Tak Cukup Sekedar Benar

FE UNY menyelenggarakan pengajian fakultas pada Jumat (12/1) kemarin di kampus setempat. Pengajian dihadiri oleh segenap karyawan, dosen, dan perwakilan pengurus organisasi kemahasiswaan di fakultas. Selain materi inti yang disampaikan oleh ustaz Syatori Abdurrauf, pengajian diawali dengan pemberian santunan kepada para penerima manfaat dari kalangan duafa. Pada dasarnya, setiap manusia sudah dibekali akal. Akal ini yang menyebabkan manusia bisa membedakan mana yang benar dan salah. Tetapi hidup ini bukan sekedar mengetahui mana yang benar dan salah. Dengan bimbingan iman, akal bisa menemukan mana perbuatan yang lebih baik dan mulia, tidak sekedar “benar”. Demikian salah satu paparan ustaz Syatori Abdurrauf di hadapan para jamaah di Fakultas Ekonomi (FE) UNY.

Syatori melanjutkan, hidup adalah layaknya universitas. “Hidup adalah tempat kita ditempa agar suatu saat diwisuda harapannya dengan predikat husnul khotimah. Mata kuliahnya adalah berbagai peristiwa yang kita alami. Semua orang yang berinteraksi dengan kita adalah dosen kita,” ujarnya.

Mengutip ayat di Alquran, hidup tidak mengizinkan manusia hanya sebatas menjadi orang baik, tetapi menjadi orang yang lebih baik. “Allah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji siapa di antara kita yang ahsanu ‘amala, yang paling baik amalnya. Akal bisa diarahkan melakukan ahsanu ‘amala jika ada iman,” tambah pengasuh Pondok Pesantren Darush Shalihat ini.

Menurut Syatori, umumnya manusia akan merasa susah jika mendapatkan musibah, dan senang jika mendapatkan nikmat. “Dengan dilandasi iman, manusia akan mencapai ahsanul ‘amala jika ia berlaku sabar saat menerima musibah, dan bersyukur saat mendapatkan nikmat. Kalau merasa susah saat terkena musibah, itu memang benar, dan wajar, dan untuk itulah diciptakan akal. Tetapi jika bersabar, maka itu yang paling baik,” terangnya. (fadhli)