Pendidikan yang Menyejahterakan

Kemampuan hardskill ternyata tidak terlalu dibutuhkan untuk dunia kerja jika dibandingkan dengan softskill. Keterampilan seperti komunikasi, kepemimpinan, pengaruh, kreativitas, dan karakter profesional jauh lebih penting dibandingkan keterampilan komputer dasar, analisis data, atau pengetahuan bahasa asing. Demikian dipaparkan Arfina Puspitasari, Account Executive Syafa’at Branding & Marcomm, dalam Pelatihan Pengembangan Diri dan Kiat Menembus Dunia Kerja di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, beberapa waktu lalu. Pelatihan diikuti lebih dari 150 peserta mahasiswa FE UNY. Pelatihan dibuka oleh Dekan FE UNY Dr Sugiharsono.

Baik menjadi karyawan ataupun seorang wirausahawan, kemampuan softskill ini tetap menjadi yang terpenting. “Apalagi ketika menjadi pengusaha, seseorang harus memiliki mental. Mereka akan menghidupi banyak orang. Sedangkan saat menjadi karyawan, mereka harus siap menghadapi tekanan atau memenuhi tenggat waktu,” terang Arfina.

Sementara itu, alumni FE UNY yang baru saja lulus S2 dari beasiswa LPDP, Arin Pranesti menceritakan kisahnya berjuang melamar beasiswa LPDP. “Pendidikan bukan hanya mencerdaskan, tapi menyejahterakan. Artinya, makin berkualitas Anda di kampus, maka peluang Anda untuk lebih sejahtera di masa depan makin terbuka,” ungkap Arin yang lulus dari S1 Pendidikan Akuntansi.

Arin menambahkan, jumlah pemilik gelar S3 di Indonesia masih sangat minim. “Indonesia memiliki 23ribu, sedangkan Malaysia 14ribu. Untuk menyamakan jumlah per sejuta penduduk dengan Malaysia, Indonesia perlu memiliki 100ribu orang S3 baru,” tambahnya.

Dalam sambutannya membuka acara Sugiharsono mengatakan, pelatihan ini menjadi bekal yang penting bagi mahasiswa. “Pelatihan ini ibarat parasut yang menjadikan para mahasiswa siap terjun di dunia industri atau pendidikan tingkat lanjut,” ujar Sugiharsono. (fadhli)