Nilam Sempatkan Satu Jam Setiap Hari untuk Belajar

Nilam

Setelah menuntut ilmu, sudah tentu ada kewajiban untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh tersebut dalam kehidupan. Tanggung jawab menjadi semakin besar seiring keharusan untuk selalu konsisten dengan kebenaran ilmu yang diperoleh. Dengan dilaksanakannya yudisium di Ruang Ramah Tamah Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (29/04), sebanyak 93 mahasiswa FE UNY dinyatakan selesai masa studinya. Dengan itu pula, mereka diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Kelulusan mereka bukanlah akhir, melainkan awal dari masa yang baru. Demikian disampaikan Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si dalam arahannya di depan para peserta yudisium, jajaran wakil dekan, Kajur, Kaprodi, serta Kabag dan Kasubag di lingkungan FE UNY.

Dalam laporannya, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M menyatakan, sebanyak 93 orang lulusan tersebut terdiri dari 59 orang S1 Kependidikan, 32 orang S1 Non Kependidikan, dan 2 orang dari Program D3. “Sebanyak 42 orang di antara 93 orang peserta yudisium kali ini, atau sebesar 45%, berhak digelari predikat Dengan Pujian, 51 orang Sangat Memuaskan, dan tidak ada yang berpredikat di bawahnya,” bebernya.

Nilam Pamularsih, peraih IPK tertinggi pada periode Yudisium ini dengan angka 3,82, menjadi pembaca Prasetya Alumni di depan teman sejawatnya. Nilam, begitu dia disapa, merupakan alumni SMA N 1 Wonosari, Gunungkidul. Lajang asli Semanu, Gunungkidul ini mengungkapkan rahasia kesuksesannya. “Dorongan dan motivasi dari orang tua sangat berpengaruh bagi saya. Saya selalu menyisihkan satu jam setiap hari sekedar membaca buku, baik ada atau tidak ada ujian,” ungkapnya.

Semasa aktif kuliah, Nilam menjadi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi 2013 peringkat ketiga. Berkat prestasi akademiknya pula, Nilam yang juga pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (UKM PMK) ini menjadi salah satu mahasiswa yang mengikuti program Sit In di Universiti Teknologi Malaysia pada 2012.

Dengan seabrek prestasinya itu, tentu Nilam tidak kesulitan jika memiliki keinginan melanjutkan studi. “Kalau memang ada beasiswa, saya ingin melanjutkan studi di S2. Kalau tidak, saya siap melanjutkan bisnis wirausaha saya,” ujar gadis yang sedang merintis usaha di bidang susu sapi dan kaos distro ini. Putri dari pasangan Bapak Mujio Wahyudiharjo dan Ibu Marlina Endang Wahyuningsih ini memiliki motto ‘Be Inspiring’. “Di mana saja, dan kapan saja, harus bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain,” tutupnya. (fadhli)