ICEBESS 2016 Dorong Lahirkan Akademisi Guna Hadapi Tantangan Global

Dengan semakin majunya teknologi dan proses digitalisasi di berbagai bidang yang begitu cepat, manusia dituntut untuk melakukan perubahan dalam berperilaku sosial, ekonomi, dan menjalankan bisnisnya. Tanpa mengubah pola pikir dan cara kerja, sulit untuk bisa memperoleh kestabilan ekonomi dan juga memakmurkan masyarakat. Dengan latar belakang ini, Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social Science (ICEBESS) 2016, pada Jumat (16/9) lalu. Seminar internasional ini mengundang 3 pembicara utama dalam Plenary Session serta lebih dari 50 pemakalah dari dalam dan luar negeri.

Dalam sambutannya mewakili Rektor UNY, Wakil Rektor I UNY Wardan Suyanto, MA. Ed.D. menyampaikan bahwa etika dalam bisnis, ekonomi, dan ilmu sosial telah menjadi isu hangat di abad ke-21 ini. “Sesuai dengan visi UNY; taqwa, mandiri, dan cendekia, maka seminar internasional ini diharapkan memberikan kontribusi dalam bidang bisnis, ekonomi, dan perkembangan ilmu sosial di tengah-tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat,” urainya.

Prof. Chih-Cheng Chao sebagai pembicara pertama merupakan salah satu Senior Advisor di Industrial Technology Research Institute. ITRI sendiri merupakan organisasi bentukan pemerintah sejak 1973 yang telah sukses mengubah Taiwan dari negara industri yang semula hanya menekankan tenaga kerja (labor-intensive) menjadi negara industri dengan fokus pada percepatan teknologi (high-tech industry).

“Pada tahun 1970, Pendapatan Per Kapita Taiwan masih US$ 3,570. Pada awal abad ke-21 ini, sudah meningkat 10 kali lipat menjadi US$ 35,604. Dunia industri mengalami transisi dari yang tadinya labor-intensive, menjadi innovation focus,” terang profesor yang kini menetap di Kanada ini.

Dua pembicara lainnya adalah Prof. Richard Chinomona dari School of Economic and Business Sciences, University of the Witwatersrand, Johannesburg Area, Afrika Selatan, dan Dr. Aly Abdel Moniem dari Pascasarjana Universitas Islam Indonesia. Richard Chinomona merupakan salah satu akademisi yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dalam melahirkan penelitian. Tercatat 66 judul yang telah dipublikasikannya dalam 3 tahun ke belakang. Sedangkan Aly Abdel Moniem merupakan doktor kelahiran Mesir yang meneliti masalah Sustainable Development Policies ditinjau dari Perspektif Maqasid asy Syariah Islam.

Sebanyak lebih dari 50 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi di beberapa negara, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Khon Kaen University Thailand, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Teknologi MARA Malaysia, serta perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara lainnya juga turut memaparkan presentasinya dalam sesi paralel. Sesi paralel dibagi ke dalam beberapa grup seperti pendidikan, manajemen sumber daya manusia, ekonomi dan ilmu sosial, dan lain-lain, sesuai dengan bidang kajian pemakalah.

“Seminar internasional ini akan menjadi wadah yang ideal dalam upaya mendukung, mendorong, dan menjaga potensi lahirnya akademisi-akademisi unggul dari seluruh penjuru dunia. Ini adalah hasrat kami FE UNY untuk turut andil membangun dunia ekonomi, bisnis, dan ilmu sosial yang lebih solid menghadapi tantangan global,” terang Dekan Dr. Sugiharsono dalam pidato penutupannya di akhir acara. (fadhli)