Peluang Masyarakat Melalui Sektor Ekonomi Kreatif

Menyambut generasi emas 2045, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM FE UNY mengadakan Studium Generale dengan tajuk “Tokoh Inspirasi: Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Pancasila untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045”. Acara tersebut menghadirkan Asisten Deputi Menteri Koperasi dan UKM, Wardoyo, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia yang diwakili Dian Permanasari, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, dan Pengamat Ekonomi Faisal Basri. Dekan FE UNY Sugiharsono menjadi moderator pada acara yang dihadiri lebih dari 300 mahasiswa dan dibuka oleh Rektor UNY tersebut.

Sugiharsono mengungkapkan, acara ini memiliki nilai yang sangat strategis. “Pada masa abad 21 yang berbasis teknologi seperti sekarang ini, akan lebih banyak lagi pelaku ekonomi yang akan lahir. Dengan acara ini diharapkan makin banyak lahir pelaku ekonomi yang memajukan kehidupan masyarakat sekitarnya,” harapnya.

Dian Permanasari sebagai Kasubdit Metodologi & Analisis Riset Bekraf menjelaskan, peran teknologi dan media sosial saat ini sangat penting dalam membantu perkembangan suatu daerah. “Kita lihat saja beberapa tahun lalu. Sebelum Laskar Pelangi, Bangka Belitung bukanlah daerah yang terkenal pariwisatanya. Bahkan lebih dikenal sebagai pertambangan timah. Tapi setelah novel dan filmnya meledak di pasaran, pariwisata di daerah tersebut maju pesat,” ujar Dian.

“Di Korea Selatan, mall di tengah kota isinya UKM masyarakat setempat. Hanya satu mall yang tidak. Sementara di Taiwan, pusat UKM ada di pusat kota, bukan di pinggiran kota. Ini bisa menjadi satu pembelajaran untuk kita di Indonesia bagaimana turut bersama mengembangkan UKM dan pada akhirnya memajukan kesejahteraan masyarakat. Di Kulonprogo, saya galakkan seluruh pegawai untuk memakai batik lokal khas Kulonprogo serta membeli sejumlah toko waralaba dan menjadi Tomira, Toko Milik Rakyat,” ucap Hasto Wardoyo.

“PR saat ini adalah bagaimana meningkatkan jumlah masyarakat yang melek teknologi informasi (IT). Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat akan mampu memanfaatkan IT supaya memajukan ekonomi lokal. Adaptif dan fleksibilitas adalah satu satu ciri kemampuan/keterampilan abad 21,” tambahnya.

Faisal Basri mengingatkan, kegiatan ekonomi hendaknya tidak melupakan tujuan dasar. “Sektor ekonomi hendaknya mampu meningkatkan quality of life. Selain itu, juga harus memikirkan dampaknya secara luas terhadap lingkungan. Dan tetap memegang prinsip justice and equality. Apa yang dilakukan Hasto di Kulonprogo adalah contoh baik bagaimana pemerintah mampu secara kreatif mengendalikan sektor ekonomi,” urai Faisal. (fadhli)