Nita dan Alta, Bidikmisi Peraih IPK Tertinggi Yudisium FE Februari 2017

Kuliah ternyata masih menjadi momok bagi sebagian besar kalangan kurang mampu. Orang tua dihinggapi kekhawatiran tidak mampu membiayai pendidikan anaknya di perguruan tinggi. Oleh karena itu, masih jamak ditemui sebagian orang tua mendorong anaknya bekerja selepas lulus dari SMA/SMK. Hal ini juga dialami oleh Nita Lestari dan Altakiyah, lulusan Fakultas Ekonomi (FE) UNY yang menjalani upacara Yudisium periode Februari, Jumat (10/3) kemarin.

Nita dan Alta, demikian sebagaimana mereka biasa disapa, lulus dari Program Studi Pendidikan Akuntansi S1 FE UNY dengan raihan IPK 3,89, tertinggi pada periode tersebut. Keduanya merupakan penerima Beasiswa Bidikmisi. Diwawancarai seusai upacara yudisium, Nita yang merupakan alumnus SMK N 1 Bantul menceritakan bahwa dirinya sempat bekerja setahun sebelum berkuliah.

“Saat itu, saya bekerja sebagai staf admin dari pukul 7 pagi dan pulang jam setengah 9 malam, dengan istirahat dua kali. Sepulang bekerja saya kemudian belajar. Selama setahun itu juga saya terus membujuk orang tua dan memberi pengertian tentang beasiswa. Alhamdulillah akhirnya mereka bisa paham dan mengizinkan saya berkuliah,” terang putra pasangan Marjiyo (umur 46 tahun) dan Tumiyem (44) ini.

Perjuangan Nita tak berhenti di situ saja. Berangkat sebelum matahari terbit sudah bukan hal yang mengherankan bagi sosok yang juga gemar menulis ini. “Saya biasanya bangun jam 2 atau sebelum subuh untuk membaca-baca sedikit karena memang suasananya mendukung sekali. Jam 5 pagi sudah berangkat dari rumah di Badan, Panjangrejo, Bantul, dengan menggunakan bus. Pulangnya jam 5 sore pulang lagi dengan bus, atau dijemput bapak kalau sudah tidak ada transportasi umum,” ceritanya.

Karena hal ini, Nita lebih fokus dalam berkuliah dan memutuskan tidak terlalu aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa (ormawa). Namun, dirinya sempat menjadi anggota Tim Audit Internal Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNY pada 2015 lalu. “Selain itu, saya juga mengajar les untuk anak-anak SD di dekat rumah,” ungkap Nita.

Alta, tak jauh beda, adalah putri bungsu dua bersaudara pasangan Mujiyanto (53) dan Mutiah (47). Bapaknya adalah seorang buruh bangunan yang sudah sakit-sakitan dalam setahun terakhir ini. Sedangkan Ibunya, selain menjadi buruh, juga menerima pesanan makanan ringan. Alta lulus dari SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, Magelang dan kemudian diterima di FE UNY melalui jalur SBMPTN Bidikmisi.

Gadis asal Biyetan RT 04/06, Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang ini terbilang aktif di kegiatan ormawa. Tak kurang dari 3 ormawa diikutinya, yakni Himpunan Mahasiswa Pendidikan Akuntansi (Hima Diksi), Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Fakultas (UKMF) Al Fatih, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY. Bagi Alta, kesibukan justru membantu dirinya lebih fokus.

“Semakin sibuk, kita akan dituntut untuk pintar membagi waktu. Fokus dengan kegiatan yang sedang dilakukan, jangan memikirkan yang lain dulu. Kalau terlalu banyak luang jadi sia-sia,” ujar pengidola dosen FE UNY Sukanti, M.Pd. ini. Bagi Alta dan Nita yang sama-sama ingin menjadi guru ini, keadaan yang terbatas bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita. “Tidak ada yang sia-sia,” ucap Alta. “Kalau ada kemauan, pasti ada jalan,” sambung Nita.

Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan I Prof. Sukirno, Ph.D., Yudisium periode Februari 2017 di FE UNY meluluskan sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 13 orang S1 Kependidikan, dan 5 orang dan S1 Non Kependidikan. Rata-rata raihan IPK adalah sebesar 3,53, dan rerata masa studi sebesar 4,38 tahun. (fadhli)