Pelatihan Internasional Bidang Pendidikan FE UNY

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Pengembangan Potensi Indonesia mengadakan International Training on Education Rabu, 9 Januari 2013 di Auditorium Fakultas Ekonomi UNY. Tema yang diangkat dalam training ini ialah Creating Education Competitive Edge and Leading Advantage in Globalization Era, atau Mewujudkan Sektor Pendidikan yang Unggul dan Berdaya Saing di Era Globalisasi. Sebagai sub tema dari training ini ialah Global Education, Developing Schools Competitive Advantage, Teacher Professional Development, ICT in Education, Student wellbeing and its relation to the nation of Social-Emotional-learning. Hadir sebagai pembicara ialah Darryl Carter (International Programs and Business Manager, International Education Services, Department for Education and child Development), Jacqui van Ruiten (Principal, Salisbury East High School, Department for Education and child Development), Anthony van Ruiten (Assistant (vice) Principal, School Operations and Human Resources, Henley High School, Department for Education and child Development), Andrew Inglis (Director of Learning: Learning Potential International, Pty Ltd), Petra Wiyakti Bodrogini (ICT in Education Consultant at World Bank).

Dalam sambutannya Rektor UNY Prof. Dr. Rohmat Wahab, M.Pd, MA menyampaikan bahwa training on education yang dilaksanakan hari ini sangat bertentangan dengan berita yang muncul, bahwa rintisan sekolah bertaraf international (RSBI) dibubarkan. Rektor menyampaikan keprihatinan bahwa program RSBI dilaksanakan karena adanya keprihatinan dari pemerintah bahwa banyak anak-anak Indonesia yang disekolahkan di keluar negeri untuk mencari pendidikan yang terbaik. Untuk mengatasi hal itu maka pemerintah membuka RSBI dengan harapan bahwa pendidikan di Indonesia juga memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di luar negeri. Dengan dibubarkannya RSBI maka muncul kekhawatiran bahwa mampukah sekolah-sekolah Indonesia bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini. Rohmat Wahab juga mengharapkan hasil dari kegiatan ini ialah adanya kerjasama antara UNY dengan Departemen Pendidikan Australia Selatan.

Sebagai pembicara utama Darryl Carter menyampaikan bahwa banyak kesempatan yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dengan Australia. Beberapa program yang ditawarkan antara lain beasiswa dan program internship bagi siswa maupun guru. Australia mulai banyak melakukan kerjasama dengan Negara-negara Asia termasuk Indonesia, karena perkembangan Negara-negara di Asia cukup baik. Selain itu bahasa Indonesia merupakan bahasa terpopuler kedua, dan Australia masih kekurangan banyak guru bahasa Indonesia. Di beberapa sekolah hanya ada satu atau dua orang pengajar bahasa Indonesia. Bahkan di beberapa sekolah, bahasa Indonesia di ajarkan oleh orang Australia, dan Malaysia. Oleh karena itu Departemen Pendidikan Australia Selatan sangat membuka peluang atau kesempatan bagi orang Indonesia untuk bisa mengajar di Australia. Pemerintah Australia sangat mendorong siswa-siswanya untuk belajar ke luar negeri agar mereka juga mendapatkan pengalaman belajar di Negara lain. Satu hal yang sangat mencolok ketika mereka pulang dari Negara lain ialah meningkatnya kepercayaan diri. Karena dengan belajar di luar negeri pengalaman maupun pengetahuan juga akan meningkat. Sehingga harapan dari training ini, bahwa akan banyak kegiatan yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dengan Departemen Pendidikan Australia Selatan. Apabila tertarik untuk bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Australia selatan, dipersilakan untuk mengakses www.asiaeducation.edu.au (lina)