Semnas Kerjasama HISPISI, FIS & FE UNY : Rekonstruksi Konsep IPS di Indonesia

Kurikulum sekolah yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah berlangsung enam tahun. Oleh karena itu, sudah selayaknya kalau KTSP ini ditelaah ulah sesuai dengan perkembangan IPTEK dan realitas kehidupan masyarakat. Pendidikan kita selama ini cenderung menekankan pada materi ajar, sehingga lebih banyak bersifat intelektualistik. Hal ini terkait juga dengan penerapan Standar Isi, baik Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar dalam desain kurikulum atau KTSP yang masih tetap berorientasi pada materi. Penguasaan materi dinomorsatukan sementara sikap mental dan kepribadian peserta didik telah lama terabaikan, demikian disampaikan Drs. Sardiman AM, M.Pd. Dosen FIS UNY pada Seminar Nasional dengan tema “Rekonstruksi Konsep IPS di Indonesia” yang diselenggarakan Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Sabtu (14/7) di Auditorium FE UNY. Menghadirkan pembicara lain Prof. Zamroni, Ph.D. Guru Besar FE UNY dan Prof. Dr. Udin S. Winataputra, MA Guru Besar Universitas Terbuka dan dimoderatori oleh Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M.

Lanjut Sardiman, terdapat mismatch dan ketidaksinkronan antara pengertian, maksud dan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai studi integratif tentang kehidupan sosial masyarakat, dengan dokumen standar isi baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran IPS yang ada pada dokumen Permen No. 22 tahun 2006 (yang masih terpisah-pisah sesuai dengan displin keilmuannya). Hal ini telah membuat problem besar di lapangan, guru secara psikologis terbebani dan menjadi kebingungan. Akhirnya pembelajaran IPS tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Harus disadari bahwa anak bangsa Indonesia tidak dapat hanya dibangun dengan geografi saja, atau sosiologi saja, atau sejarah saja, atau ekonomi saja, teknik saja dan seterusnya. Tetapi semua secara bersama-sama memiliki andil mendewasakan peserta didik kita. Sebagai mata pelajaran di sekolah, IPS mestinya lebih bersifat edukatif bukan semata-mata akademis. Dalam pembelajaran IPS seharusnya lebih menekankan hal-hal yang bersifat kontekstual, penerapan, dan praktik yang relevan dengan realitas kehidupan sosial kemasyarakatan di Indonesia, tidak terfokus pada materi dan kajian teoritis, ujarnya.

Sedangkan menurut Zamroni, arah pendidikan ilmu-ilmu sosial di Indonesia memberikan kontribusi maksimal dalam proses mempercepat pembangunan. Untuk tujuan, materi dan organisasi pelaksanaan pembelajaran ilmu-ilmu sosial perlu dirumuskan secara lebih komprehensif. Tujuan ini dirumuskan dalam suatu bentuk kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti pendidikan pada jenjang tertentu.
Untuk jenjang pendidikan dasar tujuan tersebut, paling tidak mencakup empat aspek yakni; memiliki kemampuan menjelaskan konsep-konsep dan teori-teori dalam ilmu-ilmu sosial, memiliki critical thinking dan kemampuan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi mereka, memiliki trust dan emphaty serta mengaplikasikan etika dan norma dalam pengambilan keputusan, baik dalam arti substansi maupun prosedural dan memilki efikasi, kemampuan kontrol diri, kreativitas dan kemampuan untuk melakukan inovasi, serta kemampuan berkerjasama, ucapnya.

Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono, M.Si. saat membuka acara mengatakan, diambilnya tema Rekonstruksi Konsep IPS di Indonesia ini mengingat Pendidikan IPS di Indonesia saat ini, terutama Pendidikan IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih terjadi tarik ulur konsep yang tidak jelas. Akibatnya kurikulum IPS di SMP juga menjadi tidak jelas keterpaduannya. Hal ini beban berat bagi para guru IPS di SMP. Mereka mengalami kesulitan untuk mengimplementasikan kurikulum IPS secara terpadu dalam pembelajaran. Dari seminar ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan IPS di Indonesia. Lebih khusus lagi hasil seminar ini diharapkan dapat mewarnai kurikulum pendidikan IPS di Indonesia nantinya. (Isti).