic University (Taiwan), Fitra Roman Cahaya, Ph.D. (University of Essex, England), and Mahendra Adhi Nugroho, Ph.D. (Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia). This international seminar addresses issues related to their impact on economics, management, accounting, and education. The theme of this year's seminar is “New Concepts of Education and Business: Challenges for Academics and Practitioners”, as the global economy in 2022 faces an increasing risk of changing post-pandemic environment. Therefore, ICEBESS-ACOMC continues to seek to invite academics, practitioners, and students to respond to these issues.

This ICEBESS-ACOMC international seminar is an annual event organized by the Faculty of Economics, Universitas Negeri Yogyakarta since 2014 and has invited many speakers from all over the world. This international seminar is expected to be a place to share knowledge for all researchers and can make a real contribution to scientific development, especially in the fields of economics, education, accounting, and management. This activity also involved eleven other universities as co-hosts and 120 articles were presented in parallel sessions. (lina/fdhl-ed:lia)

ICEBESS- ACOMC: Mengungkap Konsep Baru Pendidikan dan Bisnis

Sebagai wujud pengembangan keilmuan di bidang ekonomi, bisnis, dan pendidikan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan seminar internasional ICEBESS dan ACOMC 2022 pada Sabtu (15/10) lalu. Sebagaimana dilaporkan Ketua Panitia, Penny Rahmawaty, M.Si., kegiatan ini diikuti lebih dari 700 peserta dari seluruh dunia secara luring dan daring. ICEBESS dan ACOMC merupakan platform utama untuk mempresentasikan hasil penelitian baru dan kreatif di bidang ekonomi, akuntansi, pendidikan, serta manajemen baik teoretis maupun terapan. Konferensi ini mempertemukan para peneliti, ilmuwan, dan mahasiswa dalam bidang minat ekonomi dan bisnis dari seluruh dunia.

Dalam sambutannya mengawali acara, Dekan FE UNY Dr. Siswanto menyatakan bahwa FE UNY berkomitmen dalam isu-isu pendidikan sekaligus juga ekonomi dan bisnis yang dalam dua tahun ini telah banyak terdampak pandemi. Senada dengan itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. Siswantoyo menegaskan harapannya bahwa dengan seminar ini, para praktisi, dosen, dan mahasiswa dapat bertukar pikiran serta merumuskan berbagai konsep dan teori yang menjadi dasar bagi penelitian ataupun kerjasama lainnya di masa depan.

Kegiatan seminar internasional ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Ben-Roy Do, Ph.D. dari Fu Jen Catholic University (Taiwan), Fitra Roman Cahaya, Ph.D. (University of Essex, England), dan Mahendra Adhi Nugroho, Ph.D. (Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia). Seminar internasional ini menanggapi isu-isu yang terkait dengan dampaknya terhadap ekonomi, manajemen, akuntansi, dan pendidikan. Tema seminar tahun ini adalah “Konsep Baru Pendidikan dan Bisnis: Tantangan bagi Akademisi dan Praktisi”, di mana perekonomian global tahun 2022 menghadapi peningkatan risiko perubahan lingkungan pandemi. Oleh karena itu, ICEBESS-ACOMC terus berupaya mengajak para akademisi, praktisi, dan mahasiswa untuk merespon isu tersebut.

Kegiatan seminar internasional ICEBESS-ACOMC ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta sejak tahun 2014 dan telah menghadirkan banyak pembicara dari seluruh dunia. Seminar internasional ini diharapkan dapat menjadi ajang berbagi ilmu dan pengetahuan bagi seluruh peneliti dan dapat memberikan kontribusi nyata pada pengembangan keilmuan khususnya bidang ekonomi, pendidikan, akuntansi dan manajemen. Kegiatan ini juga melibatkan sebelas universitas lain sebagai co-host serta 120 artikel yang dipresentasikan dalam sesi pararel. (lina/fdhl-ed:lia)

ICEBESS & ACoMC 2021: Reviving Economy and Education is Our Responsibility

The Faculty of Economics, UNY, held the International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) and at the same time the Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) for two days, 15-16 October 2021. These two seminars presented six international speakers from 3 different continents, namely Debra S. Lee (Vanderbilt University, United States), Prof. Dr. Ruzita Jusoh (University of Malaya, Malaysia), and Dr. Moon Moon Hussain (B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science and Technology, India) at the first session in the morning. In the second session, Prof. Tzu-Hua Wang, Ph.D (National Tsing Hua University Taiwan), Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. (State University of Yogyakarta), and Dr. Ahmad Daryanto (Lancaster University, United Kingdom).

Since the Covid-19 pandemic hit, many educational institutions and business institutions have to adapt. Most of them have switched to online mode, where educational institutions provide online education and business institutions move employees home to work online, while some who cannot keep up with this change have been forced to reduce employees, and even close their businesses. There are indications that this online practice will remain popular even after the pandemic ends as stated by Debra Lee in her presentation.

Debra continued, in several educational institutions, the use of learning technology to facilitate e-learning has begun, so that various programs, tools, and technology platforms that were previously foreign are now widely used, such as Camtasia, Quizziz, Google Classroom, Duolingo, Udemy, etc. Various universities in the United States are now starting to build their learning development resources. According to Debra, teachers need help in adapting their learning to the use of technology, and they must also use the technology with their students. Technology must be utilized appropriately to be effective.

Under the theme “Surviving the Pandemic: Education and Business Strategic Empowerment as a Key Factor in Revitalizing National Economy”, this seminar was held in collaboration with partner universities such as B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science & Technology and Vellore Institute of Technology (VIT) Business School from India, then Universiti Teknologi Mara Malaysia, as well as two domestic campuses namely Wiralodra Indramayu University and Tidar University Magelang.

In his speech as one of the cohosts, Dr. A. Peer Mohamed, Vice-Chancellor of BSA Crescent Institute of Science and Technology, said that Indonesia and India have long-established brotherhood and partnership in various fields. "Innovation is one solution in overcoming various problems arising from the pandemic in various fields, including education and economic issues," he explained.

Opening this international seminar, the Chancellor of UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. stated that it is our responsibility to save the education, the economy, and the environment to revive the pulse of the national economy as a goal of sustainable development. This seminar was moderated by FE UNY lecturers Arum Darmawati, M.M. and Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. (fdh)

ICEBESS & ACoMC 2021: Pulihkan Pendidikan dan Ekonomi dari Covid-19 Tanggung Jawab Bersama

Fakultas Ekonomi UNY menyelenggarakan International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) dan sekaligus Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) selama dua hari 15-16 Oktober 2021 lalu. Kedua seminar ini menghadirkan enam pembicara internasional dari 3 benua berbeda, yaitu Debra S. Lee (Vanderbilt University, Amerika Serikat), Prof. Dr. Ruzita Jusoh (University of Malaya, Malaysia), dan Dr. Moon Moon Hussain (B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science and Technology, India) pada sesi pertama di pagi hari. Pada sesi kedua yaitu Prof. Tzu-Hua Wang, Ph.D (National Tsing Hua University Taiwan), Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D. (Universitas Negeri Yogyakarta), dan Dr. Ahmad Daryanto (Lancaster University, United Kingdom).

Semenjak pandemi Covid-19 melanda, banyak institusi pendidikan maupun lembaga usaha yang terpaksa menyesuaikan diri. Sebagian besar dari mereka sudah beralih ke moda daring, di mana institusi pendidikan menyelenggarakan pendidikannya secara online, dan lembaga usaha memindahkan karyawan ke rumah untuk bekerja secara daring, sementara sebagian yang tidak dapat mengikuti perubahan ini terpaksa mengurangi karyawan, bahkan menutup usaha. Ada indikasi bahwa praktik daring ini akan tetap populer meskipun pandemi berakhir. Demikian disampaikan Debra Lee dalam paparannya.

Debra melanjutkan, di sejumlah lembaga pendidikan, mulai ramai penggunaan teknologi pembelajaran guna memfasilitasi e-learning, sehingga berbagai program, alat, dan platform teknologi yang tadinya asing kini mulai luas digunakan, seperti Camtasia, Quizziz, Google Classroom, Duolingo, Udemy, dll. Berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat kini mulai membangun sumber-sumber pengembangan pembelajaran masing-masing. Menurut Debra, para guru/pengajar membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan penggunaan teknologi, dan mereka juga harus menggunakan teknologi tersebut bersama siswanya. Teknologi harus dapat digunakan secara tepat agar efektif.

Mengambil tema “Surviving the Pandemic: Education and Business Strategic Empowerment as a Key Factor in Revitalizing National Economy”, seminar ini terselenggara dengan kerjasama dari para perguruan tinggi mitra seperti B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science & Technology dan Vellore Institute of Technology (VIT) Business School dari India, kemudian Universiti Teknologi Mara Malaysia, serta dua kampus dalam negeri yaitu Universitas Wiralodra Indramayu dan Universitas Tidar Magelang.

Dalam sambutannya sebagai salah satu mitra, Dr. A. Peer Mohamed, Vice Chancellor dari BSA Crescent Institute of Science and Technology, menyampaikan bahwa Indonesia dan India telah lama menjalin persaudaraan dan kemitraan dalam berbagai bidang. “Inovasi menjadi salah satu solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul akibat pandemi di berbagai bidang, termasuk di antaranya dalam masalah pendidikan dan ekonomi,” urainya.

Membuka seminar internasional ini, Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. menyatakan bahwa ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk tetap menyelamatkan dunia pendidikan, ekonomi, dan lingkungan agar menghidupkan kembali denyut ekonomi secara nasional sebagaimana menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan. Seminar ini dimoderatori oleh dosen FE UNY Arum Darmawati, M.M. dan Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. (fdh)

FE UNY Selenggarakan ACoMC dan ICEBESS Secara Daring

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Seminar Internasional secara daring Sabtu (4/10) lalu. Bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, FE UNY menggabungkan dua seminar yaitu International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Sciences (ICEBESS) dan Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) dalam satu waktu sekaligus. ICEBESS dan ACoMC kali ini mengundang 3 pembicara dari Australia, Malaysia, dan Indonesia. Lebih dari 500 peserta dan 50 pemakalah menghadiri seminar yang dibagi menjadi dua sesi, yaitu Plenary Session dan Parallel Session.

Ketiga pembicara yang mengisi Plenary Session yaitu Dr. Judith MacCallum dari Murdoch University Perth, Australia, Dr. Hasbullah Ashari dari Universiti Teknologi Petronas Malaysia, dan Dr. Fithra Faisal Hastiadi dari FE Universitas Indonesia. Kepala Unit Urusan Internasional dan Kemitraan FE UNY, Budi Tiara Novitasari, M.Si. menjadi moderator dalam sesi pertama tersebut.

Dalam sambutannya membuka acara, Plt Rektor UNY Prof. Dr. Margana, M.Hum. berharap acara ini bisa menjadi wadah bertukar wacana dan gagasan guna mengatasi berbagai tantangan yang timbul akibat Pandemi Covid-19 bagi dunia Pendidikan dan industri.

MacCallum menyoroti aspek pendidikan, kesiapan sekolah dan peserta didik, dan berbagai hal yang terjadi di dunia Pendidikan Australia dalam menghadapi Covid-19. Sementara Fithra menyoroti dampak Covid-19 terhadap dunia ekonomi dan skill apa saja yang bisa bertahan dalam kondisi tak menentu ini.

Sedangkan Ashari menjelaskan bahwa Covid-19 membawa dampak negatif tidak hanya pada kesehatan tetapi juga ekonomi (lives and livelihood). Selain itu, akan mengganggu rantai suplai dunia. Pasokan bahan mentah, dunia investasi, dan berbagai aliran perdagangan barang dari seluruh dunia akan terganggu. Oleh karena itu, Langkah-langkah dan strategi pemulihan dipandang perlu diambil segera. Di antaranya, dengan menambah sumber bahan mentah baru, menambah ketersediaan produk penting, dsb. (fadhli)

FE UNY Selenggarakan ACoMC 2019

FE UNY menyelenggarakan Annual Conference on Management Challenges (ACoMC) 2019 di kampus setempat, Sabtu (28/9). Seminar internasional yang dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik UNY Prof. Dr. Margana ini mendatangkan tiga narasumber menarik. Narasumber pertama adalah Prof. Dr. Ayub Khan Dawood dari B.S. Abdur Rahman Crescent Institute of Science and Technology, India. Narasumber kedua adalah akademisi dari La Trobe University, Dr. Vanessa Ratten dan materi terakhir disampaikan narasumber tuan rumah Ani Widayati, M.Pd., Ed.D. Acara yang diketuai oleh Andreas Mahendro Kuncoro, Ph.D. ini dihadiri oleh 200 lebih dosen, mahasiswa, peneliti, dan praktisi.

Andreas menyampaikan, ACoMC merupakan seminar tahunan untuk merespon berbagai isu-isu yang tak hanya terbatas pada bidang manajemen, tetapi juga bidang lain yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan ilmu ini, mulai dari ekonomi dan bisnis, hingga pendidikan.

Margana dalam sambutannya mewakili Rektor UNY menyampaikan terima kasih kepada para narasumber. “Revolusi Industri 4.0 menjadi isu yang penting. Mahasiswa generasi sekarang harus beradaptasi guna mempersiapkan diri menghadapi perkembangan pesat dunia industri. Tak hanya itu, para dosen dan akademisi serta pelaku usaha juga harus terus berbenah jika tidak mau terlindas. UNY juga terus mengembangkan diri, terutama dalam hal SDM dan sarana prasarana agar bisa mengiringi kemajuan teknologi saat ini,” terangnya.

Sesi plenary dimoderatori oleh kaprodi S1 Akuntansi Dr. Denies Priantinah dengan menampilkan presentasi ketiga pembicara utama. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi paralel di mana para pemakalah menyampaikan berbagai ide dan wacana. Para pemakalah dibagai ke dalam beberapa ruangan dan mempresentasikan masing-masing makalahnya.

GPN dan QRIS Permudah Transaksi Non Tunai Masyarakat

Dengan semakin masifnya pembayaran non tunai di tengah masyarakat, Bank Indonesia (BI) memberikan sosialisasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan QRIS (QR Code Indonesian Standard) di FE UNY, Selasa (24/9). GPN merupakan sistem pembayaran non tunai, terutama berbasis kartu debit yang terintegrasi. Sedangkan QRIS merupakan sistem QR Code terstandar guna mengakomodasi pembayaran non tunai berbasis QR Code yang kini marak di ponsel android, terutama dengan munculnya aplikasi dompet digital.

Dengan diterapkannya GPN, masyarakat akan menikmati transaksi non tunai yang semakin aman, handal, dan terpercaya. Salah satu keuntungan penerapan GPN, di meja merchant tidak perlu lagi banyak mesin EDC dari berbagai bank penerbit untuk membaca kartu debit.

Di samping GPN, penerapan QRIS juga menguntungkan masyarakat dan pelaku bisnis. Mereka yang sudah memiliki aplikasi dompet digital di ponsel android akan menikmati QR terstandar, sehingga pembayaran akan makin mudah. Pelaku bisnis, terutama kecil dan menengah juga tak perlu memajang banyak papan QR dari berbagai aplikasi.

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Miyono menuturkan salah satu tugas bank sentral yang terpenting adalah menjaga kelancaran sistem pembayaran. Jika transaksi lancar, tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dekan FE UNY Sugiharsono membuka acara yang diikuti lebih dari 200 mahasiswa dan dosen di FE UNY ini. Andra Andarini dari Departemen Elektronifikasi dan GPN BI dan Mitha dari perwakilan BI DIY menjadi pemateri.

FE UNY Selenggarakan Penyuluhan Kesehatan

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kesehatan bagi segenap dosen, karyawan, serta perwakilan mahasiswa di kampus setempat, Senin (1/7) kemarin. Penyuluhan ini dipandu oleh Dinas Kesehatan Sleman dan bekerjasama dengan Puskesmas 3 Kecamatan Depok, Sleman. Kegiatan ini diikuti oleh 90 dosen, karyawan, dan perwakilan mahasiswa di lingkungan fakultas.

Dekan FE, Sugiharsono menyatakan penyuluhan ini sebagai upaya memberikan informasi yang tepat mengenai kesehatan. Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman Dul Zaini menjelaskan Indonesia masih belum bebas beberapa penyakit menular, terutama Tuberculosis (TB). "Indonesia menargetkan 2030 bebas TB," jelasnya. "Oleh karena itu, peran serta masyarakat, terutama di tingkat keluarga, sangat penting. Kita menelurkan slogan TOSS TB. Temukan penderita TB, lalu Obati Sampai Sembuh," tambahnya.

Hasanah Widyawati dari Dinkes Sleman menjelaskan bagaimana menggunakan masker sekali pakai. "Yang warna hijau ini di luar, dan kawatnya dikaitkan ke hidung. Sedangkan yang putih ada di dalam. Lipatan di masker bagian dalam memang digunakan untuk mencegah kuman-kuman dari orang yang sedang batuk atau flu menyebar keluar. Sedangkan lipatan di bagian luar dengan bulu-bulu halus bertujuan untuk menjauhkan kotoran masuk ke hidung dan mulut kita," urainya. dr. Novita Krisnaeni, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman juga memberikan tambahan informasi seputar penyakit menular.

Pages