Mahasiswa IUKL Ikuti Perkuliahan di FE UNY

IUKL Student

Suasana di kelas hari itu tampak beda. Ada beberapa mahasiswa dengan raut muka yang berseri dan sedikit canggung. Sebagian besar lainnya tampak heran memandangi anggota baru di perkuliahan hari Kamis (20/3) siang itu. Belum lagi ada satu-dua mahasiswa berpakaian jas almamater UNY yang biasanya hanya dipakai saat KKN atau PPL, bukan saat kuliah seperti saat itu. Sang dosen kemudian menjelaskan, hari itu, kuliah akan diikuti oleh lima mahasiswa asing dari Malaysia. Dyna Herlina S., M.Sc, dosen di kelas International Marketing di Jurusan Manajemen itu kemudian melanjutkan kelas dengan presentasi kelompok yang mendapat giliran hari itu. Suasana tampak serius tapi santai, dan kelima mahasiswa asing itu tampak menikmati perkuliahan. Begitulah pemandangan di salah satu kelas yang menjadi sasaran Sit-In mahasiswa Infrastructrure University Kuala Lumpur di Fakultas Ekonomi (FE) UNY.

Tak hanya kelas International Marketing saja, kelimabelas mahasiswa IUKL tersebut menjadi mahasiswa tamu di lima kelas lain di jurusan Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi, dan Pendidikan Administrasi Perkantoran. Muhammad Fikri A. Manaf, salah satu mahasiswa dari IUKL menuturkan, kelas yang diikutinya sebenarnya di luar bidangnya, tetapi menarik. “Dosennya sedikit garang (galak-red), tetapi menarik,” ujarnya.

Sementara itu, menanggapi respon salah satu mahasiswanya, Dr. Seloamoney Palaniandy, dosen pendamping dari IUKL mengatakan, “Meskipun mereka bukan mahasiswa Ekonomi, tetapi ilmu Ekonomi tetaplah ilmu yang penting dan dibutuhkan oleh semua orang. Selain itu, tujuan utama Sit-In ini adalah mempelajari teknik-teknik belajar-mengajar di Indonesia, agar yang baik bisa diterapkan di negara kami.”

IUKL juga menyertakan dua dosen lainnya, Nuraisha Binti Ahmad Jamaludin dan Sharala A/P Kuti Kander untuk mengamati proses pengajaran di FE UNY tersebut. Kelimabelas mahasiswa IUKL dibagi menjadi tiga kelompok untuk menjadi mahasiswa tamu dalam perkuliahan selama hari Kamis tersebut. Meskipun pengajaran disampaikan dengan Bahasa Indonesia, mahasiswa Malaysia tampak tidak kesulitan memahami materi secara umum. (fadhli)