Keberkahan Momen Idul Adha

Dalam satu tahun, ada tiga sepuluh-hari yang diistimewakan dalam ajaran Islam. Sepuluh hari tersebut yang pertama adalah sepuluh hari awal pada bulan Muharram. Yang kedua, sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan. Yang ketiga, sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Pada hari-hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadahnya. Demikian dipaparkan oleh Ustadz Didik Purwodarsono dalam Pengajian memperingati Idul Adha 1436 Hijriyah di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Jumat (2/10) kemarin. Pengajian ini dihadiri oleh segenap jajaran dekanat, karyawan, dosen, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan di FE UNY.

Dalam sambutannya, Dekan Dr Sugiharsono berharap agar pengajian ini bisa membantu memperbaiki karakter segenap civitas akademika. “Keluar dari ruangan ini, harus ada perubahan. Kalau berubah lebih baik, berarti proses belajarnya berhasil. Kalau tidak, berarti belum belajar secara serius,” ingatnya.

Didik menerangkan, momen Idul Adha sebenarnya memiliki potensi yang besar bagi kesejahteraan umat. “Idul Adha bisa jadi lebih berkah daripada Idul Fitri kalau liburannya lebih panjang. Para perantau bisa mudik lebih lama. Mereka bisa membeli sapi/kambing di kampung halamannya dari orang setempat, lalu dibagikan kembali ke masyarakat di kampung tersebut,” ujarnya.

“Idul Adha merupakan momen kesyukuran. Karena kita diberikan nikmat yang banyak, Allah perintahkan dalam Al Quran, ‘ fashollii lirobbika wanhar,’ maka sholatlah dan berkurbanlah,” urai pengasuh Pondoh Pesantren Modern Miftahunnajah Yogyakarta tersebut.

Suatu bangsa bisa dilimpahi keberkahan, dan bisa juga sebaliknya, ditimpa musibah. “Mereka akan diberkahi kalau beriman dan bertaqwa, sebagaimana Allah firmankan dalam Surat Al A’raaf ayat 96, dan mereka akan ditimpah musibah jika melakukan kedurhakaan, seperti tercantum dalam Surat Al Israa ayat 16,” tambahnya. Seusai pengajian, Dekan beserta jajaran berkenan menyerahkan sejumlah bantuan kepada para dhu’afa.  (fadhli)