Debat dengan Pelanggan Saat Magang

Sejumlah 15 orang mengikuti upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY Periode 30 November 2018. Dalam yudisium periode ini, FE UNY meluluskan 10 orang S1 Kependidikan, 2 orang S1 Non Kependidikan, dan 3 orang Program D3. Selain peserta, upacara juga dihadiri segenap dekanat beserta staf tendik yang bertugas sebagai panita. Peraih IPK tertinggi pada periode kali ini adalah Lilis Suryani dari program studi (prodi) D3 Sekretari dengan IPK sebesar 3,55.

Lilis, demikian dia biasa disapa, adalah lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo. Berkat nilai rapot yang baik, Lilis berhasil diterima melalui jalur Seleksi Mandiri berbasis Prestasi. Gadis kelahiran Tembilahan 16 Februari 1996 ini bisa menempuh studi di FE UNY berkat Bidikmisi. Ayahnya, Sudarto (49 tahun) bekerja di Riau sebagai petani kelapa sawit didampingi istrinya, Mujiati (45).

Fatiha (kiri) dan LilisTidak hanya fokus berkuliah, Lilis juga aktif di beberapa aktivitas kemahasiswaan, terutama di Koperasi Mahasiswa UNY pada 2015 lalu. Meski begitu, Lilis tetap berupaya memiliki nilai akademik yang baik. “Jangan menunda-nunda tugas. Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat, dan jangan merasa lemah,” pesan Lilis sembari mengutip sebuah hadis.

Sementara itu, Fatiha Rachmalita Maharani, atau akrab dipanggil Ita,  meraih IPK sebesar 3,53 pada prodi S1 Pendidikan Ekonomi. Ita merupakan alumni SMA N 1 Wonosari dan kemudian diterima di FE UNY melalui jalur SBMPTN. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Martono dan Wasiti ini aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE selama 3 tahun.

Dunia perkuliahan memberikan mereka banyak pengalaman berharga. Mulai dari Lilis yang bekerja sampingan di sebuah toko aksesoris ponsel dan Ita yang menjadi pengajar les, hingga tekanan besar yang dihadapi saat menjadi panitia atau di tempat magang. “Saya pernah berdebat dengan seorang customer di awal saya magang di Pegadaian,” kisah Lilis. “Rasanya campur aduk saat jadi ketua Panitia Dies Natalis fakultas padahal waktu itu masih mahasiswa tahun pertama,” ungkap Ita yang bercita-cita menjadi entrepreneur, dosen, sekaligus motivator ini. (fadhli)