Kang Abik Semarakkan Syawalan Keluarga Besar FE UNY

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Jauh sebelum Rasulullah Muhammad saw menjadi seorang Nabi, beliau sudah dibekali dengan budi pekerti yang baik. Dengan demikian, Islam sebenarnya merupakan ajaran yang penuh rahmat, bukan sebagaimana yang diperlihatkan oleh organisasi bernama ISIS akhir-akhir ini. Demikian sebagaimana disampaikan Ust. Habiburrahman El Shirazy, seorang novelis, dai, sutradara, sekaligus penyair kondang tanah air dalam acara Syawalan Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (11/8). Bertempat di ruang Auditorium, Ustadz Habiburrahman yang naik daun berkat novel “Ayat-ayat Cinta”nya ini menjadi pengisi tausiyah di hadapan lebih dari 100 dosen, karyawan, mahasiswa, serta purnakarya FE UNY. Turut hadir Ketua Senat FE, Dr. Nahiyah Jaidi F., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., serta Sardiman, AM, M.Pd yang pernah menjabat ketika FE dan FIS menjadi satu keluarga FISE.

Dalam sambutannya selaku Ketua Penyelenggara, Drs. Budi Sulistya berharap semoga ada banyak hikmah yang bisa diambil oleh semua yang hadir. “Semoga membuat iman dan taqwa kita semakin meningkat dan bagi yang mendengar bisa meneruskan dengan pasal-pasal cinta yang lain,” selorohnya yang disambut tawa para hadirin.

Kang Abik, begitu Ustadz Habiburrahman biasa disapa, menjelaskan bahwa sebagian besar dari kita ternyata masih kurang menghayati keislaman kita. Tidak sebagaimana yang diamalkan para generasi terdahulu. “Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabatnya, ‘Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis,’ yang menunjukkan bahwa beliau telah ditunjukkan apa saja yang akan menimpa manusia di alam Barzakh kelak,” terangnya.

Rasulullah juga kerap mengabarkan beberapa sahabatnya yang sudah dijamin masuk surga karena amalannya. Di antaranya, Bilal bin Rabah yang merupakan bekas seorang budak dari Afrika. “Rasulullah menggambarkan, suara sandal Bilal terdengar di Surga. Ini menggambarkan bahwa Bilal sudah dijamin kelak akan berada di Surga. Ternyata, Bilal memiliki kebiasaan, menjaga wudhu setiap hadats, dan kemudian sholat dua roka’at seusai wudhu,” lanjutnya.

Islam tidak pernah menolak kebiasaan baik. “Dahulu sebelum Nabi Muhammad saw diangkat sebagai Rasul, ada kebiasaan suku Arab ‘tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan zholim atau dizholimi,’ artinya, kalau ada seorang teman berbuat jahat, maka dia akan menolong temannya itu dalam perbuatan jahat itu. Tetapi di masa kenabiannya, Rasul juga bersabda sama persis, sehingga para sahabat bertanya, ‘bagaimana kita menolong sahabat kita yang zholim?’ dan Rasul menjawab,’dengan mencegahnya berbuat kezholiman itu’,” tegas Kang Abik.

Dekan Dr. Sugiharsono berharap, semoga kehadiran Ustadz Habiburrahman El Shirazy menambah keberkahan bulan Syawal. “Beliau sudah berkenan meluangkan waktunya berkunjung ke FE UNY. Oleh karena itu, sepatutnya kita simak dengan baik nasihatnya. Semoga kualitas silaturrahmi kita meningkat,” harapnya. (fadhli)