Mengutamakan Perintah Allah Kunci Terkabulnya Doa

Imam Subarno

Bagi sebagian masyarakat, polisi masih memberikan kesan yang negatif. Berbagai kasus yang mendera lembaga ini membuat perasaan masyarakat campur aduk melihatnya. Namun, hal itu tak menyurutkan AKBP H. Imam Subarno, Kepala Bagian Perawatan Personel (Kabag Watpers) di lingkungan POLDA DIY untuk menyempatkan waktu memenuhi undangan Kegiatan Kerohanian Fakultas Ekonomi (FE) UNY untuk mengisi pengajian dalam memperingati Idul Adha 1434 H di fakultas tersebut. Dengan masih mengenakan seragam kepolisian ditambah peci hitam menutupi kepala, anggota kepolisian yang sudah lazim mengisi ceramah ini mendapat sambutan yang hangat dari 80 hadirin di Ruang Auditorium FE, Jumat (18/10) lalu. Turut hadir pada kesempatan tersebut jajaran dekanat, kabag dan kasubag, dosen, karyawan, serta perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa) di lingkup FE.

Dr. Sugiharsono, M.Si. selaku dekan menjelaskan dalam sambutannya bahwa kegiatan kerohanian ini penting, “oleh karena itu, kehadiran semua pihak menjadi penting,” ujarnya. “Selain kualitas akademik, harapannya acara ini bisa mempererat silaturrahim, menyejukkan hati, dan akhirnya berimbas pada kinerja sehari-hari di lingkungan kerja masing-masing,” harap Siswanto, M.Pd., selaku ketua kegiatan kerohanian di fakultas saat memberikan laporan kegiatan.

Sambil berkelakar, Imam Subarno menjelaskan bahwa butuh pengorbanan tersendiri bagi seorang polisi berseragam seperti dia untuk mau datang ke kampus yang penuh mahasiswa. Namun dengan semangat berbagi ilmu, dia menetapkan hati untuk datang.  “Dulu sewaktu saya mendampingi almarhum Gus Dur ke Jogja, dan saya diharuskan mengisi ceramah, Gus Dur berkomentar, ‘Kalau seorang polisi seperti kamu mengisi pengajian, salah mendalil, orang akan maklum, tapi kalau kyai mengisi pengajian, dan sampai salah, itu bisa dosa besar,’ kata beliau waktu itu”, urainya.

Tentang ibadah qurban,Imam Subarno yang juga memiliki dua pondok pesantren Tahfidzul Quran di Kabupaten Kulonprogo ini mengingatkan para hadirin saat itu agar segera berqurban jika memang mampu. “Rasulullah menjelaskan, jika ada orang yang kaya, dan sebenarnya mampu berhaji, tetapi dia tak mau berhaji, maka dia bukan termasuk kelompok umat beliau. Atau kalau memang belum mampu, setidaknya berqurbanlah lebih dulu,” jelasnya.

Dalam ceramahnya, Imam Subarno menguraikan hikmah dari kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya ‘alaihimussalam. “Doa Nabi Ibrahim a.s. selalu dikabulkan karena beliau selalu mengutamakan perintah Allah di atas yang lain, tidak pernah mengkhawatirkan rezeqi dari Allah, dan tidak pernah makan kecuali bersama orang lain/tamu,” jelas polisi yang menunaikan hajinya bersama dengan dua dosen di FE UNY, Drs. H. Ngadirin Setiawan, S.E., M.S., dan Dr. Hj. Endang Mulyani, M.Si. ini.

Dalam acara tersebut juga disampaikan santunan kepada para dhuafa’ yang selama ini dibina oleh FE UNY. Santunan disampaikan langsung oleh Dekan di akhir acara. Sejauh ini, sejak awal pelaksanaan program FE sudah berhasil mengumpulkan dana Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS) sebanyak 32 juta rupiah dan menyalurkan lebih dari 23 juta rupiah kepada yang membutuhkan. (fadhli)