Tim UNY Lahirkan Inovasi Aplikasi Pelatihan Haji

Berawal dari kepedulian terhadap keluarga yang mengalami kesulitan saat menjalankan ibadah haji, tim mahasiswa dari UNY berhasil meraih Silver Medal pada ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) Series 2 2017 di Cameron Highland, Pahang, Malaysia, Ahad (18/11) lalu. Produk tim mahasiswa UNY berupa Hajj Trainer ini mendapat apresiasi yang baik dari para juri di seri kedua InIIC pada tahun 2017 ini.

UNY pada acara kali ini mengirim beberapa tim di antara 180 tim dari berbagai negara seperti tuan rumah Malaysia, Singapura, dan beberapa negara Asia lainnya. Tim Hajj Trainer beranggotakan Dwi Novita Sari (Pendidikan Akuntansi 2015), Novi Syaifatun Kamala (Akuntansi 2016), Anindya Muliawati (Pendidikan Ekonomi 2016), Fajar Indra Prasetyo (Pendidikan Ekonomi 2014), dan Brian Dwi Murdianto (Pendidikan Teknik Informatika 2014) di bawah bimbingan dosen Adeng Pustikaningsih.

Hajj Trainer adalah aplikasi pelatihan haji yang memanfaatkan ponsel pintar berbasis Android dan teknologi Virtual Reality. Dengan aplikasi ini, calon jamaah haji bisa berlatih dengan pembimbingan berupa video dan suara sekaligus. Memanfaatkan fitur text-to-speech pada Google, jamaah haji bisa mendengarkan secara langsung bimbingan haji tersebut.

Selain fitur suara, pemakaian Virtual Reality Box seolah akan menempatkan si pengguna berada secara langsung di lokasi ibadah Haji. Virtual Reality Box atau disingkat menjadi VR Box adalah alat yang dikenakan di kepala di mana mata pengguna akan langsung berhadapan dengan layar ponsel, sehingga seolah-olah si pengguna ada di tempat yang terlihat di layar ponsel. Dibantu sensor-sensor yang ada pada ponsel pintar, setiap gerakan pengguna juga bisa dirasakan langsung melalui VR Box tersebut. “Kalau dia bergerak maju, di VR Box juga akan mengalami gerakan maju mendekat. Itu yang membedakan kami dari aplikasi tim-tim lain,” terang Fajar.

Ide aplikasi ini muncul setelah Anindya atau akrab disapa Anin melihat Pakdhe (paman) dan Budhenya agak mengalami kesulitan menghafalkan doa-doa untuk haji pada beberapa bulan lalu. “Dari situ, saya berpikir bagaimana caranya membantu para calon jamaah haji supaya lebih cepat mengerti ibadah haji dan bisa diulang-ulang di mana pun mereka inginkan,” ungkap Anin.

InIIC Series 2/2017 ini diikuti oleh lebih dari 180 tim dan mewajibkan setiap tim untuk mempresentasikan karyanya melalui stan-stan yang didirikan selama acara berlangsung. Terbagi dalam tiga kategori, tim Hajj Trainer tergabung dalam kategori Higher Students, dan bersaing dengan lebih dari 100 tim dari perguruan tinggi lainnya, termasuk sesama perguruan tinggi Indonesia. (fadhli)