lulusan terbaik

Maria IPK Tertinggi Yudisium Awal Tahun 2021

Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluluskan 39 mahasiswanya dalam upacara Yudisium Periode Januari 2021, Jumat (29/1) lalu. Bertempat di Ruang Sidang Dekanat, acara dipimpin langsung oleh Dekan, serta dihadiri jajaran dekanat dan koordinator di lingkungan fakultas. Selain itu, ketua jurusan (kajur) dan koordinator program studi (korprodi) juga turut hadir secara online bersama para peserta yudisium. Yudisium menjadi penanda mahasiswa lulus secara akademik dan berhak menyandang gelar akademiknya.

Dalam arahannya, Dekan Dr. Siswanto menekankan bahwa yudisium bukan berarti proses belajar telah selesai. “Di zaman yang penuh ketidakpastian seperti sekarang ini, penting untuk memiliki kemauan belajar berbagai hal baru. Selain itu, bekali diri juga dengan keterampilan 4 C, yaitu Collaboration, Communication, Critical Thinking, dan Creativity,” pesan Siswanto.

Pada yudisium periode ini, Maria Tri Cahyani dari program studi (prodi) S1 Pendidikan Akuntansi menjadi lulusan terbaik dengan raihan IPK sebesar 3,86. Sedangkan lulusan terbaik prodi S2 Pendidikan Ekonomi yaitu Riska Widianingrum dengan raihan 3,83. Pada program Diploma, Okky Pradana dari  D3 Administrasi Perkantoran menjadi yang terbaik dengan raihan 3,77. (fd)

Risa Sudah Bekerja Sebelum Diyudisium

Risa, lulusan program studi (prodi) S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY menjadi peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada upacara Yudisium periode September 2019, Rabu (25/9) di FE UNY. Pemilik nama lengkap Risa Novita Wati ini memimpin pembacaan Prasetya Alumni berkat IPK-nya sebesar 3,81 pada yudisium yang diikuti 33 peserta ini. Upacara yudisium juga dihadiri pejabat dekanat dan kepala bagian dan subbagian di lingkungan fakultas.

Risa yang sudah sejak Juli lalu bekerja menjadi guru di sebuah sekolah swasta ini memang bercita-cita menjadi guru. "Waktu kecil suka main sekolah-sekolahan, dan di sekolah juga diarahkan memilih prodi ini, jadi saya memilih Prodi Pendidikan Akuntansi di UNY," terangnya.

Putri bungsu dari tiga bersaudara pasangan Sriyono dan Warsini ini memiliki keinginan yang keras untuk kuliah. Meskipun ibunya sempat tidak mendukung rencananya, tapi berkat penjelasannya dan dukungan semangat dari kakaknya, Risa berhasil meyakinkan orang tuanya untuk melanjutkan studi seusai lulus SMK. "Banyak remaja di desa saya langsung bekerja di pabrik atau toko setelah lulus sekolah," kisahnya.

Lulusan SMK N 1 Depok Sleman ini mengaku banyak ilmu yang didapatkan saat kuliah yang dia aplikasikan saat mengajar. "Ilmu tentang cara mengajar yang baik, dan juga tentang akuntansi secara umum. Hanya ada satu mata pelajaran yang perlu belajar lagi karena perubahan kurikulum yang belum tersampaikan saat kuliah," terang penyuka mata kuliah Akuntansi Keuangan ini.

Yudisium ini juga menjadi momen yudisium terakhir bagi Dekan FE Dr Sugiharsono. Sejak Oktober, kursi kepemimpinan tertinggi fakultas diduduki oleh Dr. Siswanto. Para peserta dan panitia berfoto bersama di akhir upacara yudisium.

Nisa: Posisi Duduk Menentukan Prestasi

Anisa Damar Fitriana, yang akrab disapa Nisa, menjadi lulusan terbaik pada upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Agustus 2019. Nisa lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77 dari salah satu program studi (prodi) terfavorit, tidak hanya di FE, tapi juga di UNY, yaitu prodi S1 Akuntansi. Hal ini menjadikan dirinya ditunjuk sebagai pemimpin pembacaan prasetya alumni pada upacara yudisium tersebut.

Lulusan SMA N 1 Wates Kulon Progo ini mengaku, tempat duduk di kelas ternyata berpengaruh baginya. Duduk di belakang kelas, jauh dari pengajar, menyebabkan dirinya kurang fokus terhadap materi kuliah. Dengan duduk dekat pengajar, dirinya merasa lebih mudah konsentrasi dan menyerap materi.

Putri bungsu dari tiga bersaudara buah pasangan Sugiyanto dan Mursinah ini sangat menikmati proses studi di UNY. "Lingkungan pertemanannya enak, dan fasilitas perkuliahannya memadai," terangnya.

Nisa yang juga aktif di kegiatan kepemudaan di kampungnya di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo ini berencana untuk bekerja selepas studi. "Saya ingin mengikuti pelatihan Brevet, dan nanti setelah kerja, mungkin baru memikirkan untuk studi lanjut," ujarnya. Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan Bidang Akademik Prof Sukirno, upacara yudisium periode ini diikuti oleh 57 peserta dari berbagai program studi di FE UNY. (fadhli)

Yuliana, Ingin Jadi Guru yang Berbisnis

Yuliana Latifah, atau akrab disapa Yuliana, adalah lulusan terbaik pada Yudisium FE UNY periode Maret, Jumat (29/3) lalu. Yuliana lulus dari prodi Pendidikan Akuntansi S1 dengan IPK 3,80. Direktur Islamic Mini Bank (IMB) FE UNY 2018 ini memang gemar akuntansi, dan bercita-cita jadi guru yang punya bisnis. Keinginan jadi guru bahkan sudah terpatri sejak kecil, dia mengaku. Dulu, sewaktu kecil, dia kerap bermain "guru & murid" dengan adik dan teman-teman adiknya. Selain itu, dia juga suka dengan hitung-hitungan. Bakat hitung-hitungan dan bisnis ini sudah dia asah sewaktu berjualan, salah satunya, nasi megono saat SMA.

Kini, sembari bekerja part-time di sebuah usaha kuliner, Yuliana juga masih berbisnis kerajinan buket. Buat temanmu yang segera ujian atau yudisium, bisa lho, pesan bunga atau kerajinan tangan kreatif ke Yuliana lewat akun bisnisnya di @hadiah_creativejogja .

Jumat pagi di penghujung bulan Maret itu, dua puluh satu orang purna studi di FE UNY. Mereka akan membuka lembar baru di album kehidupan. Kampus telah membekali dengan tinta dan pena. Kini giliran mereka, untuk menggoreskan pena itu, untuk membuat karya emas yang bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. (fadhli)

Asih, Juara Lompat Tinggi yang Gemar Hafalan dan Hitung-hitungan

Asih, lulusan program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY menjadi peraih IPK Tertinggi pada Yudisium di FE UNY periode Februari, Jumat (1/3) lalu. Dengan raihan 3,80, gadis bernama lengkap Siti Nuraeningsih ini memimpin 39 peserta yudisium lainnya dalam pembacaan Prasetya Alumni di hadapan para pejabat fakultas. Yudisium menjadi upacara di mana mahasiswa dinyatakan lulus secara akademik.

Bagi Asih, berkuliah di Pendidikan Ekonomi adalah keinginannya sejak SMA meskipun pernah meraih Juara 3 pada nomor lompat tinggi di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Purbalingga 2014 lalu. “Saya memang suka hitung-hitungan dan hafalan, dan orang tua Alhamdulillah mendukung. Meskipun Ayah hanya lulus SMP dan Ibu SD, tapi untuk pendidikan mereka sangat mendukung. Kakak saya juga lulus S1,” terang lulusan SMA N 1 Purbalingga ini.

Dengan prestasi 10 besar di jurusannya di SMA, Asih diterima di prodi impiannya melalui jalur SNMPTN. Di UNY, putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Salimun Susanto dan Tarsiwi ini pernah aktif menjadi Sekretaris di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) dan aktif pula di GenBI, organisasi para penerima beasiswa Bank Indonesia.

Belajar, bagi Asih, adalah kebutuhan, sehingga Asih selalu menyempatkan waktu di sela-sela aktivitas hariannya untuk belajar. “Kalau belajar di malam hari, biasanya menunggu teman sekamar tidur duluan, supaya bisa lebih tenang,” tambah pemilik motto “selesaikan apa yang kamu mulai ini”. (fadhli)

Debat dengan Pelanggan Saat Magang

Sejumlah 15 orang mengikuti upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY Periode 30 November 2018. Dalam yudisium periode ini, FE UNY meluluskan 10 orang S1 Kependidikan, 2 orang S1 Non Kependidikan, dan 3 orang Program D3. Selain peserta, upacara juga dihadiri segenap dekanat beserta staf tendik yang bertugas sebagai panita. Peraih IPK tertinggi pada periode kali ini adalah Lilis Suryani dari program studi (prodi) D3 Sekretari dengan IPK sebesar 3,55.

Lilis, demikian dia biasa disapa, adalah lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo. Berkat nilai rapot yang baik, Lilis berhasil diterima melalui jalur Seleksi Mandiri berbasis Prestasi. Gadis kelahiran Tembilahan 16 Februari 1996 ini bisa menempuh studi di FE UNY berkat Bidikmisi. Ayahnya, Sudarto (49 tahun) bekerja di Riau sebagai petani kelapa sawit didampingi istrinya, Mujiati (45).

Fatiha (kiri) dan LilisTidak hanya fokus berkuliah, Lilis juga aktif di beberapa aktivitas kemahasiswaan, terutama di Koperasi Mahasiswa UNY pada 2015 lalu. Meski begitu, Lilis tetap berupaya memiliki nilai akademik yang baik. “Jangan menunda-nunda tugas. Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat, dan jangan merasa lemah,” pesan Lilis sembari mengutip sebuah hadis.

Sementara itu, Fatiha Rachmalita Maharani, atau akrab dipanggil Ita,  meraih IPK sebesar 3,53 pada prodi S1 Pendidikan Ekonomi. Ita merupakan alumni SMA N 1 Wonosari dan kemudian diterima di FE UNY melalui jalur SBMPTN. Putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Martono dan Wasiti ini aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE selama 3 tahun.

Dunia perkuliahan memberikan mereka banyak pengalaman berharga. Mulai dari Lilis yang bekerja sampingan di sebuah toko aksesoris ponsel dan Ita yang menjadi pengajar les, hingga tekanan besar yang dihadapi saat menjadi panitia atau di tempat magang. “Saya pernah berdebat dengan seorang customer di awal saya magang di Pegadaian,” kisah Lilis. “Rasanya campur aduk saat jadi ketua Panitia Dies Natalis fakultas padahal waktu itu masih mahasiswa tahun pertama,” ungkap Ita yang bercita-cita menjadi entrepreneur, dosen, sekaligus motivator ini. (fadhli)

Pages