Structural Equation Modeling (SEM): Pisau Ampuh Untuk Berbagai Riset

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan evolusi dari beberapa model persamaan dalam ekonometrika yang dikombinasikan dengan pengukuran untuk psikometri dan sosiologi. Model ini sekarang sedang banyak digunakan dalam berbagai penelitian. Tidak hanya penelitian bidang ekonomi keuangan atau akuntansi saja yang menggunakan model ini, namun penelitian bidang MIPA, teknik, perikanan dan kedokteran juga dapat menggunakan SEM. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Imam Ghozali, Ph.D Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro dalam workshop metodologi riset di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY, Kamis (07/09/2013) dihadapan 60 peserta workshop dari dosen dan mahasiswa FE UNY.

Dalam sambutannya Wakil Dekan III FE UNY yang sekaligus mewakili Dekan, Siswanto, M.Pd menyatakan harapannya setelah worshop ini berlangsung, yaitu dosen dan mahasiswa akan semakin banyak meneliti dengan menggunakan model SEM, karena model ini sangat aplikatif baik untuk jenis penelitian yang bersifat keperilakuan/sosial maupun keuangan/auditing.“Dengan adanya kegiatan ini setidaknya mampu memberikan wawasan, spirit dan memotivasi dosen maupun mahasiswa untuk meneliti serta memanfaatkan berbagai metode penelitian dengan topik terbaru”, tambah Siswanto

Imam Ghozali, yang juga sebagai Komisaris Bank Jateng menyampaikan bahwa, Structural Equation Modeling atau Persamaan Model Struktural jika di ibaratkan sebagai pisau, maka alat ini merupakan alat yang ampuh untuk menyelesaikan model penelitian. “Semakin banyak variabel, semakin banyak data yang digunakan, dengan Structural Equation Modeling, persamaan model penelitian akan diperoleh dalam satu kali proses pengolahan data”, tegas Imam. Beberapa kelebihan dari model ini ialah: pertama, serangkaian variabel dapat diukur sekaligus. Kedua, mampu mengukur konsep atau hal-hal yang tidak terlihat dalam penelitian. Ketiga, model ini memiliki fleksibilitas yang lebih baik bagi peneliti, artinya dapat menguji model dengan basis teori dan yang keempat dapat mengukur kesalahan/eror. Namun, ada pula kelemahan model ini, yaitu jumlah data yang dipakai harus dalam jumlah besar dan data juga berdistribusi normal. “Model ini dapat digunakan setidaknya pada 200-400 data, jika jumlah data kurang dari 200 maka model ini tidak dapat digunakan” imbuh penulis buku Analisis Multivariate ini.

Selain menyampaikan materi mengenai SEM, Imam Ghozali juga membagikan beberapa tips untuk mendapatkan buku, jurnal, maupun artikel secara gratis dan mudah yang dapat diunduh melalui internet. Imam Ghozali juga mendorong agar dosen banyak menulis serta menerbitkan karyanya di jurnal internasional terakreditasi agar dapat meningkatkan rangking Perguruan Tinggi. Selain itu jika dosen banyak menulis di jurnal internasional terakreditasi, reputasi dosen yang bersangkutan akan meningkat, bahkan dapat menjadi dosen tamu di perguruan tinggi berkelas di luar negeri. (lina)