pkm

Jairus dkk. Kreasikan Oat Bar dari Kacang Tunggak

Kacang tunggak adalah salah satu makanan sehat yang banyak mengandung protein. Namun popularitasnya masih kalah dengan kacang kedelai. Kandungan proteinnya yang tinggi ini dapat membantu proses penyembuhan luka dengan lebih cepat. Guna mengenalkan kacang tunggak sebagai salah satu alternatif bahan pangan sehat kepada generasi milenial, sekelompok mahasiswa UNY menciptakan inovasi makanan sehat berupa oat bar dengan berbahan dasar kacang tunggak. 

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan UNY yang diketuai oleh mahasiswa D4 Manajemen Pemasaran, Jairus Asher Purdy memproduksi makanan ringan yang diberi nama Oabean Milky. Tim ini beranggotakan mahasiswa lintas fakultas yaitu Hilal Fahrul Hamam (D4 Teknik Elektro), Krisanti Dhiaz Ayuni (S1 Pendidikan Bahasa Inggris), Ayyasy Fathan (S1 Teknologi Pendidikan), dan Intan Diah Kusuma (S1 Pendidikan Teknik Boga).

Jairus atau akrab disapa Jai menjelaskan kacang tunggak menjadi pilihan mereka karena kandungan proteinnya yang tinggi seperti kacang kedelai, tetapi masih kurang diminati.

Sejauh ini, kacang tunggak hanya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan tradisional dan kurang diminati generasi milenial.

“Kami mengambil protein sesuai tagar #PenuhiTunggakanProteinmu. Dari protein itu kita fokus untuk mempercepat regenerasi luka karena protein itu dapat membentuk jaringan,” jelasnya.

Produk Oabean Milky ini mengambil bentuk oat bar yang kini merupakan salah satu cemilan kekinian dan dipadukan dengan bahan-bahan lainnya, seperti kurma, oat, almond, madu, coklat, dan kismis. Produk ini telah dijual secara online dan offline.

“Kami juga telah terdaftar PI-RT dan NIB,” ujarnya. (fdhl-ed:lia)

INOVASI GANTUNGAN KUNCI BERMODEL HEWAN ENDEMIK INDONESIA KARYA MAHASISWA UNY

Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) 2020 UNY dengan anggota Nila Rosita Sari (mahasiswa Fakultas Ekonomi, 2018), Silfani (FMIPA, 2018), Kapabihi (FMIPA, 2017), Adhit Pungkas Sulistyo (FT, 2017), dan Zulkaisi Dwi Pangarso (FMIPA, 2016) di bawah bimbingan Penny Rahmawaty, S.E., M.Si. merancang sebuah inovasi produk gantungan kunci sebagai solusi keamanan kunci yang diberi nama Smart Key Chain Indonesia (SKCI).

SKCI memiliki sisi praktis sebagai sistem keamanan kunci dan sisi estetik sebagai satu-satunya gantungan kunci yang memiliki nilai edukatif bermodel hewan endemik. Keunggulan lain SKCI yaitu multiguna dapat dijadikan gantungan kunci apapun khususnya kunci kendaraan dan efektif karena terkoneksi langsung dengan gawai yang selalu kita bawa.

Sistem kerja SKCI yaitu terintegrasi dengan sistem Bluetooth serta IoT dan akan berbunyi ketika sang pemilik jauh dari kuncinya. Nantinya, pemilik juga akan mendapatkan notifikasi sebagai tanda bahwa barang atau kunci kendaraan tertinggal. Sehingga dengan SKCI semua kunci menjadi aman dan kita tidak perlu khawatir lagi mengalami ketertinggalan dan kehilangan kunci. SKCI? Solusi keamanan kunci, menjaga kunci nyamankan hati. 

Buat Produk PKM yang Atasi Masalah Masyarakat

Guna mempersiapkan mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), FE UNY mengadakan workshop penyusunan proposal PKM,  Rabu (12/9) lalu. Workshop diikuti oleh lebih dari 200 mahasiswa dari berbagai angkatan. Selain dihadiri para pejabat dekanat, acara workshop juga dihadiri kelompok PKM sebelumnya yang berhasil mendapatkan medali. Dari workshop ini, diharapkan akan menjaring banyak judul yang kreatif dan bisa dibimbing untuk mengikuti PKM di tahun mendatang, hingga bermuara di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).

Narasumber workshop, Sukinah, M.Pd. mengatakan, PIMNAS adalah ajang ilmiah nasional terbesar bagi mahasiswa Indonesia. “Prestasi di PIMNAS selalu menjadi salah satu patokan reputasi akademik suatu kampus di Indonesia. Rektor UNY berhasil memperbaiki peringkat UNY di PIMNAS tahun ini dengan menempati peringkat ke-5,” terangnya.

Sukinah melanjutkan, menulis PKM memang bukan hal yang mudah. “Luruskan niat, duduk di workshop ini untuk menuju prestasi. Mengapa PKM? Karena saat kuliah, banyak tugas menuntut kemampuan menulis,” ujarnya.

Saat lulus PIMNAS, kebersamaan tim menjadi diuji. “Serunya ikut acara PIMNAS, banyak nilai-nilai kebersamaan baik dari mahasiswa maupun dosen yang mendampingi. Dosen pendamping sangat perhatian dengan kondisi mahasiswanya. Pernah ada mahasiswa yang memegangi perut, dikira sakit oleh dosen, padahal hanya tegang karena memikirkan presentasi,” tambah Sukinah.

Narasumber dari FE UNY, Endra Mutri Sagoro, M.Sc., menyatakan bahwa kreativitas memang penting dalam PKM, tetapi tidak hanya itu yang bisa memenangkan hati juri. “Jangan hanya sekedar produk makanan yang bisa dibuat banyak orang, tetapi juga produk barang dan jasa yang mengatasi permasalahan di masyarakat,” ungkap Endra. (fadhli)

Tumbuhkan Kesadaran Administrasi melalui Program Gametrasi

Desa Keblukan, Kecamatan Kaloran adalah salah satu bagian dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Desa tersebut mempunyai potensi pemuda-pemudi yang bersatu dalam organisasi karang taruna yang setiap dusunnya berdiri sendiri. Akan tetapi kegiatan administrasi korespondensi dan manajemen kearsipan pada setiap organisasi belum berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan anggota organisasi mengenai pembuatan surat dan penyimpanan dokumen secara baik dan benar. Hambatan tersebut tentu menimbulkan masalah dalam menjalankan roda administrasi. Inilah yang mendorong mahasiswa FE UNY yaitu Khurotul Ayun, Ria Anggraini, dan Yulia Dewi Nuprita dari prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran serta Maria Tri Cahyani dari prodi Pendidikan Akuntansi menggagas Gerakan Melek Administrasi (Gametrasi). Gametrasi merupakan program pelatihan surat menyurat dan kearsipan yang diperuntukkan bagi anggota organisasi karang taruna. Program Gametrasi berada di bawah bimbingan dosen Dr. Sutirman, M.Pd. Peserta Program Gametrasi terdiri dari perwakilan anggota karang taruna tiap dusun yang terdiri dari empat dusun, yaitu: Dusun Watu Kodok, Dusun Gembolan, Dusun Keblukan dan Dusun Ngajaran.

Pelatihan Gametrasi diadakan di Aula Belakang Balai Desa Keblukan. Saat pelatihan tanggal 4 Juli 2018, materi yang diajarkan tentang kearsipan. Peserta dikenalkan pada berbagai macam alat pengarsip dokumen, di antaranya: ordner, guide, stopmap, dan alat tulis kantor. Antusiasme yang tinggi nampak di wajah peserta, dengan semangat memperhatikan langkah-langkah mengarsip dokumen yang diajarkan lewat tutorial oleh salah satu pelaksana Program Gametrasi.

Tidak hanya pelatihan kearsipan, peserta juga diajarkan cara menulis surat yang baik dan benar sesuai dengan ilmu administrasi perkantoran. Materi tidak hanya berasal dari tim pelaksana, tetapi juga dari peserta pelatihan. Peserta pelatihan tak sungkan untuk berbagi masalah yang dialami ketika membuat surat untuk dibahas sebagai materi.

"Saya sangat terbantu dengan adanya Program Gametrasi ini. Saya belum pernah menerima pelatihan mengenai cara membuat surat yang baik dan benar. Di program ini saya diajari membuat surat untuk keperluan organisasi dari awal, mulai dari kop surat hingga kerangka surat. Program ini sangat menambah wawasan dan pengalaman kita (anggota Karang Taruna),” ujar Putri Indriyani, salah satu peserta pelatihan dari Dusun Gembolan. Sesuai dengan slogannya, "Good Administration for Good Organization", diharapkan melalui program ini administrasi di karang taruna dapat menjadi lebih baik lagi sehingga turut meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Program Gametrasi berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat Tahun 2018. (fadhli)

PELATIHAN E-GOVERNMENT UNTUK APARAT DESA

Revolusi industri 4.0 telah merambah disetiap lini bidang salah satunya pelayanan publik. Pada umumnya yang menjadi sorotan adalah pelayanan publik di kelurahan dengan kinerja pemerintah desa yang kurang produktif dan efisien sehingga waktu yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan tergolong lambat. Padahal segala sesuatu bisa lebih dipermudah dengan menggunakan teknologi.  Melihat peluang tersebut pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) berupaya meluncurkan program e-government secara masif, terstruktur, dan sistematis ini tentunya dengan membawa harapan supaya kinerja birokrasi pemerintahan semakin baik.

Untuk mewujudkan harapan Kementerian PANRB tersebut mahasiswa UNY mengadakan implementasi program e-goverment melalui sistem manajemen kearsipan & informasi desa. Nuning Siwi Utami dan Yulia Dewi Nuprita prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Andri Muhyidin prodi Pendidikan Teknik Informatika, Retno Wulan Juminarsih prodi Manajemen Pendidikan serta Nina Yusliana Agustya Ningrum prodi Pendidikan Sosiologi mengadakan pelatihan e-government di Desa Jatimulyo Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

Menurut ketua kelompok Nuning Siwi Utami, melalui program ini akan membantu nawacita pemerintah dalam menerapkan e-government di tingkat desa. “Seperti membantu menyediakan sistem manajemen kearsiapan dan informasi desa” kata Nuning “Juga mensosialisasikan dan memberikan pendampingan intensif kepada perangkat dan masyarakat desa supaya dapat mengoptimalkan layanan yang disebut e-government ini di tingkat desa”. Harapannya dengan pelatihan e-government ini dapat mewujudkan pemerintahan desa dengan layanan publik yang lebih produktif, transparan, akuntabel, dan demokratis.

Nina Yusliana Agustya Ningrum menjelaskan, salah satu proses penting pelatihan e-government ini adalah workshop bagi aparatur desa sebagai persiapan sebelum melayani warga masyarakat desa setempat. “Pelatihan berupa Sistem Informasi Desa utk admin dan manajemen kearsipan” kata Nina. Manajemen kearsipan yang diberikan pelatihan berupa digital dan manual. Untuk versi digital berwujud filling cabinet, dan manual berupa sistem nomor secara desentralisasi. Setelah aparatur desa menguasai penggunaan sistem informasi desa ini maka tahap  selanjutnya adalah memberikan informasi dan wawasan pengetahuan tentang sistem ini agar dapat digunakan secara optimal. Aplikasinya langsung praktek di depan komputer. Sebagai narasumbernya adalah Diskominfo, BPAD Bantul dan pemerintah desa Jatimulyo yang bekerjasama dengan para mahasiswa.

Retno Wulan Juminarsih menambahkan, setelah aparatur desa dan masyarakat paham akan penggunaan dan manfaat program sistem manajemen kearsipan dan informasi desa maka tim mahasiswa UNY masih bertanggung jawab dalam memberikan bantuan berupa pendampingan sebelum benar-benar bisa dilepas secara mandiri. Pendampingan selama 3 bulan ini berupa bantuan teknis dalam menggunakan sistem ini. Kegiatan ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat tahun 2018. (Dedy)

Mahasiswa UNY Kembangkan Aplikasi Mesin Kasir Pembuat Laporan Keuangan Otomatis

Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan komponen terpenting dalam perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2017, Indonesia memiliki jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 59.6 juta unit (Depkop, 2017). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh Tim PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) Fajar Indra Prasetyo (Pendidikan Ekonomi), Apfi Anna Krismonita (Pendidikan Ekonomi), dan Brian Dwi Murdianto (Pendidikan Teknik Informatika), hal utama yang membuat UMKM sulit berkembang adalah minimnya modal dan tidak adanya laporan keuangangan. Hal ini selaras dengan pernyataan yang dilansir dari Tribunnews, bahwasanya Laporan Keuangan UMKM saat ini tidak beraturan bahkan tidak pernah dibuat. Padahal, berdasarkan hasil penelitian dari Teti dan Oktaviani (2017) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah salah satu faktor penting yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, 3 mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang dibimbing oleh dosen Jurusan Manajemen FE UNY Andreas Mahendro Kuncoro, Ph.D, berhasil meneliti dan mengembangkan sebuah aplikasi inovatif bernama Smart Cash Register (SCR 17). SCR-17 dirancang dengan prinsip automatisasi yang sangat memudahkan pelaku UMKM dalam merancang laporan keuangan. Selain itu SCR-17 dirancang dengan menggunakan prinsip “sekali kerja” yang memungkinkan pengguna hanya melakukan sekali input untuk membuat berbagai macam instrumen pengelolaan keuangan. SCR-17 merupakan sebuah penelitian pengembangan yang berhasil mendapatkan Dana Hibah dari Kemristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

“Alhamdulillah, kami berhasil meneliti dan mengembangkan sebuah aplikasi untuk pelaku UMKM yang kesulitan membuat laporan keuangan. Semoga aplikasi ini dapat membantu 2 masalah pokok UMKM yaitu permodalan dan pembuatan laporan keuangan,” jelas Fajar selaku ketua Tim.

“Meskipun aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan, untuk SCR-17 Versi Beta sudah resmi diluncurkan pada tanggal 9 Juli 2018 dan dapat diunduh di Google Play Store untuk Android,” imbuhnya. (faj/fadhli)

Mahasiswa UNY Kreasikan Tas Inovasi Batik dan Goni

Tas merupakan salah satu alat untuk menyimpan beberapa barang yang bisa dipindah-pindah bahkan bisa dibawa ke mana saja sesuai kebutuhan dan keinginan pemakai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tas merupakan kemasan atau wadah berbentuk persegi, dsb., biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan atau membawa sesuatu. Jika dilihat dari segi fashion, tas dapat digunakan untuk menambah keindahan penampilan dari pemakai. Tas memiliki banyak kegunaan yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh pemakainya.

BOTANI (Batik Modern dalam Tas Unik) merupakan hasil karya dari 4 (empat) orang mahasiswa dari UNY yaitu Rizki Shinta Puspita Sari dan Ayu Dian Lestari dari Fakultas Ekonomi (FE), Husna Munawar Sihoni (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) serta Ekie Aulia Abdurrahman (Fakultas Teknik), yang mana karyanya berwujud tas. Mereka memberikan branding tas tersebut dengan nama Bagoni. Bagoni terdiri dari 2 kata yaitu Batik dan Goni merupakan bahan yang digunakan dalam pembuatan tas tersebut.

Bagoni merupakan produk tas dengan bahan kain goni yang dipadukan atau dikombinasikan dengan kain batik, kain vinil, dan bahan pendukung lainnya. “Kami memilih goni untuk bahan pembuatan tas karena menurut kami goni memiliki tekstur yang unik, pemanfaatan goni pun belum maksimal, selain itu goni yang kami gunakan juga berbeda dengan goni yang ada di pasaran karena goni yang kami gunakan merupakan jenis goni baru yang sudah diberi warna dengan pewarna alami sehingga lebih rapi dan bernilai jual tinggi, terang Rizki.

Produk Bagoni terdiri dari 3 model tas yaitu slingbag mode aneska, slingbag model kayla dan handlebag pouch. Pemilihan model tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Tim BOTANI telah melakukan survei pasar untuk mengetahui kebutuhan pasar serta mengetahui harga yang diinginkan konsumen terhadap produk Bagoni. Harga yang ditawarkan oleh produk Bagoni pun cukup terjangkau. 

Sasaran dari produk Bagoni yaitu masyarakat umum baik tua maupun muda. Proses pemasaran dan penjualan produk yang sudah dilakukan Tim BOTANI yaitu dengan memanfaatkan media sosial seperti Whatsapp dan Instagram serta memasarkan di toko online seperti Tokopedia, Blanja.com dan Discovered. Selain memasarkan dan menjual produk secara online, Tim BOTANI juga melakukan pemasaran produk secara offline dengan melakukan penjualan secara langsung kepada calon pembeli.

Dalam rangka menjaga loyalitas konsumen terhadap produk tas tersebut maka kedepannya Tim BOTANI juga akan membuat produk dengan perpaduan goni dan kulit sapi yang telah diberi motif batik modern karya BOTANI. Kulit sapi menjadi pilihan untuk pembaharuan produk BOTANI karena kulit sapi terkenal dengan kualitasnya dan mampu menambah nilai jual dari produk tersebut. Jika dilihat dari segi fashion, kulit sapi memiliki peminat yang banyak karena dapat menonjolkan sisi elegan dari pemakai. Oleh sebab itu produk kedepannya akan ditambahkan kulit sapi yang sudah di-emboss menggunakan motif batik yang sudah dibuat khusus oleh Tim BOTANI,” tambah Ayu. (riz/fadhli)

Pantibo, Menstruasi Bebas Aktif

Penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Data terbaru yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 mencapai 266,9 juta jiwa. Dari jumlah tersebut 50,1% atau 133,8 juta jiwa adalah perempuan dan sebanyak 69,4 juta tergolong usia produktif. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak dari wanita tersebut berstatus sebagai pelajar, wanita karir, ibu rumah tangga dan mahasiswa yang masih mengalami menstruasi.

Menstruasi merupakan problematika para kaum hawa. Terlebih lagi bagi para wanita tidak hanya melakukan kegiatannya di dalam rumah, namun aktif di kegiatan di luar rumah. Berkegiatan ketika sedang mengalami menstruasi menjadi tantangan tersendiri karena para wanita akan terbatas ruang geraknya dan lebih berhati-hati karena kebocoran mengancam mereka. Inilah yang mendorong mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY yaitu Ening Budiarti (Program Studi Akuntansi), Ratna Murni Asih (Pend. Ekonomi), Dwi Prihatin dan Latifah Ramadayanti (Akuntansi) untuk menciptakan produk yang mengatasi problematika tersebut dengan menciptakan celana dalam anti bocor yang akan membantu para wanita untuk lebih percaya diri dalam beraktivitas meskipun ketika menstruasi.

“Menstruasi merupakan hal yang umum dialami oleh wanita, namun akan menjadi masalah jika kebocoran terjadi, ruang gerak akan terganggu sehingga kami menjawab persoalan tersebut dengan menciptakan celana dalam anti bocor,” kata koordinator kelompok Ening Budiarti. Menurut dia produk yang berbahan dasar kain polyester lebih tahan lama, tidak mudah kusut dan lebih tahan terhadap berbagai bakteri. Selain itu, produk celana dalam anti bocor ini juga dilapisi dengan taslan milky yang berbahan tipis dan lembut sehingga para wanita tidak akan merasa terganggu meskipun terdapat lapisan anti bocor. Lapisan taslan ini akan melindungi para wanita dari kekhawatiran darah yang akan merembes sampai ke bagian luar ketika tidak sempat melakukan pergantian pembalut. Keunggulan produk ini adalah adalah menggunakan bahan yang nyaman, aman di kulit, tidak menimbulkan iritasi, dapat digunakan kembali, dan harga terjangkau.

Produk celana dalam anti bocor ini diberi nama Pantibo. Pemberian nama tersebut sesuai dengan manfaat yang akan diberikan produk ini, Pantibo sendiri merupakan singkatan dari panties (celana dalam) anti bocor. Kami yakin bahwa produk celana dalam anti bocor ini akan bermanfaat bagi msayarakat, hal ini karena produk ini merupakan produk inovasi terbaru di mana belum banyak dijumpai di masyarakat dan produk yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, dengan harga yang terjangkau dan tidak terpaut jauh dari harga normal celana dalam biasa kami yakin bahwa produk ini akan diminati banyak para wanita, tambah Dwi Prihatin. Karya kreatif ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM) tahun 2018. (en/fadhli)

OBATI CEDERA DENGAN KRIM GEL ALOE VERA DAN DAUN MINT

Dalam beraktifitas sehari-hari seringkali kita mengalami luka cedera seperti memar, keseleo, nyeri sendi atau pegal-pegal. Pengobatannya bisa dengan pemijatan atau menggunakan obat-obatan krim yang dijual di pasaran. Namun kebanyakan krim yang dijual di pasaran merupakan obat kimia yang kadang menimbulkan efek samping seperti dermatitis, vertigo, timbulnya eritema, timbul ruam, dan sebagainya. Banyak konsumen yang alergi dan mengeluhkan dengan kandungan kimia obat tersebut. Mahasiswa UNY melihat peluang bisnis dalam segmen ini dengan meracik krim gel herbal dengan bahan yang ada di sekitar.

Fadilah Fajar Bagaskara dan Muhammad Iqbal Arya Putra dari prodi akuntansi FE, Andini Novita Sari prodi manajemen FE, Kharisma Diah Tri Kurniawati prodi pend biologi serta Rosyid Shidiq Hidayatulloh prodi kimia FMIPA menggagas inovasi baru dengan memanfaatkan lidah buaya (Aloe vera) dan daun mint (Mentha cordifolia) menjadi suatu produk krim gel dengan nama “Alve Health” yang berfungsi sebagai penyembuh luka cedera seperti memar, keseleo, nyeri sendi atau pegal-pegal. Menurut Fadilah Fajar Bagaskara, krim gel lidah buaya dan daun mint merupakan krim yang memberi rasa dingin saat dioleskan dan dapat mengurangi serta mengobati nyeri karena cedera. Produk ini diolah menggunakan bahan dasar lidah buaya dan daun mint, sehingga menghasilkan produk berkhasiat dan mujarab bagi penanganan pertama pada cidera. “Selama ini produsen mengolah lidah buaya untuk luka sayatan saja” kata Fajar.  Kharisma Diah Tri Kurniawati menambahkan bahwa lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman, serta senyawa atrakuinon dan kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasasakit serta merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Sedangkan kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha cordifolia) adalah menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7%-85,8%). “Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat)” kata Diah “Minyak daun mint mempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan”.

Rosyid Shidiq Hidayatulloh menjelaskan, cara membuat krim ini cukup mudah. Alat yang diperlukan yaitu pisau, blender, mixer, baskom, telenan, sendok, timbangan, mesin press, alumunium foil dan wadah plastik. “Bahannya cukup lidah buaya, daun mint dan bubuk vitamin C” kata Shidiq. Cara pembuatannya, Pisahkan daging lidah buaya dari kulitnya dengan cara mengiris bagian lapisan kulit lidah buaya dengan pisau. Setelah itu ambil bagian gel lidah buaya dengan sendok lalu tempatkan dalam baskom. Haluskan gel yang telah diambil beserta potongan daun mint menggunakan blender, setelah itu taruh pada baskom yang masih bersih, lalu tambahkan bubuk vitamin C sebagai bahan pengawet gel lidah buaya tersebut. Setelah itu taruh gel kedalam kemasan plastik lalu timbang seberat 200 gram, kemudian tutup kemasan dengan alumunium foil yang di press menggunakan mesin press. Krim gel lidah buaya dan daun mint ini merupakan produk herbal alami sebagai alternatif pengobatan cidera yang tidak menimbulkan efek samping terhadap orang yang alergi terhadap obat kimia. Karya ini berhasil mendapatkan dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)

TURUNKAN PANAS DEMAM ANAK DENGAN KOMPRES GEL DAUN KUPU-KUPU

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terkenal dengan keanekaragaman tanamannya yang dapat digunakan sebagai obat. Salah satunya adalah daun kupu-kupu (Bauhinia variegata). Daun kupu-kupu ini masih belum banyak dimanfaatkan, hanya tumbuh sebagai tanaman liar yang sangat mudah ditemukan karena dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Inilah yang menjadi perhatian mahasiswa UNY yaitu Shilvi Woro Satiti dan Anissa Fitria dari prodi Kimia Fakultas MIPA serta Fahayu Priristia prodi Akuntansi dan Anindya Muliawati prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi. Mereka menggagas obat penurun panas demam dari daun kupu-kupu dalam bentuk gel.

Shilvi Woro Satiti mengatakan bahwa daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam, anti-bakteri, pelancar buang air besar, dan obat batuk. Selain itu, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat anti bakteri, sehingga aman bila digunakan sebagai obat luar. “Oleh karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak” ujar Shilvi. Fahayu Priristia menambahkan bahwa obat penurun panas yang mereka buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. “Plester ini lebih alami, aman, nyaman, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif” kata Fahayu. Apalagi dengan ketersediaan daun kupu-kupu yang melimpah dengan manfaat yang beragam, maka perlu dilakukan inovasi untuk memanfaatkannya sekaligus melihat peluang pasar untuk menawarkan produk baru gel kompres herbal dengan bahan baku dari alam. Keunggulan produk ini adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau.

Menurut Anissa Fitria, pembuatan plester gel penurun panas demam ini diawali dari ekstraksi daun kupu-kupu. Caranya daun kupu-kupu direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari. Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 lalu diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama 2 hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Lalu filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan waterbath dan terbentuk ekstrak kental. Alur proses pembuatan gel, 1% ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 500 Celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol dan air lalu diaduk secara kontinyu. “Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari” kata Anissa. Langkah terakhir, pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel ditimbang berukuran 3 gram, lekatkan pada plester dan diberi penutup plastik. Gel kompres herbal daun kupu-kupu siap digunakan dan dipacking dalam kardus.

Dikatakan Anindya Muliawati bahwa kompres herbal daun kupu-kupu ini diberi nama Kombava yang merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata. “Kami optimis dengan Kombava ini” katanya. Hal itu karena bahan bakunya mudah ditemukan dan dibudidayakan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, meningkatkan nilai ekonomis daun kupu-kupu serta belum pernah digunakan sebelumnya untuk kompres gel penurun panas demam. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018. (Dedy)

Pages