Pelatihan Percepatan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Prodi P. Adp FE UNY

Pelatihan

Berdasarkan evaluasi diri Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (P. Adp FE UNY) diketahui bahwa masa studi mahasiswa rata-rata  masih relatif lama yaitu lebih besar dari 4 tahun. Masa studi mahasiswa yang relatif lama tidak selalu berakar pada kompetensi yang kurang dan proses pembelajaran yang jelek, akan tetapi akar permasalahannya adalah sebagian mahasiswa mempunyai latar belakang dari keluarga yang secara ekonomi berada pada level menengah ke bawah, sehingga untuk mempertahankan kuliah sebagian mahasiswa harus bekerja paruh waktu. Salah satu dampak dari keadaan ini yang cukup memprihatinkan adalah penyelesaian tugas akhir skripsi terhambat dan memakan waktu yang lama.

Hal ini tidak terlepas dari penyelesaian tugas akhir yang memang membutuhkan dukungan dana,  di samping itu karena tugas akhir merupakan mata kuliah yang bersifat mandiri maka diperlukan bimbingan, arahan, dan strategi yang tepat untuk menyelesaikannya, demikian sebagaimana disampaikan Sekretaris Jurusan P. Adp FE UNY Purwanto, M.M., M.Pd. saat memberi sambutan pada acara Pelatihan Percepatan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa P. Adp FE UNY, Minggu (23/3) yang diikuti sekitar 109 mahasiswa semester VI bertempat di Auditorium FE UNY.

Lanjut Purwanto, Program Pelatihan ini sangatlah bagus karena bertujuan untuk memudahkan penyelesaian tugas akhir skripsi mahasiswa, memperpendek penyelesaian tugas akhir skripsi mahasiswa yang pada gilirannya dapat mempercepat masa studi mahasiswa dan meningkatkan  kualitas tugas akhir skripsi mahasiswa. Menghadirkan narasumber dosen Jurusan Pendidikan Administrasi FE UNY Joko Kumoro, M.Si. dan Dr. Suranto, M.Pd., M.Si. Setelah mengikuti pelatihan, mahasiswa mendapat tugas untuk mengumpulkan usulan judul tugas akhir skripsi paling lambat pada tanggal 28 Maret 2014.

Menurut Joko Kumoro, tugas akhir skripsi merupakan karya ilmiah yang menuntut kemampuan kognitif tinggi, minimal analisis, berorientasi pada masalah, masalah harus dipecahkan untuk ditemukan solusi, wujud dari solusi tersebut berupa saran, dan saran itu harus operasional agar mudah dilaksanakan.

Sedangkan Suranto mengupas cara meneliti yaitu dengan diawali mengambil masalah nyata/empiris.  Misalnya masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), bisa satu masalah atau lebih. “Salah satu ciri masalah adalah mengandung variabel, yaitu sesuatu yang dapat berubah-ubah dan variabel pada contoh ini sesuai tupoksi,” tuturnya. (Isti)