Boneka Cantik dari Limbah Plastik Karya Mahasiswa UNY

Plastik merupakan bahan yang paling sering digunakan oleh masyarakat. Baik masyarakat desa maupun kota, saat ini sudah sangat ketergantungan dalam menggunakan plastik, salah satunya adalah plastik sebagai pembawa belanjaan. Di samping kelebihan plastik yang memiliki sifat ringan, kuat dan mudah digunakan, plastik memiliki kelemahan, yaitu berupa limbah plastik yang sudah tidak terpakai. Banyaknya jumlah limbah plastik menyebabkan pencemaran lingkungan, di mana penguraian plastik membutuhkan waktu 200-400 atau bahkan 1000 tahun lamanya. Permasalahan tersebut akhirnya mendorong lima mahasiswa UNY berinovasi memanfaatkan limbah plastik melalui boneka wisuda.

Mereka adalah Luthfi Nurlaily, Kartika Bunga Nadhya Noor, Nur Siva Fauziah, Adetia Ratih Pratiwi dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE), dan Annisa Nida Harsellenta dari Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).

Luthfi mengatakan bahwa belum semua limbah plastik termanfaatkan dengan baik. “Ada tiga solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah, yaitu 3R (reduce, reuse, dan recycle). Namun, berbagai usaha untuk mengurangi limbah plastik ini belum begitu efektif. Karena beberapa limbah plastik memang termanfaatkan, tetapi lainnya belum yaitu tetap menjadi limbah dan memiliki nilai jual yang rendah,” katanya.

“Sebagai mahasiswa, kami melihat saat ini banyak bingkisan-bingkisan ujian skripsi dan wisuda berupa boneka-boneka wisuda. Kami pikir pemanfaatan limbah plastik memiliki peluang di sini, sehingga tercetuslah Bondastik (boneka wisuda dakron plastik), boneka wisuda dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan substitusi dakron pada umumnya,” paparnya.

Adetia menambahkan, cara memproduksi Bondastik tidak jauh berbeda dengan boneka-boneka lainnya. “Hanya saja bahan dakron tidak banyak digunakan karena diganti dengan limbah plastik. Limbah plastik sebelum digunakan, dicuci terlebih dahulu hingga bersih, lalu dikeringkan dan kemudian dipotong atau dicacah kecil-kecil. Sedangkan proses pembuatan boneka, sama dengan boneka-boneka lainnya, yaitu pemotongan pola, pembordiran bagian-bagian boneka, penjahitan tubuh boneka dan baju, serta yang terakhir adalah pengisian boneka dengan dakron dan limbah plastik yang sudah dicacah-cacah,” urai Adetia.

Kelima mahasiswa peraih dana hibah Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan 2016 ini berharap agar dapat mengembangkan boneka-boneka dakron plastik lainnya. (luthfi/fadhli)