pendidikan akuntansi

Yuliana, Ingin Jadi Guru yang Berbisnis

Yuliana Latifah, atau akrab disapa Yuliana, adalah lulusan terbaik pada Yudisium FE UNY periode Maret, Jumat (29/3) lalu. Yuliana lulus dari prodi Pendidikan Akuntansi S1 dengan IPK 3,80. Direktur Islamic Mini Bank (IMB) FE UNY 2018 ini memang gemar akuntansi, dan bercita-cita jadi guru yang punya bisnis. Keinginan jadi guru bahkan sudah terpatri sejak kecil, dia mengaku. Dulu, sewaktu kecil, dia kerap bermain "guru & murid" dengan adik dan teman-teman adiknya. Selain itu, dia juga suka dengan hitung-hitungan. Bakat hitung-hitungan dan bisnis ini sudah dia asah sewaktu berjualan, salah satunya, nasi megono saat SMA.

Kini, sembari bekerja part-time di sebuah usaha kuliner, Yuliana juga masih berbisnis kerajinan buket. Buat temanmu yang segera ujian atau yudisium, bisa lho, pesan bunga atau kerajinan tangan kreatif ke Yuliana lewat akun bisnisnya di @hadiah_creativejogja .

Jumat pagi di penghujung bulan Maret itu, dua puluh satu orang purna studi di FE UNY. Mereka akan membuka lembar baru di album kehidupan. Kampus telah membekali dengan tinta dan pena. Kini giliran mereka, untuk menggoreskan pena itu, untuk membuat karya emas yang bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. (fadhli)

Asesor BAN-PT Kunjungi D3 Akuntansi

Asesor dari BAN-PT mengunjungi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Rabu (6/3) kemarin. Kunjungan ini merupakan kegiatan Visitasi Akreditasi Program Studi D3 Akuntansi. Kedua asesor, Prof. Djoko Suhardjanto, Ph.D. dari Universitas Sebelas  Maret Solo dan Dr. Efrizal Syofyan dari Universitas Negeri Padang ditemui segenap jajaran dekanat, Satuan Penjaminan Mutu, tim task force borang, serta dosen di prodi D3 Akuntansi.

Djoko juga mengunjungi UNY Kampus Wates untuk melihat kelas, laboratorium, serta fasilitas pendukung perkuliahan D3 Akuntansi didampingi Wakil Dekan II dan Ketua Pengelola UNY Kampus Wates. Menurut Djoko, FE sudah cukup baik dalam mengelola dokumentasi. “Dokumentasinya ada, tinggal penataannya yang sebaiknya dioptimalkan,” tuturnya.

Sementara itu, Efrizal menandaskan bahwa kampus kini bisa lebih dulu memperbaiki datanya sebelum asesor datang. “Sekarang apa-apa sudah online. Kalau memang ada perubahan data, perbaiki terlebih dulu, lalu bisa kirim hasil perbaikannya kepada asesor melalui email,” terangnya.

Efrizal juga mendorong FE UNY lebih meningkatkan skor di bidang akademik. “Dosen harus segera mengoptimalkan SINTA (Science and Technology Index-red) guna menambah jumlah publikasi mereka. Hal ini berguna untuk meningkatkan skor tiap individu,” ujarnya. (fadhli)

Tax Center UNY Siapkan Relawan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) DIY dan Tax Center Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Workshop E-filling, SPT, dan Komunikasi Efektif bagi Relawan Pajak 2019 bertempat di Auditorium FE UNY pada Selasa-Rabu (19-20/2) lalu. Acara ini dibuka langsung oleh WD III FE UNY Dra. Isroah M.Si. Acara ini diikuti oleh 105 relawan pajak, yang dipersiapkan untuk membantu wajib pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT tahunan di lingkungan UNY, Kantor Pelayanan Pajak, dan Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. Narasumber pada hari pertama ini adalah Ponty Sya'banto Putra Hutama, S. E., M.Si menyampaikan materi tentang komunikasi efektif dan pengisian SPT.

Narasumber pada kegiatan hari kedua adalah Moh. Fuad , S.T. , M.T. , Kasi Penyuluhan dan Dokumen DJP DIY yang menyampaikan materi tentang pengisian e-Filing. Sesi kedua dilanjutkan dengan simulasi pengisian SPT yang dibersamai Fabianus Tato Krusaido, S.T. , M.T. Kasi Kerjasama dan Humas DJP DIY.

Menurut Tato, mengutip World Giving Index 2017, Indonesia sudah diakui sebagai negara paling dermawan kedua dari 139 negara di dunia ditinjau dari aspek helping stranger, donate money, dan volunteering time.

“Relawan Pajak 2019 nantinya akan membantu di beberapa porsi tugas. Ada relawan yang bertugas melakukan asistensi sejumlah 60%. Sebanyak 20% lagi membantu melakukan kegiatan registrasi. Sedangkan sisanya membantu melakukan pengawasan pengelolaan dan membantu relawan pajak lainnya, serta melakukan fungsi pendukung. Misalnya, asistensi pembuatan email, dukungan peralatan, dan media sosial,” tambahnya. (fadhli/umi)

Kuliah Umum Penelitian pada Akuntansi Syariah

Dewasa ini, keuangan syariah makin diminati. Banyak nasabah yang menggunakan jasa bank syariah, dan banyak yang berpindah metode transaksi dari konvensional ke syariah. Hal ini ditengarai disebabkan baik karena kesadaran masyarakat yang ingin kembali ke nilai-nilai islam yang mulai meningkat, atau karena tingkat keuntungan yang ditawarkan oleh jasa syariah ini lebih bersaing. Akuntansi Syariah tak terkecuali menjadi salah satu subyek ilmu baru yang terus berkembang mengikuti dinamika ilmu pengetahuan dan ekonomi. Berkaitan dengan itu, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan kuliah umum bertemakan Research on Islamic Accounting, Rabu (5/12) lalu. Kuliah yang disampaikan dosen UMY sekaligus pengurus IAI Wilayah DIY, Rizal Yahya, ini diikuti 180 mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi dan dibuka oleh Ketua Jurusan (Kajur) Rr. Indah Mustikawati.

Rizal Yahya memaparkan, para ahli mendefinisikan akuntansi syariah secara sederhana sebagai akuntansi yang didasarkan pada sumber Alquran dan Assunnah. “Ada tiga pendekatan dalam memandang akuntansi syariah. Yang pertama, pendekatan induktif, berangkat dari akuntansi kontemporer dengan memakai akuntansi keuangan barat yang sesuai, lalu mengeluarkan yang bertentangan dengan syariah,” terangnya.

“Yang kedua, pendekatan deduktif menggunakan prinsip islam yang sudah ada lalu dicocokkan dengan prinsip Islam. Ketiga, hybrid, yaitu yang mendasarkan pada prinsip syariah dan persoalan masyarakat. Pendekatan ini mengapresiasi apa yang sudah dikembangkan oleh Barat, dan menganggap perlu dipalukasikan dalam akuntansi syariah,” tambahnya.

Dalam penelitian di bidang akuntansi syariah, lanjut Rizal, banyak hal yang bisa disinggung, dan beberapa lembaga bisa menjadi obyek penelitian. “Lembaga keuangan syariah seperti BMT (Baitul Maal wat Tamwil-red), perusahaan asuransi syariah, BPR syariah, dan bank-bank syariah bisa menjadi tempat penelitian. Beberapa topik yang bisa disinggung adalah seperti standar akuntansi syariah, kesesuaian dengan standar/pedoman akuntansi, pelaporan keuangannya, atau pencapaian tujuan sosioekonomik,” urai Rizal. (fadhli)

Lomba Cerdas Cermat Akuntansi (LCCA) SMTA Tingkat Nasional 2018

Lomba Cerdas Cermat Akuntansi (LCCA) merupakan sebuah program kerja tahunan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (HIMA DIKSI) yang pada tahun ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2018 di Fakultas Ekonomi (FE) UNY dengan mengangkat tema yang berkaitan dengan revolusi Industri 4.0 yaitu “Mewujudkan Generasi Prestatif, Inovatif, dan Kompetitif menuju Era Revolusi Industri 4.0 melalui Lomba Cerdas Cermat Akuntansi 2018”. Dalam satu rangkaian acara LCCA terdapat LCCA untuk tingkat SMTA, acara talkshow untuk guru dan umum serta Smart Accounting Competition untuk tingkat mahasiswa. LCCA tingkat SMTA dilaksanakan bersamaan dengan Talkshow Strategi Pembelajaran. Talkshow diperuntukan bagi para guru pendamping siswa yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan pedagogik maupun akuntansi di masa sekarang ini. Talkshow Strategi Pembelajaran diselenggarakan di Ruang Sidang Besar LPPMP UNY Lt2 dengan mengangkat tema “Memaksimalkan Peran Guru melalui Strategi Pembelajaran yang Inovatif guna Meningkatkan Potensi Peserta Didik Menuju Era Revolusi Industri 4.0” dengan dibersamai 2 narasumber yang ahli di bidang strategi pembelajaran Dr. Christina Ismaniati, M.Pd, dosen Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Ani Widayati, M.Pd., Ed.D ahli di bidang strategi pembelajaran Akuntansi dosen Pendidikan Akuntansi FE UNY.

Pada tahun ini ada sebanyak 40 tim SMK dan 26 tim SMA peserta LCCA, dan 71 peserta Talkshow. LCCA dibuka oleh MC tepat pukul 08.00 setelah para dosen dan Wakil Dekan III hadir, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh ketua LCCA 2018 Nurlaela, kemudian dilanjutkan oleh Dhyah Setyorini M.Si, AK selaku perwakilan dari jurusan Pendidikan Akuntansi, dan sambutan Wakil Dekan III  FE UNY Dra. Isroah M.Si sekaligus membuka acara dengan membunyikan gong.

Setelah itu para peserta mempersiapkan diri untuk melaksanakan tahapan penyisihan LCCA, sedangkan para guru berpindah ke ruang sidang besar LPPMP lt2 untuk mengikuti talkshow strategi pembelajaran. Acara talkshow juga dibuka oleh Isroah selaku Wakil Dekan III  FE UNY. Acara talkshow dipandu oleh seorang moderator yang juga dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY Budi Tiara Novitasari, S.E., M.Si.

Setelah tahap penyisihan, ada 5 tim SMA maupun SMK yang berhak masuk ke tahap semifinal. Untuk 5 tim SMA terdiri dari SMA N Andong, SMA Santa Angela Bandung B, SMAN2 Purwokerto, MAN 1 Yogyakarta, SMAN 1 Wonosari A. Sedangkan 5 tim SMK yang masuk tahap semifinal yaitu SMKN 1 Kebumen, SMKN 1 Cilacap, SMKN 1 Slawi, SMKN 2 Magelang A, SMKN 1 Wonosari. Pada tahap semifinal ini untuk peserta SMA melakukan presentasi sedangkan untuk tim SMK mengerjakan siklus akuntansi.

Hasil dari babak semifinal menyatakan bahwa ada 3 tim SMK dan 3 tim SMA yang lolos ke tahap final. Untuk 3 tim SMK yang masuk tahap final adalah SMKN 1 Wonosari, SMKN 1 Cilacap B, SMKN 2 Magelang A. Sedangkan 3 tim SMA yang lolos ke tahap final adalah SMA Santa Angela Bandung B, SMA N 1 Wonosari, dan MAN 1 Yogyakarta. Setelah itu diadakan babak final di mana tim SMK ada di Auditorium sedangkan tim SMA ada di Ruang Ramah Tamah.

Untuk tingkat SMK juara 1 diraih oleh SMKN 1 Wonosari untuk kedua kalinya, Juara 2 diraih oleh SMKN 1 Cilacap tim B, dan juara 3 diraih oleh  SMKN 2 Magelang tim A. Sedangkan untuk tingkat SMA, juara 1 diraih oleh SMA Santa Angela Bandung tim B, juara 2 diraih oleh SMA N 1 Wonosari, dan juara 3 diraih oleh MAN 1 Yogyakarta. Juara 1 mendapat hadiah berupa piala bergilir Kemenristekdikti, piala Rektor UNY, dan uang pembinaan sebesar Rp. 2.000.000, juara 2 memperoleh hadiah berupa piala Dekan FE UNY disertai uang pembinaan sebesar Rp. 1.500.000, dan untuk juara 3 mendapat hadiah berupa piala Jurusan Pendidikan Akuntansi disertai uang pembinaan sebesar Rp. 1.000.000. (diksi/fdh)

Tax Lover Community Tumbuhkan Kesadaran Pajak

Kesadaran membayar pajak di Indonesia masih cukup rendah. Pemerintah selalu berusaha agar penerimaan dari pajak terus mengalami peningkatan. Berbagai kebijakan diluncurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Meskipun data menunjukkan jumlah penerimaan terus meningkat, tingkat kepatuhan pajak secara keseluruhan dinilai masih rendah. Hanya sejumlah 63% dari total wajib pajak, dari yang ditargetkan sebesar 72%. Demikian disampaikan Ponty S.P. Hutama dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY di depan para rombongan Tax Lover Community (TLC) FE Universitas Negeri Malang (UM), Senin (12/11) kemarin.

Ponty menambahkan, terkadang mahasiswa dari program studi akuntansi sendiri belum memiliki kesadaran pajak. “Di kelas, terkadang setelah mereka belajar pajak, mereka justru memiliki minat yang lebih rendah untuk membayar pajak. Oleh karena itu, perlu metode yang menarik agar pemahaman tentang pajak lebih menyadarkan mereka bahwa pajak itu bentuk kontribusi warga terhadap pembangunan,” urainya.

Sebanyak 20 orang mahasiswa anggota TLC beserta dosen pembimbing berdiskusi dengan Tax Center UNY. Selain guna mendiskusikan terkait perpajakan, TLC FE UM dan Tax Center UNY juga berbagi pikiran tentang pengelolaan kegiatan pendidikan perpajakan di masing-masing kampus.

Ketua Tax Center UM yang menjadi dosen pembimbing TLC FE UM Grisvia Agustin mengutarakan bahwa TLC FE UM berdiri di tahun 2014 untuk membantu mahasiswa dalam memahami dunia perpajakan. “Kami mengadakan berbagai acara untuk menarik minat para mahasiswa dalam mempelajari pajak,” terangnya.

Ketua Tax Center UNY Diana Rahmawati menjelaskan bahwa Tax Center UNY sudah rutin menyelenggarakan pelatihan Brevet Pajak yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perpajakan (DJP) DIY. “Sebagian besar pengajar merupakan staf dari DJP DIY. Peserta terbuka untuk umum dan tentu mendapatkan sertifikat. Sampai saat ini, kelas pelatihan sudah mencapai angkatan ke-13,” terangnya. (fadhli)

FE UNY Juara 3 MACC 2018

Tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Achmad Solekhan, Febriyanti Ratnasari, dan Setyo Wati berhasil menjadi Juara 3 dalam Maksi Accounting Competition (MACC) yang diadakan oleh Program Magister Sains FEB UGM, Jumat (28/9) lalu. Ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi (prodi) Pendidikan Akuntansi angkatan 2016. Lomba tingkat nasional ini menguji tentang pemahaman akuntansi secara komprehensif mulai dari akuntansi biaya, Sistem Informasi Akuntansi, auditing, akuntansi sektor publik, hingga perpajakan.

Menyisihkan kurang lebih 30 tim dari seluruh Indonesia, tim UNY menjadi bagian dari 10 tim terbaik yang kemudian melaju ke babak grand final dan diikuti 4 tim terbaik. Dalam grand final yang berupa lomba debat, tim UNY yang dipimpin Achmad Solekhan akhirnya berhasil menempati peringkat ketiga.

Achmad menuturkan, masing-masing anggota tim membagi tugas dalam mempelajari materi-materi yang akan dilombakan. “Sebelum lomba, kami belajar bersama setiap setelah rapat Hima (Himpunan Mahasiswa). Selain itu, sambil bertugas sebagai admin (Pelatihan) Brevet Pajak di FE UNY, kami sempatkan juga belajar,” terangnya.

Meskipun berasal dari prodi Kependidikan, hal ini tidak menyurutkan semangat tim untuk mempersiapkan diri. “Kami harus belajar sendiri karena ada beberapa mata kuliah yang dilombakan belum kami dapatkan seperti auditing, dan ada juga mata kuliah yang baru kami dapatkan di semester ini seperti akuntansi keuangan lanjutan, akuntansi sektor publik, akuntansi manajemen, dan sistem informasi akuntansi,” tambah Achmad.

Selain belajar secara mandiri, Achmad beserta tim juga berkonsultasi dengan dosen. “Kami yakin bahwa hasil tidak akan menghianati usaha. Kami sadar bahwa masih banyak materi yang baru kami dapatkan di semster ini  tapi sebab itulah yang melecut semangat kami untuk belajar. Kami sangat bersyukur dengan hasil ini karena ini merupakan perlombaan yang kedua kami ikuti selama terbentuknya tim kami. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi serta mampu mengharumkan almamater kami,” terang Achmad yang dalam babak perebutan Juara 3 mengalahkan tim yang juga berasal dari UNY lainnya. (fadhli)

Kualifikasi Internasional Perluas Jaringan

Dewasa ini, kualitas seorang tenaga kerja bisa dilihat salah satunya melalui gelarnya. Namun hal ini tak cukup di tengah perkembangan dunia yang semakin menyatu ini. Seorang tenaga kerja, misalnya seorang akuntan, juga mesti memiliki jaringan yang membuat dia terhubung dengan perkembangan bidang ilmunya sendiri. Jaringan itu umumnya berupa asosiasi atau ikatan. Dengan bergabung dalam ikatan profesi yang sebidang, seorang akuntan menjadi lebih profesional jika dibandingkan hanya mengandalkan gelarnya saja.

Demikian dipaparkan perwakilan Certified Practising Accountant (CPA) Australia, Reza Havies dalam Kuliah Umum (Studium Generale) di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (20/3) kemarin. Reza menuturkan, CPA Australia adalah ikatan akuntan profesional yang berdiri di Australia pada 1886. “CPA Australia punya 19 kantor di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, hingga Inggris,” terangnya.

Reza melanjutkan, CPA Australia memberikan banyak keuntungan bagi akuntan. “Seperti halnya IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), CPA Australia menjadi wadah bagi akuntan profesional. Dengan bergabung di CPA Australia, akan terbuka peluang untuk memperluas jaringan dengan akuntan dari berbagai negara,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY, Rr. Indah Mustikawati juga mengajak para mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi keilmuannya. “Barangkali selama ini mahasiswa hanya mengenal Public Accountant sebagai akuntan profesional. Dengan studium generale ini, kita akan mengetahui lebih jauh CPA sebagai akuntan profesional,” ucap Indah.

Menurut Reza, kualifikasi internasional membuat hasil kinerja seorang akuntan lebih dihargai dan diakui, tidak hanya tingkat nasional, bahkan internasional. “Saat ini, akuntansi bukan hanya soal angka, tapi perusahaan juga mencari akuntan yang memiliki keterampilan strategis, seperti kepemimpinan, atau kemampuan analisis pasar. Keberadaan program, software, dan artificial intelligence menuntut akuntan meningkatkan keterampilan. Fungsi kecerdasan buatan adalah untuk membantu kita dalam bekerja, bukan menggantikan,” urai Reza yang menjadi Country Manager and Chief Representative CPA Australia di Indonesia.

Business Development Manager CPA Australia Arya Lukito menegaskan perlunya seorang akuntan berkualifikasi internasional. “Kualifikasi internasional menuntut akuntan untuk menguasai standar internasional. Dengan demikian, hasil analisa dan keputusannya akan lebih diakui dan dipertanggungjawabkan,”

Arya menambahkan, dengan anggota lebih dari 160 ribu orang, CPA Australia merupakan jaringan yang kuat. “Anggota kami mulai dari sektor industri, praktisi, hingga akademisi. Setiap akuntan bisa menjadi anggota CPA Australia, dengan terlebih dulu mengikuti program-program CPA. CPA Australia juga bekerja sama dengan IAI. Anggota IAI yang mengambil program CPA Australia bisa mempersingkat waktu tempuh programnya,” jelas Arya. (fadhli)

FE UNY Raih Akreditasi A untuk Program Studi Akuntansi S1 dan Pendidikan Akuntansi

Program Studi (prodi) Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memperoleh akreditasi A berdasarkan SK No: 2779/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2017, yang akan berlaku hingga 15 Agustus 2022. Hasil akreditasi A ini telah banyak diharapkan oleh seluruh civitas akademika FE UNY, khususnya Program Studi Akuntansi FE UNY karena merupakan peningkatan perolehan nilai akreditasi yang diperoleh sebelumnya yaitu B. Visitasi akreditasi dilaksanakan pada 25-27 Juli 2017 dengan assesor BAN PT Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak., CA dan Dr. Sylvia Veronica Siregar.

Kelegaan dan kebahagiaan keluarga besar Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY, pada awal tahun 2018 ini dilengkapi pula dengan keluarnya hasil akreditasi untuk Prodi Pendidikan Akuntansi yang dapat mempertahankan nilai akreditasi A. Prodi Pendidikan Akuntansi FE UNY memperoleh akreditasi A berdasarkan SK No: 4944/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017, yang akan berlaku hingga 27 Desember 2022. Hasil akreditasi ini telah banyak diharapkan oleh seluruh stakeholder Prodi Pendidikan Akuntansi FE UNY, khususnya para mahasiswa, setelah dilaksanakannya visitasi pada tanggal 20-21 Oktober 2017 dengan asesor BAN PT Prof. Dr. Made Sudarma, M.M., Ak., CPA dan Dr. Eka Ananta Sidharta, Ak., CA.

Ketua Jurusan/Prodi Pendidikan Akuntansi FE UNY, Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., CA menyampaikan bahwa hasil akreditasi A tersebut merupakan capaian yang membanggakan dan hasil kerja keras Tim Task Force, baik Prodi Akuntansi yang dipimpin oleh Kaprodi Akuntansi S1 Dr. Denies Priantinah, M.Si., Ak., CA, maupun Prodi Pendidikan Akuntansi yang dipimpin oleh Diana Rahmawati, M.Si. Selain itu, dukungan dari dekanat dan jajarannya, kerja sama yang baik, baik dari seluruh dosen dan mahasiswa di lingkungan Jurusan Pendidikan Akuntansi FE UNY maupun dosen dan karyawan FE yang berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, sangat berperan dalam pencapaian akreditasi A untuk Prodi Akuntansi S1 maupun Prodi Pendidikan Akuntansi FE UNY.

Akreditasi diperlukan untuk menjamin mutu suatu lembaga pendidikan. Akreditasi prodi juga bisa menjadi alat untuk mengukur sistem penjaminan mutu suatu program studi dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Hasil akreditasi A yang diperoleh baik oleh Prodi Pendidikan Akuntansi maupun Prodi Akuntansi FE UNY menjadi tantangan bagaimana mempertahankan nilai A ke depannya, yaitu dengan meningkatkan terus kualitas proses belajar mengajar, kualitas SDM, kualitas manajemen dan tata kelola, serta mutu lulusan, dan kerja sama dengan pihak luar.  (indah)

Pages