yudisium

Zulfa, Peraih UN Tertinggi SMK se-DIY 2015 Lulus S1 Cumlaude

Zulfa Ainun Naim menjadi satu di antara 47 mahasiswa yang diyudisium pada akhir April lalu. Lulusan SMK N 1 Pengasih ini dinyatakan menjadi lulusan terbaik pada Yudisium Periode April 2019 ini dengan raihan 3.83. Yudisium diadakan setiap bulan dan menjadi penanda seorang mahasiswa lulus secara akademik dan berhak mengikuti upacara wisuda yang ditentukan waktunya kemudian.​​​​​​​ Zulfa lulus dari Program Studi Pendidikan Akuntansi FE UNY dalam kurun kurang dari 4 tahun. Putri tunggal pasangan Parsimin dan Muntamah ini merupakan penerima Bidikmisi yang diterima melalui Seleksi Mandiri jalur Prestasi. Berkat prestasinya saat mengikuti lomba cerdas cermat di tingkat Kabupaten dan Jateng-DIY, Zulfa bisa menikmati pendidikan di bangku kuliah.

Selain itu, dirinya juga mendapatkan nilai UN Tertinggi untuk SMK se-DIY pada 2015 lalu. Untuk mata pelajaran matematika dan kejuruan (Akuntansi) dia mendapakan nilai 100. Sedangkan Bahasa Indonesia 94 dan Bahasa Inggris 92.

Ditanya mengenai cita-cita, Zulfa memang ingin menjadi guru, terutama di bidang Akuntansi. Guna mengejar cita-citanya itu, dirinya pun giat belajar. “Biasanya habis bangun malam, sebelum shubuh saya gunakan untuk belajar,” ujar Zulfa yang pernah menjadi Bendahara di Himpunan Mahasiswa (Hima) Diksi dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) ini.

Dirinya berpesan pada mahasiswa agar tak melupakan organisasi. “Di kampus bukan hanya untuk belajar, tapi carilah pengalaman seluas mungkin. Bukan melulu kemampuan akademik, tetapi justru softskill yang banyak dipakai di dunia kerja, dan itu bisa didapatkan melalui organisasi,” pesannya.

Dekan Sugiharsono dalam sambutannya berharap para lulusan dapat berkontribusi di masyarakat, baik dengan bekerja sesuai bidangnya secara profesional, maupun dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat. (fadhli)

Yuliana, Ingin Jadi Guru yang Berbisnis

Yuliana Latifah, atau akrab disapa Yuliana, adalah lulusan terbaik pada Yudisium FE UNY periode Maret, Jumat (29/3) lalu. Yuliana lulus dari prodi Pendidikan Akuntansi S1 dengan IPK 3,80. Direktur Islamic Mini Bank (IMB) FE UNY 2018 ini memang gemar akuntansi, dan bercita-cita jadi guru yang punya bisnis. Keinginan jadi guru bahkan sudah terpatri sejak kecil, dia mengaku. Dulu, sewaktu kecil, dia kerap bermain "guru & murid" dengan adik dan teman-teman adiknya. Selain itu, dia juga suka dengan hitung-hitungan. Bakat hitung-hitungan dan bisnis ini sudah dia asah sewaktu berjualan, salah satunya, nasi megono saat SMA.

Kini, sembari bekerja part-time di sebuah usaha kuliner, Yuliana juga masih berbisnis kerajinan buket. Buat temanmu yang segera ujian atau yudisium, bisa lho, pesan bunga atau kerajinan tangan kreatif ke Yuliana lewat akun bisnisnya di @hadiah_creativejogja .

Jumat pagi di penghujung bulan Maret itu, dua puluh satu orang purna studi di FE UNY. Mereka akan membuka lembar baru di album kehidupan. Kampus telah membekali dengan tinta dan pena. Kini giliran mereka, untuk menggoreskan pena itu, untuk membuat karya emas yang bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. (fadhli)

Asih, Juara Lompat Tinggi yang Gemar Hafalan dan Hitung-hitungan

Asih, lulusan program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY menjadi peraih IPK Tertinggi pada Yudisium di FE UNY periode Februari, Jumat (1/3) lalu. Dengan raihan 3,80, gadis bernama lengkap Siti Nuraeningsih ini memimpin 39 peserta yudisium lainnya dalam pembacaan Prasetya Alumni di hadapan para pejabat fakultas. Yudisium menjadi upacara di mana mahasiswa dinyatakan lulus secara akademik.

Bagi Asih, berkuliah di Pendidikan Ekonomi adalah keinginannya sejak SMA meskipun pernah meraih Juara 3 pada nomor lompat tinggi di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Purbalingga 2014 lalu. “Saya memang suka hitung-hitungan dan hafalan, dan orang tua Alhamdulillah mendukung. Meskipun Ayah hanya lulus SMP dan Ibu SD, tapi untuk pendidikan mereka sangat mendukung. Kakak saya juga lulus S1,” terang lulusan SMA N 1 Purbalingga ini.

Dengan prestasi 10 besar di jurusannya di SMA, Asih diterima di prodi impiannya melalui jalur SNMPTN. Di UNY, putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Salimun Susanto dan Tarsiwi ini pernah aktif menjadi Sekretaris di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) dan aktif pula di GenBI, organisasi para penerima beasiswa Bank Indonesia.

Belajar, bagi Asih, adalah kebutuhan, sehingga Asih selalu menyempatkan waktu di sela-sela aktivitas hariannya untuk belajar. “Kalau belajar di malam hari, biasanya menunggu teman sekamar tidur duluan, supaya bisa lebih tenang,” tambah pemilik motto “selesaikan apa yang kamu mulai ini”. (fadhli)

Novita Cetak IPK 3,92 Dalam 3,5 Tahun

Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluluskan 38 orang pada upacara Yudisium Periode Januari, Rabu (23/1) lalu. Peserta yudisium terdiri dari 27 orang S1 Kependidikan, 4 orang S1 Non Kependidikan, dan 3 orang Program D3. Upacara Yudisium dihadiri oleh para peserta yudisium, pejabat dekanat, serta para ketua jurusan dan program studi (prodi) di lingkungan FE UNY. Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan II Nurhadi, MM, pada yudisium kali ini terdapat 7 orang yang meraih predikat Dengan Pujian. Peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi adalah Dwi Novita Sari dari prodi Pendidikan Akuntansi.

Dwi Novita Sari merupakan peraih Bidikmisi yang diterima di UNY melalui jalur SNMPTN pada 2015 lalu. Putri kedua dari dua bersaudara pasangan Legiman (45 tahun) dan Yatini (41) ini berhasil meraih IPK nyaris sempurna, 3,92 dengan masa studi hanya 3,5 tahun saja. Bapaknya memang hanya seorang petani, dan ibunya berdagang di pasar setiap pagi. Tetapi mereka selalu mendorong kedua anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.

Terbukti, Novita cukup berprestasi semasa di SMA. Dirinya menjadi juara umum IPS saat kelulusan. Berkat nilai rapot yang baik, Novita memutuskan kuliah di UNY. “Kakak saya juga lulusan UNY, dan sekarang sudah bekerja di Purworejo,” ungkap Novita.

Keterampilan kepemimpinannya dia asah di Himpunan Mahasiswa (Hima) DIKSI dengan menjabat sebagai Sekretaris pada 2017-2018 kemarin. Selain itu, Novita juga menjadi Admin pada pelatihan Brevet yang diadakan oleh fakultas. Terakhir, kini dia menjadi petugas di Call Center SBMPTN 2019.

Untuk mempersingkat masa studi, Novita mengambil semester pendek dan berusaha selalu menjaga IPK tetap tinggi agar bisa mengambil jumlah SKS yang lebih banyak di semester berikutnya. Tak lupa, Novita juga rajin menjaga salat tahajud dan meluangkan waktu untuk membaca di malam hari. “Saya biasanya tidur di awal waktu, kemudian bangun di sekitar jam 11 untuk belajar sedikit, lalu tidur lagi dan bangun sebelum subuh,” terang pengagum salah satu Guru Besar FE UNY Prof. Sukirno ini.

Semasa kuliah, Novita berhasil mencatatkan prestasi saat meraih Silver Medal bersama timnya di ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) Series 2 2017 di Cameron Highland, Pahang, Malaysia, November 2017 lalu. Saat itu, timnya membuat karya aplikasi pelatihan haji berbasis Virtual Augmented Reality (VAR) dan bisa diunduh di Playstore.

Bagi Novita, manajemen waktu adalah hal penting. Terbukti, dengan manajemen waktu yang baik, Novita bisa lulus dengan cepat. “Apalagi untuk mahasiswa yang aktif berorganisasi, mereka harus pintar mengatur waktu,” tambah gadis lulusan SMA N 3 Purworejo yang berencana melanjutkan S2 dan menjadi dosen ini. (fadhli)

Debat dengan Pelanggan Saat Magang

Sejumlah 15 orang mengikuti upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY Periode 30 November 2018. Dalam yudisium periode ini, FE UNY meluluskan 10 orang S1 Kependidikan, 2 orang S1 Non Kependidikan, dan 3 orang Program D3. Selain peserta, upacara juga dihadiri segenap dekanat beserta staf tendik yang bertugas sebagai panita. Peraih IPK tertinggi pada periode kali ini adalah Lilis Suryani dari program studi (prodi) D3 Sekretari dengan IPK sebesar 3,55.

Lilis, demikian dia biasa disapa, adalah lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo. Berkat nilai rapot yang baik, Lilis berhasil diterima melalui jalur Seleksi Mandiri berbasis Prestasi. Gadis kelahiran Tembilahan 16 Februari 1996 ini bisa menempuh studi di FE UNY berkat Bidikmisi. Ayahnya, Sudarto (49 tahun) bekerja di Riau sebagai petani kelapa sawit didampingi istrinya, Mujiati (45).

Fatiha (kiri) dan LilisTidak hanya fokus berkuliah, Lilis juga aktif di beberapa aktivitas kemahasiswaan, terutama di Koperasi Mahasiswa UNY pada 2015 lalu. Meski begitu, Lilis tetap berupaya memiliki nilai akademik yang baik. “Jangan menunda-nunda tugas. Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat, dan jangan merasa lemah,” pesan Lilis sembari mengutip sebuah hadis.

Sementara itu, Fatiha Rachmalita Maharani, atau akrab dipanggil Ita,  meraih IPK sebesar 3,53 pada prodi S1 Pendidikan Ekonomi. Ita merupakan alumni SMA N 1 Wonosari dan kemudian diterima di FE UNY melalui jalur SBMPTN. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Martono dan Wasiti ini aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE selama 3 tahun.

Dunia perkuliahan memberikan mereka banyak pengalaman berharga. Mulai dari Lilis yang bekerja sampingan di sebuah toko aksesoris ponsel dan Ita yang menjadi pengajar les, hingga tekanan besar yang dihadapi saat menjadi panitia atau di tempat magang. “Saya pernah berdebat dengan seorang customer di awal saya magang di Pegadaian,” kisah Lilis. “Rasanya campur aduk saat jadi ketua Panitia Dies Natalis fakultas padahal waktu itu masih mahasiswa tahun pertama,” ungkap Ita yang bercita-cita menjadi entrepreneur, dosen, sekaligus motivator ini. (fadhli)

Karakter Positif Lebih Tentukan Jaminan Kesuksesan

Desy Wulandari menjadi yang terbaik dalam Yudisium Periode September di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Jumat (28/9) lalu. Lulusan program studi (prodi) Pendidikan Administrasi Perkantoran ini lulus dengan IPK 3,84. Meski mendapat IPK lebih dari 3,50, Desy tidak mendapatkan predikat Cum Laude/Dengan Pujian. Sebagaimana disampaikan Wakil Dekan II FE UNY, Nurhadi MM, karena peserta dinyatakan lulus lebih dari 4 tahun atau 8 semester, predikat Dengan Pujian tidak dapat diberikan.

Senada dengannya, Wakil Dekan I Prof. Sukirno menyatakan bahwa pada Yudisium kali ini tidak ada satupun peserta yang mendapatkan predikat Dengan Pujian. “Tapi tidak usah berkecil hati. Kesuksesan bukan diukur dari IPK semata. Karakter yang positif lebih menentukan,” hiburnya.

Nurhadi menghimbau para alumni untuk tetap saling berkomunikasi. “Buatlah jaringan alumni. Jangan sungkan saling bertukar informasi. Bisa jadi ada yang sudah bekerja bisa memberikan info lowongan pekerjaan. Atau ada yang membuka usaha dan membutuhkan partner kerjasama,” usulnya.

Sebagaimana disampaikan Sukirno dalam laporannya, sebanyak 28 orang dinyatakan memenuhi persyaratan akademik dan administratif untuk memeroleh gelar S1 Kependidikan, S1 Non Kependidikan, dan Program D3 dalam Yudisium Periode September FE UNY. Rerata IPK pada yudisium kali ini adalah 3,53, dan lama studi rata-rata 4,64 tahun untuk S1, dan 3,14 untuk D3. (fadhli)

Izah Tinggalkan Kesan Positif Saat Magang

Fitriatik menjadi salah satu peserta yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang meraih Indeks Prestasi Tertinggi (IPK) di periode Agustus 2018 lalu. Dengan raihan 3,75, gadis asal Dolon, Paseban, Bayat, Klaten ini lulus dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Akuntansi, bersama-sama dengan 98 peserta yudisium FE UNY lainnya. Fitriatik mengenang, meskipun tinggal di Klaten, tetapi dirinya memilih bersekolah di SMK N 2 Gedangsari, Gunungkidul. Putri pertama dari empat bersaudara pasangan Supardi dan Yulianti ini lantas lulus dari SMK, meninggalkan jejak prestasi dengan meraih ranking 1 se-jurusan kala itu.

Dengan bantuan Bidikmisi, Fitriatik semangat menempuh studi di FE UNY. Dia bahkan sempat berjualan cilok di semester 1-2. Mendapatkan materi kuliah Kewirausahaan di kampusnya, Fitriatik makin semangat berjualan, dan memperbaiki cara pengemasannya. Di samping itu, dia juga mengikuti Center of Islamic Economic Studies (CIES) di FE UNY. Berkat keahliannya, teman-temannya bahkan mempercayainya menjadi Direktur CIES di tahun 2016.

Pada 2016 juga, Fitriatik mendapatkan prestasi berupa Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Ekonomi Islam dalam Temu Ilmiah Regional Jogja Forum Studi Ekonomi dan Bisnis Islam (FoSSEI). Menurut Fitriatik, semangat belajar itu memang bisa naik turun. “Tapi selama ini selalu berusaha tidak pegang hape selama di kelas. Belajar itu harus fokus, spesifik yang dipelajari, rajin, kontinu, lalu dipraktikkan,” pesannya.

Hanif MasitohSementara itu, Nur Faizah dan Hanif Masitoh yang sama-sama lulus dari prodi D3 Sekretari, menjadi peraih IPK Tertinggi di kategori Diploma. Dengan raihan sama besar, 3,77, Izah dan Hanif kompak menyebutkan bahwa mahasiswa harus pintar bersosialisasi. Izah yang pernah magang kerja di kantor Gubernur DIY merasakan, kesan positif yang ia tinggalkan menyebabkan hubungannya dengan tempat magang sampai saat ini terjalin baik. “Bahkan setelah magang, kadang dipanggil untuk membantu beberapa pekerjaan di sana. Contohnya kemarin diminta membantu analisis Pergub,” terang gadis lulusan SMA N 3 Cilacap ini.

Sedangkan Hanif Masitoh yang lahir dan besar di Batam menorehkan prestasi dengan menjadi Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Secretary Day di ASMI Santa Maria bersama timnya. Putri sulung dari tiga bersaudara pasangan Suprayogi dan Retno Pertiwi Sudibyo ini juga aktif mengasah softskill-nya dengan menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa (HIMA) D3 Wates. Hanif Masitoh berpesan agar menjadi mahasiswa yang tidak gampang baper. “Apalagi saat mengurus tugas akhir dan harus menemui dosen yang jadwalnya tidak menentu, jangan mudah menyerah,” pesannya. (fadhli)

Tags: 

Michel: Alur Bikin Materi Mudah Dipahami

Sebanyak 136 orang menjalani upacara Yudisium periode Juli 2017 di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Jumat (3/8) lalu. Para peserta terdiri dari 54 lulusan program S1 Kependidikan, 17 orang Non Kependidikan, dan 40 orang Program D3. Peraih predikat Dengan Pujian pada periode ini mencapai 82 orang atau 60 persen. Demikian dilaporkan Kepala Bagian Tata Usaha (TU) FE UNY, Dra. Sri Ningsih, di hadapan para peserta. Dengan yudisium ini, peserta sudah berhak menyandang gelar akademik dan mengikuti upacara wisuda periode Agustus mendatang.

Michel Ike Permatasari (Michel) dan Rustriana Dwi Riswanti (Rustri) lulus dengan IPK tertinggi di periode ini. Michel merupakan lulusan program studi (prodi) D3 Sekretari. Sedangkan Rustri dari prodi S1 Pendidikan Akuntansi. Raihan sama persis sebesar IPK 3,84 menjadi akhir manis dari masa studi mereka.

Michel dan Rustri beberapa kali menjuarai kompetisi. Sebagai contoh, Rustri pernah menjadi Juara 3 Tangkas Terampil Perkoperasian Kab. Sleman 2016 dan Juara II Cabang Accounting Olimpiade Lomba International Accounting Week di UMY pada 2016, sedangkan Michel pernah meraih peringkat 3 Speech Contest dalam Secretary Day ASMI 2018 beberapa waktu lalu.

Berayahkan buruh serabutan, Rustri menjadikan Bidikmisi pelecut diri untuk membuktikan bahwa ketidakmampuan finansial bukan penghalangnya meraih prestasi. Putri kedua pasangan Sukijo dan Zetni Nasrullah ini pun tak segan menambah kompetensinya di bidang Akuntansi dengan menjadi tim auditor Kopma, serta menjadi salah satu anggota tim pembuat soal SMK pada Lomba Cerdas Cermat Akuntansi 2015. Rustri memang ingin menjadi seorang akuntan profesional.

Benarlah motto hidup Michel; "Just do the best no matter what people say". Lulusan SMA N 2 Magetan ini juga mengasah keterampilan dan pengalaman softskill-nya saat menjadi tim Call Center SBMPTN 2016 serta menjadi Sales Promotion Girl (SPG) di sebuah perusahaan swasta beberapa bulan lalu.

Guna meraih IPK maksimal, Rustri dan Michel memiliki strategi masing-masing. “Saya membuat ringkasan-ringkasan dari tiap perkuliahan,” ujar Rustri. “Kalau saya, lebih paham jika suatu materi saya rangkum dengan membuat alur-alur yang jelas,” ungkap Michel yang ingin menjadi sekretaris profesional ini. (fadhli)

Tags: 

Yudisium Juni 2018: Berani Mencoba!

Sebanyak 48 orang yang terdiri dari 19 orang S1 Kependidikan, 6 orang S1 Non Kependidikan, dan 14 orang Program D3 mengikuti prosesi upacara Yudisium periode Juni di Fakultas Ekonomi (FE) UNY Jumat (29/6) lalu. Dalam yudisium kali ini sebanyak 34 orang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,50. Rata-rata masa studi jenjang S1 4,29 tahun, sedangkan jenjang D3 adalah 2,83 tahun. Demikian dilaporkan Wakil Dekan I Sukirno DS dalam laporannya.

Pada upacara Yudisium kali ini, Eryan Dwi Susanti dari Program Studi (prodi) Pendidikan Ekonomi menjadi lulusan terbaik dengan IPK 3,85. Eryan merupakan lulusan SMA N 3 Magelang yang diterima melalui jalur SNMPTN. Diterima pada 2013, Eryan menjadi salah satu mahasiswa paling berprestasi di FE UNY.

Putri pasangan Sumaryono dan Siti Rochmi ini menggemari lomba karya tulis ilmiah dan lomba debat. Tak kurang dari 5 kali meraih juara I bersama timnya di berbagai kejuaraan tingkat nasional, Eryan meraih puncak prestasinya pada tahun 2015-2016. Bersama kelompoknya, Eryan pernah meraih Juara I LKTI Coastal Planning Planopolis di ITS Surabaya pada tahun 2015, Juara I ITB Cooperative Day (2016), dan Juara I Lomba Karya Tulis The 3rd Public Health Competition di Universitas Jember (2015).

Selain berprestasi, Eryan juga rajin mengasah kemampuan organisasinya di Kelompok Riset dan Penalaran (KRISTAL) FE UNY dan BEM FE UNY. Atas prestasinya itu, Eryan diganjar predikat peringkat ketiga Mahasiswa Berprestasi UNY 2016. Di samping prestasi, kini Eryan mulai getol berbisnis. Fesyen berupa jaket, tas, dan dompet menjadi pilihannya.

Bagi Eryan, berprestasi dan beraktivitas di organisasi sangat berkesan. “Saya besok ingin bekerja di bidang sosial yang banyak jalan-jalannya, pergi menemui banyak orang, karena pengalaman ikut lomba di berbagai daerah di Indonesia enak juga. Pesan saya, beranilah mencoba, tantanglah diri sendiri,” terangnya. (fadhli)

 

Kampus Tempat Semai Prestasi

Kuliah kini tidak lagi identik dengan hanya sekedar duduk di kelas dan mendengarkan ceramah. Pintu pengembangan diri terbuka lebar. Berbagai organisasi dan jenis kegiatan tersedia bagi mahasiswa. Pun beasiswa dan berbagai bentuk penghargaan diberikan kepada mereka yang berprestasi. Oleh karena itu, mahasiswa seharusnya memanfaatkan hal ini untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Ini yang tampak pada sosok Dian, Zahra, dan Tegar, tiga peserta yudisium periode Februari 2018 di Fakultas Ekonomi (FE) UNY.

Dian Wahyuni Rahayu atau Dian yang dinobatkan sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada periode ini dengan raihan 3,81 memilih untuk aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Keluarga Mahasiswa Seni Tradisi (Kamasetra) UNY. Lulusan SMA N 1 Purwokerto ini menyukai karawitan yang menjadi salah satu mata pelajaran di saat sekolah dulu.

Sementara itu, Zahra Tiara Rusyda yang akrab disapa Zahra lebih suka memilih berkegiatan dalam organisasi himpunan mahasiswa tingkat jurusan. Selain itu, Zahra yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Handi Purnama dan Fernita Puspasari juga kerap mengikuti lomba-lomba penelitian. Ibunya yang merupakan peneliti di Institut Teknologi Bandung ternyata mewariskan kegemaran meneliti pada anaknya.

Kegemaran ini membuahkan hasil yang cemerlang. Bersama Tegar Galang Anantha, lulusan prodi Akuntansi S1, Zahra mampu meraih sejumlah prestasi tingkat nasional dan internasional. Seperti Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah ACTIVE 2016 di UNS dan Best Category untuk Kategori Akuntansi Keuangan dalam National Accounting Student Conference (NASC) 2016 di Universitas Sanata Dharma.

Tegar sendiri bisa menjadi mahasiswa di UNY berkat prestasinya di bidang penelitian semasa SMA. Melalui jalur SBMPTN Prestasi, lulusan SMA N 1 Temanggung ini diterima di FE UNY dan terus mengembangkan keahliannya di ranah riset. Selain aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa dan Generasi Baru Indonesia (GENBI), Tegar aktif di UKMF Komunitas Riset dan Penalaran (KRISTAL) FE UNY.

Zahra, Tegar, dan Dian adalah contoh bagaimana UNY selalu berusaha mengembangkan apapun minat dan bakat yang dimiliki mahasiswa sehingga mereka bisa mencapai keinginannya masing-masing. “Semua yg kita impikan akan terealisasi. Kalau percaya sama mimpi kita, pasti bisa,” ucap Zahra. (fadhli)

Pages