Kesiapan SDM Indonesia menghadapi AFTA 2015

Pergeseran sistem ekonomi internasional menimbulkan dampak besar bagi dinamika hubungan perdagangan antar negara. Sistem ekonomi internasional bergeser ke arah pasar bebas. Akibatnya negara-negara dituntut untuk dapat mengintegrasikan ekonomi nasionalnya menuju sistem perdagangan bebas. Sebagai respon atas perkembangan hal tersebut Asosiasi Pendidikan Ekonomi LPTK Indonesia mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Problematika Kesiapan SDM Indonesia Menyongsong Implementasi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015”, Sabtu, 7 Desember 2013 di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY. Hadir sebagai pembicara Prof. Suyanto, Ph.D (Guru Besar FE UNY) dan Rika Fatimah, Ph.D (Associate Profesor University Kebangsaan Malaysia).

Dalam sambutannya, Presiden APE LPTK Indonesia, Dr. Martono, M.Si menyampaikan bahwa, APE memilih tema ini untuk diangkat karena banyak orang yang meragukan kemampuan SDM Indonesia menyongsong AFTA 2015. “Forum ini diharapkan dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia menghadapi AFTA. Tugas kita adalah memberikan wacana, khususnya kepada mahasiswa agar mereka siap dan mampu memberikan kontribusi sekecil apapun untuk Indonesia. Caranya, yaitu dengan mempersiapkan kurikulum Pendidikan Ekonomi yang berbasis KKNI namun tetap menunjukkan sisi ekonomi kerakyatan ”, jelas Martono.

Selain itu Martono yang juga merupakan Dekan FE Unnes Semarang, menegaskan bahwa, “Tugas kami ialah mengawal kualitas pendidikan ekonomi, agar mutu guru pendidikan ekonomi bisa terjaga. Dengan adanya forum ini anggota LPTK dapat saling membangun komitmen untuk saling mendukung dan berbagi segala sesuatu bagi perkembangan pendidikan ekonomi di Indonesia”, imbuh Martono.

Senada dengan Martono, Wakil Dekan 1 FE UNY, Prof. Dr. Moerdiyanto menyatakan bahwa harapan dari kegiatan ini ialah dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kurikulum dan implementasinya di perguruan tinggi. Adapun bentuk riil dari kegiatan APE LPTK yaitu adanya joint research dan joint lecture antara sesama anggota APE. “Untuk meningkatkan komitmen antara anggota APE, setiap tahun kami selalu menyelenggarakan program rutin, yaitu meeting pimpinan, seminar dan perlombaan minat serta bakat mahasiswa” terang Moerdiyanto.

Sementara Prof. Suyanto, Ph.D lebih menyoroti bagaimana penguatan SDM dalam kerangka AFTA, yaitu dengan pemetaan mutu, analisis kebutuhan mutu serta perbaikan mutu untuk menyusun standar pendidikan. Kemudian ketrampilan seperti apa yang diperlukan lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi AFTA, Prof. Suyanto mengatakan “ Ada 5 ketrampilan yang harus dipenuhi oleh seorang lulusan perguruan tinggi agar dapat bersaing, yaitu: kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional dibidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah”.

Ada beberapa hal yang digarisbawahi oleh Prof. Suyanto tentang bagaimana model pembelajaran yang sesuai dengan ciri abad 21, yaitu: pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, dan bukan diberitahu, pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah, pembelajaran yang diarahkan untuk melatih berfikir analitis dan bukan berfikir mekanistis, serta pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

Berbeda dengan Rika Fatimah, Ph.D, yang lebih menyoroti bagaimana mengembangkan pola pikir (mindset) berwawasan AFTA dan kesiapan kewirausahaan melalui social business. Rika mengatakan bahwa, “Ada 4 AFTA mindset yang harus dikembangkan, yaitu: pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, produksi dengan penghapusan hambatan perdagangan, dan foreign direct investment (FDI), dimana keempatnya akan mendukung social business”, kata Rika. (lina)