pertumbuhan ekonomi

Supports Regional Development, Students of FE UNY Develop Tourist Villages

"The tourist villages will have a sustainable impact on the development of regions and create job opportunities," said Sandiaga Salahuddin Uno, Minister of Tourism and Creative Economy of Indonesia at the Launching of the Indonesian Creative Appreciation, Friday, May 28, 2021. The previous minister's statement will trigger the younger generation to develop the potential of regions through tourist villages. Since the reformation era, tourism has become very attractive and has contributed to economic growth. Moreover, coupled with Indonesia's unique natural wealth, it provides an opportunity for each region to become a tourist spot.

Currently, the government continues to develop the tourism sector as one of the strategic pathways in the pillars of national development. It can support the national economy which is currently shaken due to the Covid-19 pandemic. This is reinforced by Law Number 10 of 2009 concerning tourism which states that tourism development is needed to encourage the equal distribution of business opportunities and obtain benefits and be able to face the challenges of changing local, national, and global life (Ethika, 2016: 134). To develop an area into a tourism resort, it is necessary to improve soft and hard skills for the people involved. The collaboration between natural resources and competent human resources can advance the quality of the Indonesian tourism sector.

Based on this, the Student Family Executive Board of the Faculty of Economics, Universitas Negeri Yogyakarta (BEM KM FE UNY) seeks to empower tourist villages through the Holistic Village Development and Empowerment Program (PHP2D). Kebonagung Village, Imogiri District, Bantul, Yogyakarta is an area that will develop its potential to become a tourist village with a touch of art and culture. Based on the committee's survey conducted on Saturday, March 6, 2021, it was found that the village has a unique Tegal dam, known as an agricultural education village with cultural nuances. There are special culinary in the form of chicken noodles, and it has active youth groups and tourism awareness groups (Pokdarwis). However, there are several obstacles, such as lack of operational funds, inadequate facilities, incompetent human resources in managing these tourist attractions.

Thus, the group receiving funding from PHP2D collaborated with the Garda Muda Indonesia community, FE UNY, to conduct three sets of training, community service work, and infrastructure improvements in Kebonagung Village. The first training was held on Sunday, August 22, 2021, with Galuh Alif Fahmi Rizki as the speaker delivering organizational training and financial management. The second training featured Rullyana Puspitaningrum Mamengko, S.Pd., M.M., who talked about publication and marketing on Sunday, September 5, 2021. The third training was on the management of tourist attraction facilities and tourism management held on Saturday, September 11, 2021, with Muhammad Sidiq, Lecturer of the Department of Language, Arts, and Cultural Management at the UGM Vocational School. This training was delivered to youth organizations and tourism awareness groups (Pokdarwis) in Kebonagung Village.

After the training, community service work and facility repairs were carried out in Kebonagung Village every Saturday and Sunday from September 25, 2021, to October 17, 2021. This repairing aims to meet the needs of tourists in the form of repairing bathrooms and providing a new icon in Keboagung Village in the form of benches, gardens, and decorations. "Hopefully with this PHP2D, the people of Kebonagung Village will increase their awareness that they have the potential of qualified human resources and natural resources, so they can maintain and maintain the existing potential and it is hoped that the Tegal Dam Tourism can increase the income of the surrounding community," said Laila Hartanti, Chief Executive of PHP2D from BEM KM FE UNY in Kebonagung Village. (fdhl)

Dukung Potensi Daerah, Mahasiswa FE UNY Kembangkan Desa Wisata

“Adanya desa wisata akan memberikan dampak berkelanjutan pada pengembangan potensi daerah dan secara langsung dapat menciptakan kesempatan kerja,” sepenggal kalimat Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia dalam acara Peluncuran Apresiasi Kreasi Indonesia, Jumat 28 Mei 2021 lalu terasa sangat bermakna, bahkan menjadi sebuah pemantik generasi muda untuk mengembangkan potensi daerah menuju sebuah desa wisata yang tentunya memiliki ciri khas sebagai pemikat wisatawan. Sejak era reformasi pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki daya tarik dan sumbangsih dalam pertumbuhan ekonomi. Apalagi ditambah dengan adanya kekayaan alam Indonesia yang sangat unik, jelas memberikan kesempatan bagi setiap daerah untuk menjadi sebuah tempat wisata.

Saat ini, bidang pariwisata terus dikembangkan oleh pemerintah sebagai salah satu jalur strategis dalam pilar pembangunan nasional karena dipastikan dapat menopang perekonomian nasional yang mulai tergoyahkan akibat pandemi Covid-19. Diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global (Ethika, 2016: 134). Adapun upaya untuk mewujudkan sebuah daerah menjadi pariwisata diperlukan pengembangan softskill dan hardskill bagi masyarakat yang bersangkutan. Sehingga dengan adanya kolaborasi antara sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkompeten dapat memajukan kualitas sektor pariwisata Indonesia. 

Berdasarkan hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (BEM KM FE UNY) mengupayakan pemberdayaan desa wisata dengan pendanaan penuh dalam Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta menjadi daerah yang akan dikembangkan potensinya menjadi sebuah desa wisata dengan sentuhan seni dan budaya. Berdasarkan survei panitia yang dilaksanakan pada Sabtu, 6 Maret 2021 didapatkan hasil bahwa desa tersebut memiliki bendungan tegal yang unik, dikenal sebagai desa pendidikan pertanian dengan nuansa budaya, terdapat kuliner khas berupa mi ayam, bahkan memiliki karang taruna dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang cukup aktif. Namun, sangat disayangkan terdapat beberapa kendala antara lain kurangnya dana operasional, fasilitas yang kurang memadai, kemampuan sumber daya manusia yang belum berkompeten dalam mengelola tempat wisata tersebut, dan lain-lain.

Dengan demikian, kelompok penerima pendanaan dari PHP2D menggandeng komunitas Garda Muda Indonesia FE UNY melakukan tiga kali pelatihan, kerja bakti, dan perbaikan infrastruktur Desa Kebonagung. Adapun pelatihan pertama dilaksanakan pada Minggu, 22 Agustus 2021 dengan pembicara Galuh Alif Fahmi Rizki yang membawakan materi terkait pelatihan keorganisasian dan pengelolaan keuangan. Pelatihan kedua diisi oleh salah satu dosen FE UNY yaitu Rullyana Puspitaningrum Mamengko, S.Pd., M.M. yang memberikan pelatihan sistem publikasi dan pemasaran tepat pada Minggu, 5 September 2021. Pelatihan ketiga mengenai pengelolaan fasilitas objek wisata dan manajemen wisata yang dilaksanakan pada Sabtu, 11 September 2021 dengan pembicara Muhammad Sidiq, Dosen Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi UGM. Pelatihan ini diberikan kepada karang taruna dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Kebonagung.

Setelah melaksanakan pelatihan, dilaksanakan pula kerja bakti dan perbaikan fasilitas di Desa Kebonagung setiap hari Sabtu dan Minggu mulai tanggal 25 September 2021 hingga 17 Oktober 2021. Perbaikan fasilitas ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan berupa perbaikan kamar mandi dan memberikan ikon baru di Desa Keboagung berupa bangku taman serta hiasannya. “Semoga dengan adanya PHP2D ini, masyarakat Desa Kebonagung lebih meningkatkan awareness bahwa mereka memiliki potensi SDM dan SDA yang mumpuni, dengan begitu mereka bisa menjaga dan memelihara potensi yang ada dan harapannya adanya Wisata Bendungan Tegal bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar,” ujar Laila Hartanti, Ketua Pelaksana PHP2D dari BEM KM FE UNY di Desa Kebonagung. (fdhl)

Pages