Ratih Kartika : Cita-Citaku Menjadi Ibu Rumah Tangga Multitalenta

Menjadi wanita muda yang aktif terlibat dalam organisasi dan kegiatan sosial sudah menjadi rutinitas Ratih Kartika sejak awal masuk perguruan tinggi sampai sekarang. Terhitung, selama tahun 2011-2016, kurang lebih 17 organisasi intra dan ekstra kampus telah ia ikuti. Selain itu, lulusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Kelas Internasional Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini juga pernah merasakan lika-liku berwirausaha seperti bergabung dengan perusahaan multilevel marketing, menjual buah di kantin kampus, cemilan/snack di warung, souvenir pernikahan, bergabung di salah satu EO di Jogjakarta menjadi photographer, make up artist sampai peran manajer nasyid pun pernah ia lakukan. Keaktifan dan kesibukan ini semua tidak lantas membuat kuliah Ratih terganggu. Ia berhasil menjadi salah satu alumni UNY terbaik dengan IPK Cumlaude (3,62) dengan masa studi 3,5 tahun. Selain pengalaman organisasi dan berwirausaha, ia pun pernah berkesempatan mengunjungi negara Malaysia, Thailand, Singapura, Hongkong dan Jepang untuk mengikuti berbagai acara internasional.

Setelah lulus pada Januari 2015, ia pun langsung diterima bekerja di salah satu SD Islam Terpadu di Yogyakarta sebagai bendahara sekolah. Setelah diterima bekerja, ia pun tidak berhenti begitu saja. Ia ingin terus mengembangkan potensi diri dan akhirnya pada 5 September 2015 lalu, ia berhasil mendirikan usaha bernama Ratu Mendoan Cilacap dengan tagline “Mendoan Mendunia”. Wanita muda asal Cilacap ini sangat menyukai mendoan dan mempunyai impian agar kelak mendoan bisa menjadi makanan tradisional asli Indonesia yang naik kelas dan dikenal oleh banyak orang bahkan sampai go international. Selain itu, ia juga mendirikan sebuah komunitas sosial bernama PMIA (Pejuang Muda Indonesia). Komunitas yang dulu bernama SAS (Sedekah Apa Saja) ini mempunyai jargon “Bergerak, Berbagi, dan Menginspirasi” dan mempunyai beberapa program seperti SAS (Sedekah Apa Saja) On Action, Sahabat Pendidikan Indonesia (SPI, menghimpun dana melalui celengan yang didistribusikan kepada siapa saja yang ingin membantu adik adik usia sekolah SD-SMA yang membutuhkan biaya pendidikan) dan Ayo Hijrah Bareng (seminar/talkshow dengan topik tertentu untuk warga binaan di lapas). Sampai saat ini, jumlah relawan yang tergabung dalam PMIA sudah mencapai 30 orang yang berasal dari universitas dan latar belakang yang berbeda-beda. Tercatat per 29 Juli 2016, PMIA sudah menjalankan salah satu programnya, yaitu SAS On Action sebanyak 42 kali di berbagai daerah seperti Jogja, Magelang, Gunungkidul, dan Kulonprogo.

Tidak puas dengan pencapaian tersebut, Ratih mengaku ingin melanjutkan studi kembali ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu S2 sehingga ia pun mendaftarkan diri pada beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) RI pada Januari 2016 lalu. Setelah mengikuti berbagai tahap seleksi beasiswa, seperti seleksi administrasi dan seleksi substansi akhirnya pada Maret 2016 ia pun dinyatakan lolos menjadi salah satu penerima beasiswa LPDP RI jalur reguler. Kini, Ratih sedang fokus mempersiapkan kuliah S2 yang akan mulai pada September 2016 pada jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, ia terus berupaya mengembangkan RMC dan  PMIA agar semakin memberikan manfaat bagi sesama. Di sisi lain, Ratih juga sedang mengembangkan bisnis busana muslimnya yaitu Rakatika Moslem Apparel (RMA), terlibat dalam proyek forum komunikasi relawan se-Yogyakarta, serta sedang dalam proses menulis sebuah buku yang menceritakan perjalanan dan kisah hidupnya dari kecil sampai sekarang.

Ketika ditanya tentang resep sukses, Ratih mengatakan bahwa kerja keras adalah kunci sukses hidupnya. Ia merupakan gadis perantauan asal Cilacap. Ia pun sudah akrab menjadi anak kost-an sejak SMA. Sejak kecil ia memang telah dididik menjadi anak yang pekerja keras dan mandiri oleh kedua orangtuanya. Hal inilah yang menjadi prinsip hidup Ratih Kartika sehingga menghantarkan ia pada titik yang sekarang.

Menjadi ibu rumah tangga multitalenta adalah impian Ratih di masa depan. Ia tidak hanya ingin menjadi seorang ibu dan istri namun juga ingin menjadi pengusaha, penulis, dosen, dan motivator yang aktif berkegiatan sosial. (Fadhli)