kewirausahaan

SMA N 1 Sleman Kuatkan Kewirausahaan

Berdasarkan data BPS tahun 2016 lalu, jumlah wirausahawan di Indonesia kini berkisar 3%, naik jika dibandingkan 2013 yang berjumlah 1,6%. Namun proporsi ini masih jauh lebih sedikit dibandingkan negara maju, bahkan negara tetangga seperti Malaysia (6%), Singapura (7%), atau Thailand (5%). Jumlah wirausahawan di Indonesia perlu terus ditingkatkan, salah satunya melalui pengenalan pendidikan kewirausahaan sejak dini. Demikian dijelaskan Dr Endang Mulyani, pakar kewirausahawan UNY dalam kunjungan SMA N 1 Sleman, Kamis (30/8) lalu.

Endang melanjutkan, UNY memiliki kurikulum kewirausahaan yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti laboratorium kewirausahaan. “Di tingkat fakultas, mahasiswa bisa memanfaatkan Entrepreneurship Education Center untuk memajang produknya. Sedangkan di universitas, UNY juga memiliki laboratorium kewirausahaan berlantai 4. Di lantai 2 dan 4 kami peruntukkan bagi mahasiswa menjajakan barang dan jasanya,” terangnya.

“FE UNY juga turut mengembangkan kurikulum kewirausahaan di pendidikan menengah. Di tahun 2013, bekerjasama dengan Prestasi Junior Indonesia, FE UNY mengadakan lomba kewirausahaan ‘Student Company’ tingkat SMA di DIY, dan SMA N 1 Sleman memang saat itu menjadi salah satu peserta dan bahkan meraih predikat ‘The Best Performance’ dan ‘The Best Student Company’. Karena itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti ini patut terus dikembangkan,” lanjut Endang.

Dekan FE Sugiharsono mengatakan, kewirausahaan adalah pintu terbaik mendapatkan rizki. “Jangan jadi karyawan atau PNS kalau mau jadi kaya; jadilah wirausahawan. Pendidikan bukan hanya untuk mencari ijazah. Carilah pengetahuan, asah kepribadian, bentuklah karakter yang baik. Ekstrakurikuler kewirausahaan adalah wahana yang baik untuk membantu membentuk karakter kuat,” pesan Sugiharsono. Para siswa lantas mengunjungi laboratorium kewirausahaan di tingkat fakultas dan universitas dan melihat secara langsung berbagai stan dan unit-unit usaha yang dimiliki mahasiswa. (fadhli)

FE UNJ Pelajari Pendidikan Kewirausahaan di UNY

Dinamika di dunia pendidikan ekonomi termasuk pesat. Dunia vokasi dan kewirausahaan yang menghadapi tantangan era disrupsi menuntut kegesitan dunia pendidikan dalam menyiapkan SDM yang terampil. Demikian sambutan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UNY Sugiharsono di hadapan 19 orang delegasi FE Universitas Negeri Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut dihadiri oleh jajaran dekanat, ketua jurusan, program studi, dan kepala divisi di lingkungan FE UNY.

Sugiharsono melanjutkan, pendidikan vokasi menjadi salah satu hal yang kini ramai dikembangkan di tanah air. “Di Universitas Negeri Malang bisa cepat muncul program S2. Vokasi akan segera dipisah. Saran dari presiden, supaya pendidikan vokasi bisa berkembang lebih maksimal,” tambah Sugiharsono.

Dekan FE UNJ, Dedi Purwana E.S. mewakili lembaganya yang didampingi kepala laboratorium, kepala penjaminan mutu, dan ketua pengelola jurnal menyampaikan apresiasinya atas sambutan FE UNY. “Ini sekaligus silaturrahim, selain juga kerjasama akademik. Di samping itu, kami agak terkejut karena sewaktu lewat tadi melihat Plaza UNY. Oleh karena itu kami ingin mengetahui bagaimana kewirausahaan diajarkan di UNY serta pengelolaannya,” ucap Dedi.

Sekretaris Tim Penjaminan Mutu FE UNY, Siti Umi Khayatun Mardiyah menjelaskan, Struktur Tim Penjaminan Mutu di fakultas menginduk rektorat. “Selama empat tahun FE UNY sudah menggunakan sistem e-monev untuk mengevaluasi proses belajar mengajar. Setiap akhir semester dosen akan mendapatkan rapot atas hasil pengajarannya, sehingga masing-masing dosen bisa meningkatkan kualitasnya,” urai Siti Umi.

Divisi Kewirausahaan, Lies Endarwati menjadi motor penggerak kewirausahaan di fakultas. “Fakultas memiliki Entrepreneurship Education Center (EEC) sebagai sarana wirausaha mahasiswa. Ada matakuliah dan tugas-tugas kewirausahaan dan mahasiswa bisa memanfaatkan EEC sebagai salah satu media. Kami juga bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Kewirausahaan INSPIRE,” terang Lies.

Kepala Divisi Jurnal FE UNY, Ali Muhson menyatakan bahwa kerjasama di bidang jurnal bisa sangat bermanfaat. “Untuk jurnal, supaya nilainya lebih tinggi, tidak hanya reviewer, tetapi editor juga harus ada yang dari luar. Mungkin nanti bisa saling bertukar beberapa SDM yang bisa menjadi tim editor di masing-masing pihak,” terangnya. (fadhli)

Minimnya Wirausahawan di Indonesia

Jumlah wirausahawan di Indonesia dirasa masih perlu ditambah jika melihat proporsinya dengan keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Data BPS pada 2017 menunjukkan jumlah tersebut meningkat menjadi 3,1 %, dibandingkan tiga tahun lalu di mana masih berjumlah 1,67 persen. Meskipun angka tersebut sudah di atas 2 persen dari total populasi penduduk sebagai ambang batas prasyarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera, jumlah itu masih di bawah negara-negara lain. Sebagai perbandingan, negara raksasa Tiongkok 10 persen, Jepang 11 persen, dan Amerika Serikat 12 persen. Hal ini menjadi PR bagi pemerintah, tak terkecuali dunia pendidikan melalui perguruan tinggi dan sekolah.

Selain itu, terus berkembangnya teknologi menuntut perguruan tinggi untuk tak ketinggalan berinovasi dan meningkatkan kualitas lulusannya sesuai permintaan pasar. Pendidikan di perguruan tinggi yang kini berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas lulusan. Guna menyelaraskan langkah, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang melakukan studi banding ke FE UNY, Kamis (19/10) lalu.

Ainur Roqif, Sekretaris Jurusan Manajemen FEB UB menyampaikan, timnya berkunjung ke Yogyakarta untuk mengembangkan Jurusan Manajemen di kampusnya, dan saling berbagi informasi dalam berbagai hal. “Untuk mempelajari kewirausahaan, selain di UNY, kami juga silaturrahim ke Universitas AMIKOM. Alumni atau lulusan jangan sampai jadi pengangguran. Oleh karena itu, kami juga menyelenggarakan prodi entrepreneurship,” ujar Rofiq.

Muniya Altesa, selaku Gugus Penjaminan Mutu Jurusan Manajemen FE UNY menjelaskan, berbagai pedoman pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, standar kemahasiswaan dan alumni, dan standar kerja sama di jurusan mengacu pada pusat. “Di FE UNY, mahasiswa diwajibkan memberikan monitoring dan evaluasi perkuliahan sebagai syarat mengikuti ujian semester,” terangnya.

Ketua Jurusan Setyabudi Indartono menyatakan bahwa jurusan juga membatasi jumlah mahasiswa sesuai kapasitas kursi yang bisa tertampung agar kualitas pengajaran terjamin. “Terjadi dinamika jumlah mahasiswa per angkatan akibat perkembangan kampus. Di tahun 2014 prodi Manajemen bisa menerima 98. Sampai tahun 2015, kami batasi 78 mahasiswa per angkatan,” urainya.

Jurusan juga memberikan pelatihan Softskills sebagai upaya menjaga motivasi dan kinerja mahasiswa dalam suasana akademik yang kondusif. “Lingkungan sangat besar dalam memengaruhi perkembangan mahasiswa. Di semester satu dua masih bagus, tapi semester tiga bisa jadi mulai berubah. Kami berikan pelatihan softskills guna memberikan mahasiswa berbagai bekal tambahan yang membantu keberhasilan studi mereka, di antaranya seperti Speed Reading, Skripsi Camp, dsb,” tambahnya. (fadhli)

Pages