pendidikan ekonomi

Teliti Perilaku Ekonomi Masyarakat Muslim, Mustofa Raih Gelar Doktor

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY, Dr. Mustofa, M.Sc. meraih gelar doktor pada prodi Perekonomian Islam dan Industri Halal Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah upacara yudisium kelulusan pada 31 Januari 2023 lalu. Mustofa mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pengaruh Religiositas dan Pendidikan terhadap Perilaku Ekonomi Masyarakat Muslim di Indonesia" bersama Prof. Dr. Catur Sugiyanto, MA (Promotor) dan Akhmad Akbar Susamto, SE., M.Phil., Ph.D. (Ko-Promotor) pada Selasa (10/1) lalu. Disertasi ini berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji, yakni Dr. Reni Rosari, M.B.A., Evita Hanie Pangaribowo, S.E., MIDEc., Ph.D., Prof. Dr. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc., dan Prof. Rizal Yaya, SE., M.Sc., Ph.D., CA., Akt..

Terdapat 6 perilaku ekonomi yang dibahas dalam disertasinya, antara lain preferensi redistribusi, kepatuhan pajak, perilaku risiko, perilaku bekerja, perilaku merokok, dan partisipasi arisan. Enam perilaku ekonomi tersebut memiliki preferensi perilaku yang tidak konsisten atau perilaku yang tidak rasional.

Mustofa menyatakan, perilaku ekonomi masyarakat muslim bukan hanya dilandasi oleh rasionalitas tapi juga didasari oleh emosi, latar belakang individu, adat kebiasaan, serta keyakinan (religiositas) yang sering bertentang dengan rasionalitas.

Dosen Departemen Pendidikan Ekonomi FEB UNY itu menyimpulkan bahwa pemerintah perlu memperhatikan aspek religiositas dalam mengoptimalkan pembangunan ekonomi Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dengan tokoh-tokoh agama diperlukan untuk efektivitas kebijakan. (mstf/fdhl)

Caring Economics Help Students to Care their Environment

Economics subjects in high school have been taught for a long time. Students already understand various economic materials and impact on their well-developed economic behavior. However, this behavior still tends to be too rational and lacks a caring attitude towards people, the environment, or even oneself. This can happen because the material taught so far is more inclined to follow the understanding of neo-liberalism resulting in an economic man or called homo economicus.

To help students to develop care about others and the environment, economics learning needs to be directed to caring economics. With this concept, students are taught not only knowledge but also attitudes and caring behavior towards fellow humans and the environment, especially in their economic activities.

Lecturer of the Department of Economics Education Faculty of Economics (FE) UNY, Dr. Daru Wahyuni, M.Sc. brought this research in his dissertation at the Doctoral Program in Economics Education at the State University of Malang, last Monday (27/9). Daru defended his dissertation entitled "Learning Caring Economics in High Schools" under her supervisors Prof. Dr. Ery Tri Djatmika, M.A., M.Sc., Prof. Dr. Sri Umi Mintarti Widjaja, M.P., Ak., and Dr. Wahyono's Day. The exam was attended by three supervisors and examiners consisting of Prof. Dr. Agus Suman, S.E, DEA; Dr. Cipto Wardoyo, M.Sc., Ak., CA; Dr. Djoko Dwi Kusumojanto, M.Si, and Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.

Daru developed caring economics learning using a design-based research (DBR) model and produced learning tools consisting of learning scenarios, teaching materials, and student worksheets, learning media, and learning outcomes assessment instruments in the form of situational judgment tests (SJTs). The learning of caring economics is expected to get the opportunity to be disseminated at the high school level in a wider scope.

In addition, in the future, caring economics learning can be developed in the realm of e-learning or mobile learning thanks to advances in information and communication technology. The results of this study can be used as a reference for education policymakers to design a curriculum for economics subjects in high schools with the concept of caring economics so that this concept can be widely implemented through syllabus and learning activities. (fadhli)

Populist Economy Could be Taught In High Schools

Lecturer of Economics Education Faculty of Economics (FE) UNY, Kiromim Baroroh, attained a doctorate in the Doctoral Program in Economics Education, Universitas Negeri Malang after defending his dissertation before a board of examiners chaired by Dr. Djoko Dwi Kusumajanto, M.Sc., last Thursday (9/9).

Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd. brought his dissertation entitled "Development of Community Economics Learning at the University" under the guidance of Prof. Dr. Wahjoedi, M.Pd., M.E., Dr. Hari Wahyono, M.Pd., and Dr. Sugeng Hadi Utomo, M.S.

Besides being chaired by Djoko Dwi Kusumajanto, the members of the board of examiners consisted of Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak., C.A.; Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.; Prof. Dr. Agus Suman, S.E., DEA, as well as the three supervisors.

This lecturer at the Department of Economics Education, Faculty of Economics, UNY, develops teaching materials for populist economics that are appropriate for the Economics Education study program. Kiromim uses the "Dick & Carey" model as a method of developing learning materials.

Kiromim concluded that environmental acceptance, support, and prospects for populist economics courses at the university turned out to be good and could be developed, especially in the Department of Economics Education. After going through the pre-test and post-test stages, it was found that there was an increase in student cognitive learning outcomes. The developed teaching materials can also bring out positive characters in students, including discipline, caring, tolerance, and love for the homeland. People's economics learning is considered appropriate to be held in the economics education department, both public and private universities because it can improve cognitive and affective learning outcomes.

Based on the conclusions above, this course is deemed necessary to be seriously developed and even become a national scale course. In addition, populist economics courses can be a means of socializing Pancasila values ​​in universities. It does not rule out the possibility of populist economics being taught at all levels of primary and secondary education.

Pentingnya Konsep Caring Economics Guna Ajarkan Kepedulian Beraktivitas Ekonomi

Mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas sudah diajarkan sejak lama. Para siswa secara umum sudah memahami berbagai materi ekonomi yang disampaikan guru dan hal ini berdampak pada perilaku ekonomi mereka yang sudah berkembang dengan baik. Namun perilaku ini masih cenderung terlalu rasional dan kurang memiliki sikap peduli dengan orang lain, lingkungan, atau bahkan diri sendiri. Hal ini bisa terjadi karena materi yang selama ini diajarkan lebih condong mengikuti paham neo-liberalisme sehingga melahirkan manusia ekonomi atau disebut homo economicus.

Untuk membantu mengarahkan agar para siswa lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan, pembelajaran ekonomi perlu diarahkan kepada caring economics. Dengan konsep ini, para siswa diajarkan tidak hanya pengetahuan, tetapi sikap dan perilaku peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan, terutama dalam aktivitas ekonominya.

Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Dr. Daru Wahyuni, M.Si. membawakan penelitian ini dalam disertasinya pada program Doktor Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Malang, Senin (27/9) lalu. Daru mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pembelajaran Caring Economics di Sekolah Menengah Atas" di bawah bimbingan Prof. Dr. Ery Tri Djatmika, M.A., M.Si., Prof. Dr. Sri Umi Mintarti Widjaja, M.P., Ak., dan Dr. Hari Wahyono. Ujian dihadiri ketiga pembimbing dan dosen penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Agus Suman, S.E, DEA; Dr. Cipto Wardoyo, M.Si., Ak., CA; Dr. Djoko Dwi Kusumojanto, M.Si, dan Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.

Daru mengembangkan pembelajaran caring economics ini menggunakan model design-based research (DBR) dan menghasilkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario pembelajaran, bahan ajar dan lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan instrumen penilaian hasil belajar berbentuk situational judgment tests (SJTs). Pembelajaran caring economics ini diharapkan mendapatkan kesempatan untuk didiseminasikan pada jenjang SMA di lingkup yang lebih luas.

Di samping itu, di masa mendatang pembelajaran caring economics ini juga bisa dikembangkan di ranah e-learning atau mobile learning berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pemangku kebijakan pendidikan merancang kurikulum mata pelajaran ekonomi di SMA yang berkonsep caring economics sehingga konsep ini dapat diimplementasikan secara luas melalui silabus dan kegiatan pembelajaran. (fadhli)

Kembangkan Bahan Ajar Ekonomi Kerakyatan, Kiromim Raih Doktor Pendidikan Ekonomi

Dosen Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Kiromim Baroroh, berhasil meraih gelar doktor pada Program Doktor Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang setelah mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji yang diketuai Dr. Djoko Dwi Kusumajanto, M.Si., Kamis (9/9) lalu.

Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd. membawakan disertasinya yang berjudul "Pengembangan Pembelajaran Ekonomi Kerakyatan di Universitas" di bawah bimbingan Prof. Dr. Wahjoedi, M.Pd., M.E., Dr. Hari Wahyono, M.Pd., dan Dr. Sugeng Hadi Utomo, M.S.

Selain diketuai Djoko Dwi Kusumajanto, anggota dewan penguji terdiri dari: Dr. Cipto Wardoyo, S.E.,. M.Pd., M.Si., Ak., C.A.; Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.; Prof. Dr. Agus Suman, S.E., DEA, serta juga dianggotai ketiga dosen pembimbing.

Dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY ini mengembangkan bahan ajar ekonomi kerakyatan yang layak untuk program studi Pendidikan Ekonomi. Kiromim memakai model "Dick & Carey" sebagai metode pengembangan bahan pembelajaran.

Kiromim menyimpulkan, penerimaan lingkungan, support, dan prospek mata kuliah ekonomi kerakyatan di universitas ternyata baik dan bisa dikembangkan terutama di jurusan Pendidikan Ekonomi. Setelah melalui tahap pre tes dan pos tes, didapatkan adanya peningkatan pada hasil belajar kognitif mahasiswa. Bahan ajar yang dikembangkan ini juga dapat memunculkan karakter positif pada mahasiswa, di antaranya kedisiplinan, peduli, toleransi, dan cinta tanah air. Pembelajaran ekonomi kerakyatan dinilai layak diselenggarakan di jurusan pendidikan ekonomi baik universitas negeri maupun swasta karena mampu meningkatkan hasil belajar kognitif serta afektif.

Berdasarkan kesimpulan di atas, mata kuliah ini dipandang perlu dikembangkan secara serius dan bahkan menjadi mata kuliah skala nasional. Selain itu, mata kuliah ekonomi kerakyatan bisa menjadi sarana sosialisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ekonomi kerakyatan diajarkan pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Kado Awal Tahun bagi Jurnal Ilmiah FE UNY

Kabar gembira diterima Fakultas Ekonomi (FE) UNY di awal tahun setelah beberapa jurnal ilmiahnya berhasil memperbaiki peringkat akreditasi. Jurnal ilmiah di lingkungan fakultas, yaitu Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Jurnal Ilmu Manajemen, dan Jurnal Efisiensi berhasil memperoleh perbaikan peringkat sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI No 200/M/KPT/2020 pada penghujung tahun lalu.

Surat keputusan ini merupakan hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode III Tahun 2020 lalu. Pemeringkatan jurnal ilmiah di Indonesia yang menggunakan pengindeks SINTA memiliki beberapa tingkat, paling rendah yaitu 6, sedangkan tingkatan tertinggi yaitu 1.

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan yang dikelola Jurusan Pendidikan Ekonomi meraih peringkat 4 mulai volume 15 Nomor 2 Tahun 2018. Efisiensi-Kajian Ilmu Administrasi milik Jurusan Pendidikan Administrasi berhasil memperbaiki peringkat melalui reakreditasi dari peringkat 4 ke peringkat 3 mulai Volume 17 Nomor 1 Tahun 2020. Sedangkan Jurusan Manajemen yang mengelola Jurnal Ilmu Manajemen berhasil meraih peringkat 5 mulai Volume 5 Nomor 2 Tahun 2018.

Dengan peringkat yang lebih baik, hal ini tentu memperbaiki reputasi akademik baik untuk fakultas maupun dosen. Kualitas jurnal yang tinggi menunjukkan pengelolaan jurnal ilmiah yang baik di suatu perguruan tinggi, dalam hal ini fakultas, dan hal ini juga tentu menunjukkan kualitas yang baik dari dosen di fakultas tersebut dalam penulisan ilmiah. (fd)

Asih, Juara Lompat Tinggi yang Gemar Hafalan dan Hitung-hitungan

Asih, lulusan program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY menjadi peraih IPK Tertinggi pada Yudisium di FE UNY periode Februari, Jumat (1/3) lalu. Dengan raihan 3,80, gadis bernama lengkap Siti Nuraeningsih ini memimpin 39 peserta yudisium lainnya dalam pembacaan Prasetya Alumni di hadapan para pejabat fakultas. Yudisium menjadi upacara di mana mahasiswa dinyatakan lulus secara akademik.

Bagi Asih, berkuliah di Pendidikan Ekonomi adalah keinginannya sejak SMA meskipun pernah meraih Juara 3 pada nomor lompat tinggi di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Purbalingga 2014 lalu. “Saya memang suka hitung-hitungan dan hafalan, dan orang tua Alhamdulillah mendukung. Meskipun Ayah hanya lulus SMP dan Ibu SD, tapi untuk pendidikan mereka sangat mendukung. Kakak saya juga lulus S1,” terang lulusan SMA N 1 Purbalingga ini.

Dengan prestasi 10 besar di jurusannya di SMA, Asih diterima di prodi impiannya melalui jalur SNMPTN. Di UNY, putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Salimun Susanto dan Tarsiwi ini pernah aktif menjadi Sekretaris di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) dan aktif pula di GenBI, organisasi para penerima beasiswa Bank Indonesia.

Belajar, bagi Asih, adalah kebutuhan, sehingga Asih selalu menyempatkan waktu di sela-sela aktivitas hariannya untuk belajar. “Kalau belajar di malam hari, biasanya menunggu teman sekamar tidur duluan, supaya bisa lebih tenang,” tambah pemilik motto “selesaikan apa yang kamu mulai ini”. (fadhli)

Ali Muhson Kembangkan Asesmen Autentik Pembelajaran Ekonomi

Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY Ali Muhson, M.Pd ditetapkan sebagai Doktor ke-452 Program Pascasarjana dan Doktor ke-217 bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan setelah berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul "Model Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas" di hadapan dewan penguji. Dalam ujian terbuka doktor dan pelepasan doktor ke-452 pada Rabu (30/1) lalu, bertindak selaku penguji utama Prof. Nahiyah Jaidi, Penguji Prof Badrun Kartowagiran, Promotor Prof Zamroni, Ko-Promotor Sumarno, Ph.D, Sekretaris Penguji Dr. Heri Retnawati, dan Ketua Penguji Prof. Marsigit.

Ali Muhson menyusun model asesmen autentik pembelajaran ekonomi untuk mengukur kemampuan peserta didik melalui empat aspek yaitu proses pembelajaran, pengetahuan, sikap, dan perilaku. Model asesmen ini dikembangkan dengan mengacu pada komponen penliai yang diperlukan dalam mengukur proses dan hasil belajar ekonomi. Untuk aspek proses pembelajaran diukur dari tiga konstruk, yakni kegiatan tatap muka, diskusi, dan pengerjaan tugas. Instrumen yang dikembangkan berupa tes situasional dengan jumlah alternatif jawaban ebanyak empat buah.

Aspek pengetahuan ekonomi yang diukur adalah pengetahuan tentang konsep dasar ekonomi yang meliputi pengertian ilmu ekonomi, masalah ekonomi (kelangkaan dan kebutuhan yang relatif tidak terbatas), pilihan dan skala prioritas, kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan, biaya peluang, serta motif dan prinsip ekonomi. Instrumen yang dikembangkan berupa tes objektif dengan lima alternatif jawaban. Jumlah butir yang dikembangkan untuk aspek ini sebanyak 18 butir.

Aspek sikap diukur dari empat konstruk, yaitu kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Instrument yang dikembangkan berupa tes situasional dengan jumlah alternatif jawaban sebanyak tiga buah. Jumlah butir pertanyaan yang dikembangkan adalah 12 butir pertanyaan dengan rincian konstruk kejujuran 2 butir, kemandirian 5 butir, kedisiplinan 3 butir, dan tanggung jawab 4 butir.

Aspek perilaku diukur dari empat konstruk, yaitu hemat/efisien, kreatif, kerja keras, dan tidak konsumtif. Instrumen yang dikembangkan berupa tes situasional dengan jumlah alternatif jawaban sebanyak tiga buah. Dengan model tersebut, diharapkan hasil penilaian dapat menggambarkan secara komprehensif performance peserta didik.

Asesmen autentik ini lantas diujicobakan ke 6 sekolah di Kabupaten Bantul melibatkan 6 guru dan 528 siswa. Hasil asesmen menunjukkan, tingkat pencapaian yang paling rendah dilihat dari empat aspek yang diukur di atas adalah pada penguasaan pengetahuan, sedangkan aspek perilaku termasuk dalam kategori baik. Ali berharap, potret yang dihasilkan dari asesmen autentik ini dapat dimanfaatkan untuk merancang proses pembelajaran, khususnya merancang feedback untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dengan demikian, kemampuan peserta didik diharapkan lebih berkembang secara optimal. (fadhli)

RAPAT KERJA ASPROPENDO 2017 DI FE UNY

Lebih dari 60 perwakilan perguruan tinggi yang tergabung dalam Asosiasi Profesi Pendidik Ekonomi Indonesia (ASPROPENDO) melakukan Rapat Kerja Nasional di Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Senin (27/11) lalu. Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono yang juga menjabat Ketua ASPROPENDO pada periode ini memimpin jalannya rapat serta didampingi Dewan Pakar ASPROPENDO Prof. Dr. Ady Soejoto. Beberapa program kerja dan rencana kegiatan setahun kedepan menjadi topik pembahasan. Para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok sidang.

Dalam sambutannya, Sugiharsono menjelaskan beberapa tantangan yang dihadapi profesi pendidik ekonomi di Indonesia.”Terutama terkait dengan masa depan alumni. Kebutuhan guru di masa akan datang di hampir semua mata pelajaran semakin sedikit. Oleh karena itu, para mahasiswa harus dibekali ilmu kewirausahaan,” terangnya.

“Selain itu, Kemendikbud juga mengarahkan untuk banyak membentuk sekolah vokasi. Nantinya, guru mungkin bisa diambil langsung dari sekolah vokasi. Sedangkan jurusan yang kependidikan bisa menyusul melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG),” imbuh Sugiharsono.

Ady Soejoto menambahkan, kurikulum pendidikan ekonomi harus disesuaikan supaya bisa memberikan keterampilan yang diperlukan bagi lulusan. “Perlu disusun mata kuliah core S1 Pendidikan Ekonomi yang sama antar perguruan tinggi,” tukas guru besar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini.

Para peserta juga membahas persiapan seminar internasional dan nasional tahun depan, penulisan bahan ajar, serta publikasi jurnal pendidikan. (fadhli)

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI UNY SANDANG AKREDITASI “A”

Akreditasi sebuah program studi (prodi) di perguruan tinggi akan memberi banyak dampak positif. Tidak hanya meningkatkan daya tawar bagi prodi yang bersangkutan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri para alumni. Di samping itu, hal ini akan memacu prodi dalam meningkatkan kualitas layanan dan mengembangkan berbagai program dan kerja sama. Demikian disampaikan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Tejo Nurseto, M.Pd. menanggapi akreditasi A yang dikeluarkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bagi prodi Pendidikan Ekonomi FE UNY, baru-baru ini. Melalui Surat Keputusan (SK) BAN-PT Nomor 2012/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017, Prodi Pendidikan Ekonomi mendapatkan status Akreditasi A. Para mahasiswa, dosen, pegawai, dan alumni Prodi Pendidikan Ekonomi UNY menyambut gembira akreditasi ini. Sebelumnya Prodi Pendidikan Ekonomi memperoleh akreditasi B. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras semua stakeholder, terutama Tim Task Force Borang Akreditasi Prodi Pendidikan Ekonomi dan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi.

Tejo menyatakan keberhasilan ini merupakan buah kerja keras berbagai pihak mulai dari dosen, tendik, mahasiswa, hingga para pejabat di lingkungan FE UNY. “Tidak lupa ucapan terima kasih pada Ibu Dr. Djamilah Bondan Widjajanti, M.Si beserta Tim PENJAMU UNY yang dengan sabar terus membimbing Tim Borang dalam menyusun naskah borang hingga visitasi. Dengan Akreditasi A semoga segenap civitas akademika UNY semakin termotivasi untuk melakukan Tri Dharma Perguruan tinggi dengan lebih baik dan dapat dipertahankan pada periode selanjutnya. Setelah meraih Akreditasi A kami makin mantap untuk mengajukan izin membuka Program Pelatihan Profesi Guru (PPG) regular. Selama ini Prodi Ekonomi sudah menangani PPG alumni SM3T,” tambahnya.

Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono pun menyambut baik hal ini. “Ini menunjukkan bahwa pengelolaan lembaga fakultas sebagai pendukung prodi sudah mapan. Kami berharap fakultas semakin memantapkan pengelolaan, kepemimpinan, dan kelembagaan fakultas, termasuk dalam pemeliharaan dokumen-dokumen dan pengembangan sistem layanan akademik online. Kita juga berharap prodi-prodi yang lain mengadopsi perkembangan pengelolaan kelembagaan fakultas, sehingga ada sinergi antara manajemen kelembagaan prodi dengan fakultas,” urai Sugiharsono.

Senada dengan itu, Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Sukirno, Ph.D juga mendorong kekompakan antar unit. “Semua prodi tidak bisa berdiam diri saat prodi lain sedang diakreditasi. Mereka bisa saling berbagi dokumen-dokumen yang diperlukan bersama. Lebih bagus lagi adalah kekompakan antara tim dan fakultas. Akreditas tidak hanya prodi, tetapi juga melibatkan perpustakaan, humas, perlengkapan, dan masing-masing harus menyiapkan segalanya,” ucapnya.

Guru Besar Pendidikan Ekonomi FE UNY, Prof. Suyanto, Ph.D. menegaskan kesiapan prodi mutlak dalam proses akreditasi. “Akreditasi sangat bertumpu pada kecanggihan pembuatan borang. Kalau persiapan ga baik, finished. Administrasi manajerial juga harus tertib. Berbagai bukti mengenai kegiatan harus ada bukti fisiknya. Tak kalah penting, harus kompak antara dosen dan mahasiswa ketika ditanya apa saja mengenai prodi,” pesannya. (fadhli)

Pages