Pengembangan Wirausaha Kilat dengan Metode Hypnometacreativepreneur

foto

Pengembangan wirausaha dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara di antaranya adalah Metode Hypnometacreativepreneur. Fakultas Ekonomi (FE) UNY dengan program Penelitian DP2M DIKTI melalui LPPM UNY menyelenggarakan pendidikan wirausaha kreatif untuk menghasilkan produk kreatif yang kompetitif berbasis potensi alam bawah sadar  dalam 2 tahap. Pendidikan pengembangan  wirausaha tahap 1 diselenggarakan 24 Agustus 2014 di FT UNY yang bertujuan menanamkan keyakinan positif, pola pikir positif, spiritual bisnis positif melalui teknik-teknik  afirmasi dan imaginasi, autosugesti hipnosismassal, hypnoself  dalam  hypnometacreativepreneur, sedangkan pendidikan pengembangan  wirausaha tahap 2  diselenggarakan 14 September 2014 di tempat yang sama yang bertujuan mengevaluasi keberhasilan tahap 1 setelah 21 hari.

Pendidikan wirausaha ini diikuti oleh 68 wirausaha dari Kab. Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, Kotamadya DIY dan Jateng, bahkan ada 2 peserta dari Kalsel.  “Peningkatan jumlah wirausaha kreatif dengan  produk yang kompetitif  perlu dilakukan,” ujar  Wakil Dekan I FE UNY Prof. Dr. Moerdiyanto, MPd  saat pembukaan pendidikan Hypnometacreativepreneur Minggu (16/11) di FT UNY. Moerdiyanto melanjutkan, metode Hypnometacreativepreneur belum pernah ada, karena ini merupakan sistem metode yang memiliki sub-sistem hipnosis, neuro-linguistic programme, metafisika, kreativitas, pembelajaran kewirausahaan, dan bisnis. “Kreativitas itu tidak hanya dalam produk, tetapi juga kreativitas dalam harga, pelayanan, promosi, tempat, manajemen, teknologi, pemasaran dan lain lain,” paparnya.

Sementara,  Subiyono, MP, CCHt, CH, CHt dari FT UNY salah seorang penelitinya  mengatakan bahwa munculnya kreativitas dapat digali dengan memanfaatkan potensi otak kanan alam bawah sadar dalam gelombang Alpha dan Tetha. Tolok ukur keberhasilannya adalah memiliki kemajuan keyakinan positif, pola pikir yang positif, spiritual positif, dan peningkatan lakunya produk. Materi pendidikan meliputi: keyakinan, pola pikir, spiritual, kalimat dan cara berdoa, virus doa, afirmasi dan imaginasi, autosugesti, hypnoself dalam hypnometacreativepreneur dan kemampuan memanfaatkan alam bawah sadar dalam mendownload informasi.

Selanjutnya motivator nasional, Amir Panzuri yang juga Ketua Asosiasi Penguasaha Industri Kecil Republik Indonesia (APIKRI) di Yogyakarta mengatakan bahwa believe, dan mindset para wirausaha perlu direkronstuksi mengikuti perkembangan zaman namun tetap berbasis budaya.

Berikutnya Mr. Reed, Master of Hypnosis, NLP, dan Master of Fire Walking  juga mengatakan bahwa hypnomarketing, hypno selling dengan penerapan NLP dalam dunia bisnis mutlak perlu dikuasai oleh setiap wirausaha yang memiliki tujuan sukses dalam bisnis. Sedangkan pakar hipnosis Arif Wiryawan dengan penuh semangat mendemontrasikan  uji–uji sugestibilitas yang menunjukkan bahwa pikiran, ucapan, perasaan, dan tindakan adalah doa.

Di akhir acara, Moerdiyanto mengatakan bahwa dalam waktu 1 sampai 21 hari paling lama setelah pelatihan tahap I, akan dapat dirasakan keberhasilannya/ penjualan produknya. Peserta diminta melaporkan kemajuan dan atau permasalahannya yang telah dicapai sebagai bahan evaluasi pelatihan tahap II. Selama 3 minggu para wirausaha dipersilahkan atau diperbolehkan konsultasi dan minta bimbingan  baik melalui sms atau datang ke  FE UNY.  Hasil pendidikan yang diperoleh setelah 2 sampai 21 hari pertama, peningkatan aspek keyakinan positif 84.9% peserta, peningkatan pola pikir positif 92.43 % peserta, peningkatan spiritual positif 90%, dan peningkatan produk yang laku 98.13 % peserta, peningkatan lakunya produk yang berkisar 5% sampai dengan 200%.

Kelemahan wirausaha yang menyolok sebelum mengikuti pelatihan adalah pada aspek kurang sedekah 60.3% peserta, masih mengeluh 86.99 %, dan memandang bahwa nasib sudah ditentukan Tuhan 66.03 %. Dengan demikian hal-hal yang perlu diperhatikan atau dibangun dalam pembinaan wirausaha pada umumnya dan pembinaan kreativitas pada khususnya, adalah evaluasi dan pembinaan tidak hanya yang terkait dengan bisnis langsung, tetapi juga keyakinan positif, pola pikir positif dan spiritual bisnis yang positif pula. Tantangan pendidikan/pelatihan/pengembangan: Siapapun motivatornya dan apapun metode, teknik dan strateginya, hasil akhir pendidikan/pelatihan adalah peningkatan lakunya produk (adanya perubahan dalam 21 hari, dan seterusnya) yang dilandasi oleh keyakinan, pola pikir dan spiritual yang positif. (fadhli)