TURUNKAN PANAS DEMAM ANAK DENGAN KOMPRES GEL DAUN KUPU-KUPU

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terkenal dengan keanekaragaman tanamannya yang dapat digunakan sebagai obat. Salah satunya adalah daun kupu-kupu (Bauhinia variegata). Daun kupu-kupu ini masih belum banyak dimanfaatkan, hanya tumbuh sebagai tanaman liar yang sangat mudah ditemukan karena dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Inilah yang menjadi perhatian mahasiswa UNY yaitu Shilvi Woro Satiti dan Anissa Fitria dari prodi Kimia Fakultas MIPA serta Fahayu Priristia prodi Akuntansi dan Anindya Muliawati prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi. Mereka menggagas obat penurun panas demam dari daun kupu-kupu dalam bentuk gel.

Shilvi Woro Satiti mengatakan bahwa daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam, anti-bakteri, pelancar buang air besar, dan obat batuk. Selain itu, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat anti bakteri, sehingga aman bila digunakan sebagai obat luar. “Oleh karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak” ujar Shilvi. Fahayu Priristia menambahkan bahwa obat penurun panas yang mereka buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. “Plester ini lebih alami, aman, nyaman, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif” kata Fahayu. Apalagi dengan ketersediaan daun kupu-kupu yang melimpah dengan manfaat yang beragam, maka perlu dilakukan inovasi untuk memanfaatkannya sekaligus melihat peluang pasar untuk menawarkan produk baru gel kompres herbal dengan bahan baku dari alam. Keunggulan produk ini adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau.

Menurut Anissa Fitria, pembuatan plester gel penurun panas demam ini diawali dari ekstraksi daun kupu-kupu. Caranya daun kupu-kupu direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari. Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 lalu diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama 2 hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Lalu filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan waterbath dan terbentuk ekstrak kental. Alur proses pembuatan gel, 1% ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 500 Celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol dan air lalu diaduk secara kontinyu. “Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari” kata Anissa. Langkah terakhir, pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel ditimbang berukuran 3 gram, lekatkan pada plester dan diberi penutup plastik. Gel kompres herbal daun kupu-kupu siap digunakan dan dipacking dalam kardus.

Dikatakan Anindya Muliawati bahwa kompres herbal daun kupu-kupu ini diberi nama Kombava yang merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata. “Kami optimis dengan Kombava ini” katanya. Hal itu karena bahan bakunya mudah ditemukan dan dibudidayakan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, meningkatkan nilai ekonomis daun kupu-kupu serta belum pernah digunakan sebelumnya untuk kompres gel penurun panas demam. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)