Ratna Candra Sari, Doktor Termuda di FE UNY

Ratna Candra Sari merupakan dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi yang telah berhasil menyelesaikan studi S3 dari Program Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ratna dikukuhkan sebagai Doktor ke-1904 Universitas Gadjah Mada dan Doktor ke-136 dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis dalam ujian promosi doktor di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Jumat (8/3). Dalam disertasinya yang berjudul ‘Tunneling dan Model Prediksi: Bukti Empiris pada Transaksi Pihak Berelasi’, bertindak selaku promotor, Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Ko-Promotor Prof. Ainun Nai’im, Ph.D., dan Dr. Sony Warsono, MAFIS. Selain pernah menjadi lulusan terbaik tahun 2005, wanita kelahiran Batang, Jawa Tengah, 36 tahun lalu ini merupakan Doktor termuda di Fakultas Ekonomi UNY.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna berfokus pada ekspropriasi terhadap pemegang saham nonpengendali melalui aktivitas tunneling. Penelitian tunneling saat ini masih banyak menemukan kendala dalam hal pengukuran karena aktivitas tunneling sulit dibuktikan meskipun terjadi dalam praktik bisnis. Ada 3 isu yang dikemukakan oleh Ratna dalam disertasinya. Isu pertama dalam penelitiannya terkait dengan hipotesis tunneling dan implikasi terhadap kinerja keuangan perusahaan yang di-tunnel. Transaksi pihak berelasi yang digunakan untuk tunneling akan menyebabkan kinerja perusahaan yang di-tunnel turun. Pengujian pengaruh transaksi pihak berelasi pada kinerja perusahaan diharapkan akan memberikan ukuran langsung tunneling karena mengukur secara langsung tindakan perusahaan yang menyebabkan transfer sumberdaya keluar perusahaan untuk kepentingan pemegang saham pengendali.

Isu penelitian kedua terkait dengan karakteristik perusahaan yang di-tunnel. Jensen (1986) dalam teori free cash flow menyatakan bahwa konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham terjadi ketika perusahaan memiliki free cash flow yang berlebih. Manajer memilih untuk menginvestasikan kembali free cash flow atau melakukan inefisiensi dibanding mengembalikannya pada investor, sedangkan investor menginginkan dividend and return yang tinggi atas investasinya.

Isu penelitian ketiga terkait dengan model prediksi tunneling. Karakteristik perusahaan yang menjadi obyek tunneling menjadi hal yang menarik untuk diketahui. Saat ini belum ada model untuk memprediksi perusahaan yang kemungkinan besar menjadi obyek tunneling atau tidak berdasarkan karakteristik perusahaan. Ketiadaan model prediksi menyebabkan tingginya risiko yang dihadapi khususnya oleh pemegang saham non-pengendali, karena berdasarkan bukti empiris perusahaan yang di-tunnel akan mengalami penurunan nilai.  

Berdasarkan hasil penelitiannya, Ratna mengemukakan ada 4 implikasi yang disampaikan, yaitu implikasi teori, implikasi akuntansi, implikasi kebijakan, dan implikasi praktik. Dalam implikasi teori penelitian Ratna menemukan bukti empiris bahwa transaksi pihak berelasi dapat digunakan sebagai tunnel untuk mentransfer sember daya keluar dari perusahaan untuk kepentingan pengendali dengan mengorbankan pemegang saham minoritas. Perusahaan yang di-tunnel akan mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja pasar. Dalam implikasi akuntansi penelitian ini juga menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pengungkapan mengenai transaksi berelasi. Kualitas pengungkapan menjadi hal yang penting berkaitan dengan pemberian informasi kepada pihak lain dalam menilai besarnya potensi konflik keagenan dalam perusahaan.

Penelitian ini sekaligus sebagai dukungan dikeluarkannya PSAK No.7 tahun 2010 sebagai upaya peningkatan kualitas pengungkapan transaksi pihak berelasi. Sedangkan dari implikasi kebijakan, penelitian ini menunjukkan bahwa transaksi yang merupakan kegiatan utama perusahaan yaitu transaksi perdagangan berelasi berpengaruh negatif terhadap kinerja operasi perusahaan. Sedangkan dari implikasi praktik penelitian ini membangun model prediksi tunneling untuk memprediksi perusahaan yang di-tunnel dan yang tidak. Model prediksi ini diharapkan dapat membantu investor dalam mengantisipasi adanya risiko tunneling yang mungkin terjadi melalui transaksi berelasi. (lina)