Perjuangan Kartika Raih Gelar Sarjana

Diwawancarai seusai upacara, Kartika Ratna Sari menceritakan bagaimana ia memperoleh gelar tersebut. Semasa kuliah ia ikut aktif dalam beberapa organisasi seperti organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurusan Akuntansi dan Kopma UNY. Selain itu ia juga memiliki pekerjaan sampingan di bidang online shop yang menjual berbagai macam obat. Perempuan yang kerap disapa Kartika ini menceritakan latar belakang keluarganya, “Saya anak pertama dari dua bersaudara, karena ayah saya sudah meninggal dan ibu saya seorang single parent. Jadi saya kuliah memikirkan bagaimana saya bisa cepat lulus dan dapat membahagiakan orang tua. Yang kedua adalah suami saya karena saya sudah berumah tangga supaya bisa meminimalisir uang biar tidak terlalu banyak membengkak untuk kebutuhan kuliah.”

Semasa kuliah ia juga mendapat beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM). Baginya, prestasi yang ia raih adalah mempertahankan IPK selama kuliah. “Motto hidup yang saya pegang selama ini ‘harus terus berjuang, dan kalau bisa satu tingkat lebih di atas teman-teman saya',” ujar Kartika.

Sebanyak 15 orang yang terdiri dari 5 orang dari S1 Kependidikan, 9 orang S1 Non Kependidikan dan 1 orang dari Program D3 dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan akademik maupun administratif pada upacara Yudisium periode Desember 2017 di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Jumat (29/12). Sejumlah 12 orang merupakan mahasiswa reguler dan 3 lainnya mahasiswa PKS. Demikian yang dilaporkan oleh Wakil Dekan I FE UNY Prof. Sukirno, Ph.D. pada saat upacara Yudisium. Upacara dihadiri segenap jajaran dekanat beserta ketua jurusan dan program studi di lingkungan FE UNY. Dalam upacara periode Desember tersebut, Kartika Ratna Sari dari Program Studi (Prodi) Akuntansi jenjang Sl PKS memperoleh IPK tertinggi sebesar 3,72.

Ada suka dan duka yang ia dapatkan saat kuliah. “Sukanya banyak pengalaman semasa kuliah karena banyak pengalaman yang didapat, sedangkan dukanya kalau sedang berjuang untuk menunggu tanda tangan dari dosen. Ada perasaan lega setelah semua terlewati dan juga perasaan senang karena perjuangan yang dirasakan tidak berbuah sia-sia,” pungkasnya. (mag/fadhli)