orasi ilmiah

Pentingnya Kemitraan Untuk Hadirkan Pendidikan Berkualitas

Perkembangan teknologi dewasa ini menuntut semua lini kehidupan juga harus mengikuti, tak terkecuali dunia pendidikan. Institusi pendidikan dituntut untuk menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tuntutan kemajuan di masa depan. Demikian disampaikan Prof. Dr. Agus Rahayu dalam orasi ilmiahnya secara virtual pada Upacara Dies Natalis ke-10 Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Selasa (22/6) lalu.

Guru besar yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan Universitas Pendidikan Indonesia ini melanjutkan, di tengah pandemi yang masih terus berlangsung, perguruan tinggi nasional juga harus menghadapi tantangan dari berbagai hal seperti pemeringkatan, revolusi industri dan masyarakat 5.0, serta kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.

Di samping itu, perguruan tinggi tak boleh lupa dengan komunitas/masyarakat profesi maupun ilmu. Berbagai asosiasi profesi, ilmu, dan secara khusus juga masyarakat ekonomi, menjadi salah satu sarana perguruan tinggi dalam berkolaborasi maupun komunikasi mengarungi perkembangan di bidang masing-masing.

"Hal ini untuk membentuk ekosistem kemitraan strategis antara perguruan tinggi, perguruan tinggi lain, industri, pemerintah, masyarakat profesi/organisasi nonprofit, lembaga keuangan, dan/atau elemen lainnya dalam merespon tantangan lingkungan dan persaingan," jelasnya.

FE UNY yang kini telah berusia sepuluh tahun pun terus berupaya mengembangkan diri. Mengamini pernyataan guru besar UPI tersebut, Dekan FE UNY Dr. Siswanto, M.Pd. menyatakan FE UNY menjadikan berbagai variabel yang ada pada Indikator Kinerja Utama (IKU), penilaian pemeringkatan nasional, dan QS sebagai rujukan kinerja. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

Upacara Dies Natalis ke-10 FE UNY mengambil tema "Optimalisasi Peran Pendidikan dan Bisnis dalam Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Menyongsong Era Masyarakat 5.0". Upacara yang dibuka secara virtual oleh Ketua Senat FE UNY Prof. Suyanto, Ph.D. ini dihadiri oleh para dosen, tendik, dan perwakilan mahasiswa di ruang pertemuan virtual Zoom. (fadhli)

Hadapi Pendidikan 4.0, Baby Boomers Harus Sesuaikan Diri Dengan Milenial

Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan Sidang Senat Fakultas Terbuka Upacara Dies Natalis ke-8 di FE UNY Selasa (25/6) lalu. Dies kali ini bertemakan “Membangun Keunggulan Fakultas Ekonomi UNY di Era Revolusi Industri 4.0”. Acara ini dihadiri 200 lebih peserta terdiri dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, pimpinan UNY, alumni, dan rekanan. Mewakili Rektor UNY, Wakil Rektor I Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada FE UNY. Margana menambahkan, SDM UNY juga harus meningkatkan kualifikasinya. “Dosen CPNS yang baru diharapkan segera menempuh pendidikan S3. Mendatang, diharapkan nolisasi dosen yang masih S2 terwujud,” terangnya. Dosen FE UNY yang baru saja menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Australia, Ani Widayati, M.Pd., Ed.D., menyampaikan orasi ilmiah. Dosen di jurusan Pendidikan Akuntansi ini mengangkat tema “Menjadi Pendidik yang Adaptif Transformatif untuk Menjawab Tantangan Era Pendidikan 4.0.”

Menurut Ani, dosen di perguruan tinggi saat ini berasal dari berbagai generasi. Mulai dari Baby Boomers (lahir antara 1945-1960), Generasi X (1961-1980), Generasi (1981-1994), dan sebagian kecil dari Generasi Z (1995-2010). “Baby Boomers cenderung tidak mau menerima kritik, melihat uang dan pengakuan dari lingkungan adalah target mereka. Generasi ini menganggap hidup untuk bekerja dan menjunjung tinggi loyalitas serta dedikasi. Generasi X cenderung menjadi risk taker, mengambil keputusan secara matang, dan tidak suka basa basi. Generasi ini mulai menerima teknologi dan berpikir secara inovatif untuk mempermudah kehidupan,” urainya.

Generasi Y, lanjut Ani, yang juga kerap disebut generasi milenial, adalah generasi yang mudah menerima informasi secara cepat. Perkembangan video games, gadget, smartphones menjadi kemudahan yang dinikmati generasi ini. Generasi ini lebih menghargai kritik dan saran untuk kemajuannya. “Sementara generasi Z cenderung memiliki pola pikir serba instant, cenderung bergantung pada teknologi, dan mementingkan eksistensi di media sosial yang digunakan,” terangnya.

Ani mengajak para pendidik untuk selalu memperbarui kompetensinya agar dapat menghadapi tantangan pendidikan 4.0. “Pada era ini, mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan arus informasi dan kecanggihan teknologi industri 4.0. Mereka tidak asing dengan dunia digital. Pendidik sudah seharusnya mengikuti perubahan ini. Generasi baby boomers harus dapat menyesuaikan diri dengan generasi milenial,” pesannya.

Selepas upacara dies, acara dilanjutkan dengan Syawalan yang dipandu oleh ustadz H. Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD, KGer., FINASIM. Selain itu, diadakan juga pamitan haji dari Wakil Dekan 1 FE UNY, Prof. Sukirno, Kajur Pend. Akuntansi, Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., CA dan Kasubag Umum Misriyatun, S.Pd. yang berangkat pada bulan mendatang.

Mendesak, Penguasaan Kompetensi Kearsipan Digital

Kearsipan masih dianggap remeh, bahkan dianggap sampah. Sebagian arsip bahkan dijual kiloan dan berakhir menjadi pembungkus gorengan. Di SMK, pembelajaran kearsipan masih berkutat pada pengelolaan arsip secara manual. Hal ini ditambah dengan rendahnya pemahaman guru Administrasi Perkantoran terhadap pengelolaan kearsipan secara digital. Demikian dipaparkan dosen Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY Sutirman pada Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-7 Fakultas Ekonomi UNY, Kamis (28/6) lalu.

Tirman mengungkapkan, sesuai perkembangan zaman, kompetensi kearsipan digital mutlak dibutuhkan. “Era revolusi industri 4.0 menyebabkan pembelajaran kearsipan digital juga harus ditingkatkan. Saat ini mata pelajaran kearsipan yang terdiri dari 20 kompetensi dasar baru memiliki satu kompetensi yang membahas kearsipan digital,” terang Doktor di bidang keahlian Teknologi Pembelajaran Administrasi ini.

Dekan FE UNY Sugiharsono menegaskan, FE UNY saat ini mencoba membenahi kurikulum guna menyesuaikan kebutuhan pasar. “Dengan adanya era baru di bidang teknologi ini telah menyebabkan banyak perubahan. Akan ada banyak mata pencaharian baru, dan sebaliknya, ada beberapa pekerjaan yang hilang karena diambil alih mesin. Perlu penyesuaian kurikulum terbaru,” ujarnya.

FE UNY selama ini sering mendapat kunjungan dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi. “Mereka minta diberikan beberapa pelatihan yang berkaitan dengan kearsipan digital. “Tidak hanya DIY, beberapa sekolah dan musyawarah guru di Jawa Tengah juga berkunjung ke FE UNY untuk tujuan tersebut,” tambahnya.

FE UNY melaksanakan upacara Dies Natalis ke-7 guna memperingati hari lahirnya yang jatuh pada 22 Juni 2011. Turut hadir segenap anggota Rapat Pimpinan UNY, Senat FE UNY, para dosen dan karyawan, perwakilan mahasiswa, dan purna tugas. Selain itu, para tamu undangan dari bank mitra dan purna tugas juga turut memeriahkan upacara. (fadhli)

Pages