Lalai Menjaga Kesehatan, Sanksi Allah Menanti

foto bersama

Kesehatan adalah salah hal yang dianggap terpenting dalam hidup. Badan yang sehat adalah impian semua orang. Dengan memiliki jasmani yang sehat, bekerja pun menjadi optimal, beramal pun menjadi mudah. Bahkan, salah satu unsur kebahagiaan adalah kesehatan jasmani. Sebaliknya, manusia tidak menginginkan sakit, miskin, bodoh, atau tergoda. Keempatnya bisa menjadi penghalang untuk meraih kebahagiaan dalam hidup. Demikian sebagaimana dipaparkan ustadz dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM dalam acara pengajian bagi dosen, karyawan, dan mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY di Auditorium FE UNY, Jumat (6/2) lalu. Acara rutin dwi-bulanan ini diikuti lebih dari 70 hadirin yang terdiri dari kalangan dosen, mahasiswa, dan karyawan.

Menurut dokter yang praktik di RSUP Dr. Sardjito ini, kehidupan manusia diawali dari nol dan suatu saat akan kembali pada titik nol. “Dulu, saat lahir, bayi tidak memiliki pengetahuan, fungsi tubuhnya juga belum maksimal. Suatu saat, jika umurnya dipanjangkan sampai lanjut usia, dia akan dipikunkan, sehingga tidak lagi berpengetahuan, mudah lupa, dan mulai mengalami defisiensi dan degenerasi pada tubuhnya,” urainya.

“Untuk menjadi sehat, atau jarang sakit,” lanjutnya, “sebenarnya cukup sederhana, tetapi butuh penjabaran yang sangat panjang. Makan dan minum harus yang thoyyib dan halal. Ada pepatah bilang, ‘you are what you eat’. Olahraga juga harus cukup, dan tidak harus mahal. Jalan kaki tiga puluh menit setiap hari sudah cukup untuk menjaga tubuh kita tetap sehat. Istirahatlah yang cukup, 4-9 jam. Kurang atau lebih dari itu berbahaya bagi tubuh kita.”

Dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran UGM ini menambahkan, seseorang juga harus mau meninggalkan hal-hal yang tak perlu. “Dalam surat Al Mu’minuun ayat 3, salah satu ciri orang beriman adalah mereka yang menjauhkan diri dari hal-hal yang tak berguna. Selain itu, hobi dan aktif dalam kegiatan bersosial juga bisa menjaga kesehatan seseorang. Kalau Allah tidak suka terhadap apa yang kita kerjakan, termasuk ketika kita lalai dalam menjaga kesehatan, pasti Allah akan berikan sanksinya, baik dalam hal penyakit dan juga kemudian uang yang kita keluarkan untuk menyembuhkan,” bebernya.

Dr. Sugiharsono, M.Si dalam sambutannya selaku dekan mengungkapkan acara pengajian ini penting untuk diikuti. “Acara pengajian ini memang sukarela, sehingga sedikit pesertanya. Tetapi, materi kali ini sungguh sangat penting. Semoga para hadirin bisa memperoleh manfaat, semakin sehat, dan dengan demikian semakin optimal dalam berkarya,” harapnya. Dalam acara ini, FE UNY juga memberikan donasi kepada sejumlah kaum dhu’afa yang menjadi binaan fakultas. (fadhli)