Studium Generale FE UNY: Kehidupan Adalah Perubahan

Fakultas Ekonomi (FE) UNY menyelenggarakan Studium Generale bagi Mahasiswa Baru FE UNY 2015, Sabtu (12/09) lalu. Bertindak selaku pemateri adalah Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D., guru besar UNY. Acara ini dihadiri lebih dari 450 mahasiswa baru dan dibuka oleh Wakil Dekan I FE UNY, Nurhadi, MM. Kuliah Umum dengan tema “Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Global” ini ditujukan bagi mahasiswa baru agar mereka memiliki semangat yang berbeda saat mulai memasuki dunia perkuliahan. “Mahasiswa baru akan dibakar semangatnya. Prof. Slamet adalah sosok yang penuh teladan dan seorang konsultan internasional,” terang Nurhadi.

Guru Besar UNY yang juga memiliki gelar terbanyak di kampus ini mengungkapkan bahwa pada masa lalu, jumlah orang yang ahli belum sebanyak sekarang. “Dulu saya memiliki Blue Ocean Strategy, menjadi ahli di bidang yang belum dikuasai seorang pun. Tapi sekarang, orang mungkin harus mengadopsi Red Ocean Strategy, bersaing di bidang yang memang sudah banyak orang berkecimpung di dalamnya,” ujar Slamet.

Slamet juga mengingatkan, kualitas mutlak harus dimiliki seorang manusia dalam hidup ini. “Kalau Anda memiliki kelebihan, Anda punya hak untuk memilih. Siapapun yang memiliki kelebihan kualitas, dia akan mendapatkan lebih banyak pilihan,” terangnya.

Menjadi mahasiswa baru, banyak yang tidak siap menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan lingkungan yang berbeda.  “Ada semacam culture shock ketika menjadi mahasiswa baru. Dengan kebebasan untuk memilih, mereka kemudian kurang bisa mengatur diri. Padahal, diperlukan sekali disiplin diri, self-discipline untuk meraih kesuksesan,” jelas Slamet.

Menghadapi tuntutan global, mahasiswa dituntut untuk bersiap lebih keras lagi. “Ada beberapa kondisi yang akan menjadi tantangan di masa depan. Seperti Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2025, Nawa Cita, Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025, Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, Technoscience, dll., yang menuntut kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri,” tambahnya.

Pemegang titel Philosophy Doctor dari The Ohio State University, Amerika Serikat ini juga mengingatkan mahasiswa untuk mau terus belajar dan berubah. “Kehidupan adalah perubahan. Perkembangan teknologi dan ilmu terus terjadi. Oleh karena itu, perlu belajar, lalu dipelajari kembali, dan belajar melupakan. Kehidupan diciptakan sesuai sistem dari Sang Pencipta. Tidak ada yang diciptakan oleh-Nya kecuali sudah menjadi sistem, dan tidak akan berubah. Tidak mungkin suatu saat Allah berinovasi kemudian memutuskan menciptakan generasi manusia selanjutnya berkaki tiga. Sementara itu, ciptaan manusia, ilmu ekonomi, politik, sosial, bukanlah sistem, karena selalu berubah,” urainya. (fadhli)