Dunia Kerja Butuh Kepribadian Berintegritas

Wawancara Kerja

Selasa (25/02) Fakultas Ekonomi (FE) UNY menggelar salah satu rutinitas triwulan mereka, Pelatihan Pengembangan Diri dan Kiat Menembus Dunia Kerja. Pelatihan ini rutin diadakan sebelum upacara wisuda UNY – pada periode ini diadakan pada 1 Maret 2014 – untuk membekali para lulusan FE dengan kepercayaan diri dan wawasan mengenai dunia pasca kuliah yang akan segera mereka masuki. Bertempat di Ruang Auditorium FE UNY, sebanyak 50 calon wisudawan/wati FE UNY menghadiri pelatihan yang pada kali ini mendatangkan Pakar Komunikasi dan SDM Lena Satlita, M.Si., dan utusan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Daerah Istimewa Yogyakarta, Heru Purnama, S.E. Dibuka oleh Dekan, Dr. Sugiharsono, M.Si., pelatihan ini juga dihadiri oleh Wakil Dekan I Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M., Wakil Dekan II, M. Djazari, M.Pd., Ketua Penyelenggara Lina Nur Hidayati, M.M., serta Kasubag Kemahasiswaan dan Alumni Dra. Kumala S.W.G.

Dalam laporannya selaku ketua panitia, Lina menjelaskan, pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program-program yang sudah dilaksanakan sebelumnya di fakultas, seperti leadership dan entrepreneurship. “Kami tahu, para lulusan akan terbagi dua, yaitu yang mencari dan yang menciptakan kerja. Oleh karena itu, harapan kami pelatihan ini mampu memberi bekal bagi kedua-keduanya dengan berbagai informasi serta meningkatkan rasa percaya diri untuk bersaing dengan para lulusan dari universitas lain,” tuturnya.

Sementara itu, Sugiharsono menyatakan dalam sambutannya, fakultas mengadakan pelatihan ini agar para lulusan bisa terbantu mencapai kedudukan yang baik di masyarakat kelak. “Tidak semua fakultas di UNY ini menyelenggarakan pelatihan Job Hunting ini. Kami pertahankan pelatihan ini karena kami merasa orang pintar itu masih kalah dengan orang yang berkepribadian baik. Walau dia pintar, tapi tetap tidak akan bisa bekerja dengan baik kalau kepribadiannya tidak baik,” imbuhnya.

Senada dengan itu, menurut Lena Satlita, dunia kerja tidak lagi mengharapkan lulusan perguruan tinggi yang pintar. “Berdasarkan survei terhadap 457 pimpinan perusahaan yang diterbitkan National Association of Colleges and Employers, USA, 2002, Kemampuan Komunikasi, Kejujuran/Integritas, Kemampuan Bekerjasama, Kemampuan Interpersonal, dan Beretika menempati lima peringkat teratas kompetensi yang diharapkan dunia kerja. Sementara itu, indeks prestasi justru berada di peringkat 17,” beber dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY ini..

Dalam menghadapi wawancara, Lena berpesan, “jagalah sikap dan pintarlah merespon setiap situasi, karena seorang pewawancara akan mengetahui kepribadian Anda hanya dari cara jalan, cara menggerakkan tubuh, atau bahkan posisi meletakkan tas saat duduk di kursi wawancara,” ungkapnya.

Sedangkan Heru Purnama yang merupakan Kepala Bidang Pengembangan Pegawai di BKD DIY memaparkan materi seputar Pemerintah Daerah dan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). “Ketika berbicara tentang Pemda, sebenarnya istilah itu sendiri masih terlalu luas, karena Pemda terdiri dari banyak organisasi. Namun pada dasarnya Pemda terbagi menjadi tiga, yaitu Sekretariat Daerah (Sekda), Lembaga Teknis Daerah, dan Dinas Daerah,” tuturnya.

Menurut Heru, proses rekrutmen CPNS adalah hal yang sangat penting bagi negara. “Rekrutmen CPNS merupakan proses yang krusial karena memiliki implikasi high cost economy dan merupakan investasi besar bagi satuan organisasi/negara. Biaya pelaksanaan pengadaan PNS bisa mencapai milyaran, dan setelah direkrut menjadi PNS, negara harus menyiapkan anggaran sampai kurun waktu 50 s.d. 60 tahun untuk gaji, pensiun, dan pensiun janda/anak. Jika PNS yang direkrut ternyata kurang baik, tentu mengancam efektivitas dan efisiensi pembangunan,”urainya.

Di akhir pemaparannya, Heru mengingatkan kepada para peserta pelatihan untuk berhati-hati dengan segala bentuk penipuan yang mengiming-imingi jaminan menjadi PNS. “Boleh dicek sendiri, hubungi kami nama orang yang menjanjikan diterima PNS tersebut. Jangan tergiur posisi PNS dengan harus membayar sekian juta. Uang melayang, PNS pun tidak diloloskan, Anda sendiri yang rugi,” jelasnya. (fadhli)