Mahasiswa Kerjasama Sumsel FE UNY Juara 1 BIQ Nasional

Mahasiswa Kerjasama Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Selatan dan UNY kembali berhasil menorehkan prestasinya dalam bidang non-akademik. Ujang Hartato, mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY angkatan 2012 berhasil menjadi pemenang dalam Bahtsu ‘Ilmi Al-Qur’an (BIQ) Nasional Pengembangan Kepribadian dan Tahsinul Qur’an Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (PKTQ UIN SUKA) Yogyakarta, lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan pada tanggal 23—24 Desember 2015 lalu. Ajang ini diikuti oleh sembilan finalis dari berbagai universitas di Indonesia yaitu dari UNY, Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Sumatra Utara (USU), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, dan dua tim dari UIN SUKA Yogyakarta. Pada perlombaan ini, Ujang, panggilan akrabnya, merupakan satu-satunya peserta perorangan yang mampu lolos sebagai finalis 9 besar BIQ Nasional PKTQ UIN SUKA setelah melewati dua tahapan seleksi BIQ PKTQ yaitu seleksi abstrak dan seleksi full paper.

Berkonsentrasi dengan permasalahan pendidikan, Ujang mengangkat permasalahan para penyandang tuna rungu dalam belajar membaca Al-Qur’an. Melihat gaya komunikasi dua arah dari para penyandang tuna rungu yang juga sangat membutuhkan media belajar secara visual, Ujang pun memanfaatkan kemajuan teknologi guna membantu para penyandang tuna rungu untuk bisa memahami bacaan yang ada dalam Al-Qur’an yaitu dengan membuat sebuah aplikasi andorid sebagai media edukasi Al-Qur’an bagi penyandang tuna rungu.

“Alhamdulillah, setelah usaha yang optimal akhirnya saya bisa mengharumkan nama kampus dan Disdik Sumsel dalam perlombaan ini, semoga karya ini nantinya bisa bermanfaat dan bisa ditindaklanjuti guna mengatasi permasalahan saudara muslim kita, yang menyandang tuna rungu agar bisa membaca Al-Qur’an,” ujarnya saat diwawancarai usai mengikuti field trip bersama finalis lainnya. Belajar dari kegagalan yang telah dilalui, Ujang pun melakukan perbaikan media edukasi, gaya menulis, dan cara presentasi yang menarik untuk bisa tampil lebih baik lagi. (Ibnu Zainal A./fadhli)