Kajian Dosen dan Karyawan FE UNY: Berlatih Ihsan dan Ikhlash

Ust Abdullah Sunono

Sabtu, 11 Mei 2013, telah terselenggarakan kajian dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi. Pada kesempatan kali ini, kajian bertempat di kediaman Wakil Dekan II FE UNY yakni M. Djazari, M.Pd., di Pleret, Bantul. Dekan FE, Dr. Sugiharsono, M.Si. dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah atas kesediaannya menyelenggarakan kajian dosen dan karyawan ini. Sugiharsono berharap bahwa ilmu yang didapatkan bisa menjadi bekal di akhirat. Kajian kali ini diisi oleh Ustadz Abdullah Sunono. Ustadz Abdullah Sunono yang bernama asli Endri Nugraha Laksana ini adalah seorang pengasuh dan pengajar di Pondok Mahasiswa Islamic Center di Seturan.

Materi kali ini diawali dengan sebuah hadits yang mengisahkan ketika suatu hari Rasulullah menunaikan sholat tahajud sampai kaki beliau bengkak dan pipi beliau dibanjiri air mata. Lalu istri Rasulullah, Aisyah r.a bertanya, ”Ya Rasul mengapa engkau masih sholat sampai bengkak, bukankah Allah telah menjamin surga bagimu?” Kemudian Rasul menjawab, ”Ini adalah tanda syukurku kepada Allah.”

Kemudian Abdullah Sunono memaparkan sebuah hadits panjang dari Imam Muslim yang menyatakan bahwa Allah mewajibkan bagi kita untuk berbuat ihsan dalam segala hal. Makna ihsan ada dua, yakni: (1) Merasa dibersamai Allah dan merasa diawasi oleh Allah. Sebagaimana dalam kisah ketika Rasulullah berhijrah bersama Abu Bakar, kemudian mereka bersembunyi di gua Tsur, dan di tengah persembunyian itu, kaki orang kafir Quraisy saat itu sudah terlihat. Saat itu Abu Bakar sangat cemas persembunyian mereka akan diketahui orang Quraisy. Maka Rasul berkata: “La tahzan, innallaha ma’anaa (jangan cemas, Allah bersama kita)”.

(2) Berbuat yang terbaik. Dalam menyembelih hewan pun, kita tetap harus berbuat yang terbaik. Pisau yang digunakan pun harus tajam dan menebas dengan sekali tebasan. Begitu pula dalam kehidupan kita, haruslah terus berbuat yang terbaik. Dalam berbuat pun kita haruslah ikhlash. Orang yang ikhlash adalah orang yang nantinya akan diberi kesempatan melihat wajah Allah. Ikhlash berarti meniatkan perbuatan, perjuangan hanya untuk Allah. Dan ikhlash tertinggi adalah perasaan rindu ingin berjumpa dengan Allah. Kelebihan ikhlash yaitu: tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikan, dan ia selalu berorientasi kepada Allah, serta idealisasinya terjaga. Ketika ikhlash tidak ada, maka akan terjadi kerusakan yang berat. Maka, lakukan segala hal dengan ikhlash meskipun itu adalah hal kecil. Karena Allah akan menghitungnya meskipun seberat zarrah. (FE)