Anak Dosen dan Anak Tukang Pijet sama-sama Raih IPK Cumlaude

Tak perlu dipungkiri bahwa apapun profesi orangtua kita asal kita mau belajar dengan rajin, giat dan penuh semangat pasti akan mendapatkan keberhasilan dalam mencapai sebuah cita-cita. Inilah kenyataannya Paramestri Prabandari mahasiswa dari program studi Akuntansi anak pasangan dari Drs. Agus Sudarsono dan Eny Wati yang orangtuanya berprofesi sebagai Dosen Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY berhasil raih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,64 sedangkan Anastasia Dian Mayasari mahasiswa dari jurusan Manajemen anak pasangan dari Benedictus Beno Yunianto dan Kustuti yang orangtuanya berprofesi sebagai Tukang Pijet juga berhasil raih IPK 3,62, demikian disampaikan keduanya saat diwawancarai setelah mengikuti upacara yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) periode bulan September pada Senin (30/9) di Auditorium FE UNY yang diikuti sebanyak 37 peserta.

Paramestri Prabandari yang akrab dipanggil Astri mengatakan bahwa saat mengikuti perkuliahan ia selalu rajin mencatat dan mengambil point-point penting yang disampaikan oleh dosen sehingga hanya dengan membaca point-point nya tersebut saat mengulang kembali dalam belajar ia bisa dan paham saat mengerjakan soal yang diberikan.

Saat kuliah, Astri berhasil lolos menyusun proposal pada Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan yang didanai DIKTI pada tahun 2010 dan 2011. Adapun proposal yang berhasil didanai DIKTI yaitu; 1). “Donatel” Donat Wortel yang menyehatkan, mengenyangkan serta menyenangkan, 2). D’Vegie Cake, kreasi kue sayur dan 3). “Bule Pasang Silang” Budidaya Lele Paiton Sangkuriang Persilangan.

“Namun dari ketiga PKM tersebut, belum mempunyai niat untuk mengembangkannya menjadi sebuah usaha bisnis karena setelah dinyatakan lulus ini rencanakan akan mencari kerja dan bilamana mendapatkan beasiswa akan studi lanjut”, ujar gadis kelahiran 12 Mei 1991.

Lain halnya dengan Anastasia Dian Mayasari yang akrab dipanggil Maya, sejak duduk di bangku SMA sampai kuliah saat ini ia selalu membuat “Mind Mapping” dalam segala mata pelajaran sehingga dalam belajar sangat terbantukan hanya dengan membaca Mind Mapping yang dibuatnya. Hal ini dilakukannya karena ia merasa daya ingatnya agak rendah sehingga perlu dibantu dengan adanya pemetaan pemikiran tersebut disetiap pelajaran yang ia peroleh.

Lanjut Gadis kelahiran 25 Desember 1991, “Sejak SMA, Bapak meninggal dunia sehingga biaya kuliah selama ini ditanggung sama Budhe dan Nenek nya, walau selama 2 tahun lalu ia berhasil mendapatkan beasiswa Pengembangan Prestasi Akademik (PPA). Sehingga setelah dinyatakan lulus ini Maya berkeinginan untuk bekerja guna membantu sang Ibu dalam membiayai ketiga adiknya. (Isti)