Upacara Dies Natalis ke-6 FE UNY

Sebanyak lebih dari 150 peserta yang terdiri dari Rapat Pimpinan (Rapim) UNY, jajaran Senat Fakultas, dosen dan karyawan, perwakilan mahasiswa, serta para mitra kerjasama Fakultas Ekonomi (FE) UNY, menghadiri Upacara Dies Natalis ke-6 FE UNY pada Kamis (22/6) lalu. FE yang dilahirkan 22 Juni 2011 merupakan fakultas termuda di UNY, meskipun embrionya sudah lahir bersamaan dengan ilmu-ilmu lainnya di UNY sejak 1964 lalu. Dalam upacara ini turut disampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul “Balanced Scorecard: Implementasi Interaksional Agency Theory dan Stakeholder Theory dalam Manajemen Perguruan Tinggi” oleh salah satu guru besar FE UNY, Prof. Sukirno, M.Si., Ph.D.

Tahun ini, FE UNY mengangkat tema “Peran FE UNY dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia Bidang Ekonomi yang Unggul”. Disampaikan dalam laporannya selaku Dekan, Dr. Sugiharsono, M.Si., FE masih terus berkembang baik dari sisi akademik maupun sarana prasarana. FE UNY terus memacu dosennya untuk meningkatkan kualitas baik melalui studi lanjut maupun dengan terlibat dalam berbagai seminar, pelatihan, workshop, dan kegiatan ilmiah lainnya, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.

“Pada tahun 2016/2017, dosen yang mengikuti seminar internasional sebanyak 119 orang dengan berbagai negara tujuan seperti Amerika Serikat, Thailand, Jerman, Jepang, Malaysia, China, dan Australia. Pengembangan dosen juga dilakukan dalam berbagai bidang pelatihan, seperti pelatihan Pekerti, ICT, e-journal, Bahasa Inggris, kepemimpinan, kewirausahaan, hingga olah data statistik,” terang Sugiharsono.

Dalam sambutannya, Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. menyampaikan harapannya pada FE UNY guna mendukung rencana UNY menjadi universitas kelas dunia. “Tentu kami mendorong para dosen untuk melanjutkan studi. S3 idealnya 70%, tetapi di UNY baru 30%. Kami adakan juga workshop publikasi internasional guna menggenjot jumlah artikel yang terindeks Scopus oleh tiap dosen. UNY juga memfasilitasi dosen yang ingin mengurus publikasi internasional dan penerbitan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),” urai Sutrisna.

Sutrisna melanjutkan, Indonesia harus mengambil peran dalam era MEA. “Manfaatkan era MEA untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri, agar bisa bersaing dengan negara tetangga. Untuk itu, dunia pendidikan amat berperan besar dalam meningkatkan kualitas SDM. Lewat FE UNY, kami berharap lulusan FE UNY memiliki kompetensi yang dibutuhkan agar dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional,” tambahnya.

Dalam orasi ilmiahnya, Sukirno menyampaikan bahwa kualitas pengelolaan sumber daya perguruan tinggi yang lemah dapat mengarah pada rendahnya daya saing sumber daya bangsa. Perlu pendekatan jitu dalam manajemen sumber daya perguruan tinggi agar kualitas sumber daya manusia di Indonesia tidak tertinggal dibandingkan perguruan tinggi lain di dunia.

“Proses penilaian dan penghargaan kinerja masih dirasa rendah. Ukuran kualitatif masih kurang dipertimbangkan jika dibandingkan dengan ukuran kuantitatif. Balance scorecard (BSC) adalah pendekatan yang bisa dipilih perguruan tinggi untuk mengelola sumber daya dalam mencapai visi dan misinya,” terang Sukirno.

“Mengadaptasi tulisan Hermawan (2005), Lestari (2003), dan Mulyadi (2007), untuk mengimplementasikan BSC di perguruan tinggi dapat menempuh beberapa cara. Pertama, menilai sumber daya yang dimiliki, merumuskan visi dan misi perguruan tinggi secara partisipatif melibatkan stakeholder internal dan eksternal (objectives). Kedua, merumuskan tujuan, sasaran, dan strategi masing-masing unit atau program studi sesuai visi misi (initiatives). Ketiga, merumuskan ukuran-ukuran visi, misi, dan sasaran perguruan tinggi dan unit (measures) melalui indikator kunci (Key Performance Indicator). Keempat, implementasi inisiatif strategi yang telah digariskan dalam aturan penganggaran dan rencana strategis perguruan tinggi dan unit di bawahnya (implementation). Kelima, mengukur kinerja perguruan tinggi dan unit terkait (performance measurement). Terakhir, evaluasi strategis dan operasional untuk mendapatkan umpan balik dan perbaikan strategi perguruan tinggi di masa mendatang (evaluation),” urainya. (fadhli)