ipk tertinggi

Risa Sudah Bekerja Sebelum Diyudisium

Risa, lulusan program studi (prodi) S1 Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY menjadi peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada upacara Yudisium periode September 2019, Rabu (25/9) di FE UNY. Pemilik nama lengkap Risa Novita Wati ini memimpin pembacaan Prasetya Alumni berkat IPK-nya sebesar 3,81 pada yudisium yang diikuti 33 peserta ini. Upacara yudisium juga dihadiri pejabat dekanat dan kepala bagian dan subbagian di lingkungan fakultas.

Risa yang sudah sejak Juli lalu bekerja menjadi guru di sebuah sekolah swasta ini memang bercita-cita menjadi guru. "Waktu kecil suka main sekolah-sekolahan, dan di sekolah juga diarahkan memilih prodi ini, jadi saya memilih Prodi Pendidikan Akuntansi di UNY," terangnya.

Putri bungsu dari tiga bersaudara pasangan Sriyono dan Warsini ini memiliki keinginan yang keras untuk kuliah. Meskipun ibunya sempat tidak mendukung rencananya, tapi berkat penjelasannya dan dukungan semangat dari kakaknya, Risa berhasil meyakinkan orang tuanya untuk melanjutkan studi seusai lulus SMK. "Banyak remaja di desa saya langsung bekerja di pabrik atau toko setelah lulus sekolah," kisahnya.

Lulusan SMK N 1 Depok Sleman ini mengaku banyak ilmu yang didapatkan saat kuliah yang dia aplikasikan saat mengajar. "Ilmu tentang cara mengajar yang baik, dan juga tentang akuntansi secara umum. Hanya ada satu mata pelajaran yang perlu belajar lagi karena perubahan kurikulum yang belum tersampaikan saat kuliah," terang penyuka mata kuliah Akuntansi Keuangan ini.

Yudisium ini juga menjadi momen yudisium terakhir bagi Dekan FE Dr Sugiharsono. Sejak Oktober, kursi kepemimpinan tertinggi fakultas diduduki oleh Dr. Siswanto. Para peserta dan panitia berfoto bersama di akhir upacara yudisium.

Nisa: Posisi Duduk Menentukan Prestasi

Anisa Damar Fitriana, yang akrab disapa Nisa, menjadi lulusan terbaik pada upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Agustus 2019. Nisa lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,77 dari salah satu program studi (prodi) terfavorit, tidak hanya di FE, tapi juga di UNY, yaitu prodi S1 Akuntansi. Hal ini menjadikan dirinya ditunjuk sebagai pemimpin pembacaan prasetya alumni pada upacara yudisium tersebut.

Lulusan SMA N 1 Wates Kulon Progo ini mengaku, tempat duduk di kelas ternyata berpengaruh baginya. Duduk di belakang kelas, jauh dari pengajar, menyebabkan dirinya kurang fokus terhadap materi kuliah. Dengan duduk dekat pengajar, dirinya merasa lebih mudah konsentrasi dan menyerap materi.

Putri bungsu dari tiga bersaudara buah pasangan Sugiyanto dan Mursinah ini sangat menikmati proses studi di UNY. "Lingkungan pertemanannya enak, dan fasilitas perkuliahannya memadai," terangnya.

Nisa yang juga aktif di kegiatan kepemudaan di kampungnya di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo ini berencana untuk bekerja selepas studi. "Saya ingin mengikuti pelatihan Brevet, dan nanti setelah kerja, mungkin baru memikirkan untuk studi lanjut," ujarnya. Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan Bidang Akademik Prof Sukirno, upacara yudisium periode ini diikuti oleh 57 peserta dari berbagai program studi di FE UNY. (fadhli)

Raih IPK Tertinggi, Dika Ingin Motivasi Adik Kelasnya

Dicha Nur Wendha, lulusan Program Studi (prodi) S1 Manajemen, menjadi peserta Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Juli 2019 dengan IPK tertinggi. Upacara Yudisium Juli ini diikuti 119 peserta, yang menjadi salah satu yudisium dengan peserta terbanyak dalam tahun ini. Bahkan, dalam laporannya mewakili Wakil Dekan Bidang Akademik, Nurhadi MM selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan pada upacara Yudisium Jumat (2/8) lalu menyampaikan, IPK yang diperoleh Dicha adalah yang tertinggi sejak FE berdiri 2011 lalu.

Dika, demikian dia biasa disapa, mengungkapkan perasaannya. Meskipun tidak menyangka dengan perolehan IPK-nya yang mencapai 3,93, Dika memang selama ini selalu menantang diri sendiri. Selain itu, dia juga tidak suka menunda-nunda, baik itu dalam belajar atau pengerjaan tugas.

Putra kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Daru Kiswara dan Mujiatun ini berharap, IPK tinggi itu semata menjadi pemicu motivasi bagi para adik kelasnya untuk berprestasi. "Kalau sudah ada yang bisa mencapai titik ini, berarti yang lain juga pasti bisa," pesannya.

Orang tua Dika yang menjadi salah satu produsen bahan bangunan ini tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk kelak berprofesi tertentu. “Orang tua kami demokratis untuk urusan pendidikan. Kakak saya lulusan STAN, sedangkan adik masih SMP. Saya sempat bersekolah di Magelang sampai kelas 2 pindah ke SMA N 1 Pundong Bantul mengikuti orang tua,” kisah Dika yang pernah meraih Juara 3 Lomba Cerdas Cermat Koperasi tingkat Bantul semasa SMA ini.

Dika lebih memilih Manajemen karena menurutnya ilmu yang dia dapatkan bisa diterapkan di usaha milik orang tuanya. “Selain itu, cakupannya bisa lebih luas daripada ilmu yang lain di FE, dan lebih challenging,” terangnya.  Dalam menjaga nilainya supaya tetap bagus, Dika selalu menetapkan target untuk dirinya sendiri. Dia juga selalu berupaya mengetahui karakter para dosen dari kakak kelasnya. Di FE UNY, Dika berkegiatan di beberapa organisasi, di antaranya Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNY dan GenBI DIY. (fadhli)

Lulus Dengan IPK Tertinggi, Putri Biayai Sendiri Kuliahnya

Selepas lulus dari SMK N 1 Pengasih Kulon Progo, Putri Agustina Prasekti, akrab dipanggil Putri, berkeras untuk bekerja lebih dulu meski orang tuanya, Parwoto (47) dan Winarni Atik (alm.), kala itu sebenarnya mengizinkannya untuk kuliah. Saat itu, Putri mengaku ingin berkuliah dengan uangnya sendiri. Orang tua akhirnya mengalah dengan keinginan anak sulung dari 3 bersaudara ini. Putri lantas bekerja di sebuah perusahaan penjualan pakan udang di Purworejo.

Setahun bekerja, gadis kelahiran Sleman ini lantas diterima di program studi (prodi) D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Meskipun di beberapa hal masih dibantu orang tua, Putri benar-benar membiayai sendiri hampir sebagian besar kuliahnya. "Hal itu membuat saya sangat menghargai jerih payah orang tua mencari nafkah, dan membuat saya lebih termotivasi berkuliah," ungkapnya.

Meskipun diterima kuliah, Putri tetap bekerja sampai semester 4. Putri juga tak lupa mengasah keterampilan organisasinya di Himpunan Mahasiswa (Hima) D3 Wates. Peraih nilai UN 10 pada mata pelajaran Matematika di tahun 2015 ini akhirnya dinyatakan lulus dengan raihan IPK 3,82, tertinggi pada Yudisium FE UNY periode Juni 2019 yang diikuti oleh 49 peserta ini.

Anis Raih IPK Tertinggi di Yudisium Mei 2019

Sebanyak 112 orang diluluskan dalam upacara Yudisium Fakultas Ekonomi (FE) UNY periode Mei 2019, Senin (27/5). Tercatat sebagai peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi adalah Anis Mahmudah dari Program Studi (prodi) S1 Pendidikan Akuntansi dan Septi Dwi Ulfayani dari S1 Pendidikan Ekonomi dengan raihan 3,82. Namun, karena Anis lebih dahulu menempuh ujian skripsi, Anislah yang ditunjuk menjadi pemandu pembacaan Prasetya Alumni pada pelaksanaan yudisium saat itu.

Anis yang juga alumni SMK N 1 Tempel ini memang sudah menunjukkan prestasinya sejak sekolah dengan kerap menempati rangking tertinggi. Di prodi Pendidikan Akuntansi, Anis aktif menjadi pengurus di beberapa organisasi, di antaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE UNY, komunitas penerima Beasiswa Bank Indonesia Generasi Baru Indonesia (Genbi) UNY, dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama – Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul ‘Ulama (IPNU IPPNU) Kecamatan Tempel, Sleman.

Anis juga mengasah keterampilan mengajarnya dengan menjadi pengajar di sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Mantrijeron dan di sebuah lembaga bimbingan belajar. Gadis asli Sleman yang memang bercita-cita jadi guru ini juga belajar mengelola bisnis. Bersama teman kelasnya, dirinya berjualan tas dari sebuah jenama terkenal secara online lewat akun Instagram @aleca_store. Menurut Anis, mahasiswa harus lebih semangat dalam belajar. "Bukan cuma nilai yang dikejar, tapi softskill tak boleh dilupakan," pesannya.

Dalam belajar, Anis selalu membuat ringkasan dari setiap materi kuliah yang dia ikuti. “Saya lebih suka belajar menjelang ujian. Tinggal mengulang dari ringkasan yang saya buat,” ungkap Anis. (fadhli)

Asih, Juara Lompat Tinggi yang Gemar Hafalan dan Hitung-hitungan

Asih, lulusan program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) UNY menjadi peraih IPK Tertinggi pada Yudisium di FE UNY periode Februari, Jumat (1/3) lalu. Dengan raihan 3,80, gadis bernama lengkap Siti Nuraeningsih ini memimpin 39 peserta yudisium lainnya dalam pembacaan Prasetya Alumni di hadapan para pejabat fakultas. Yudisium menjadi upacara di mana mahasiswa dinyatakan lulus secara akademik.

Bagi Asih, berkuliah di Pendidikan Ekonomi adalah keinginannya sejak SMA meskipun pernah meraih Juara 3 pada nomor lompat tinggi di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Purbalingga 2014 lalu. “Saya memang suka hitung-hitungan dan hafalan, dan orang tua Alhamdulillah mendukung. Meskipun Ayah hanya lulus SMP dan Ibu SD, tapi untuk pendidikan mereka sangat mendukung. Kakak saya juga lulus S1,” terang lulusan SMA N 1 Purbalingga ini.

Dengan prestasi 10 besar di jurusannya di SMA, Asih diterima di prodi impiannya melalui jalur SNMPTN. Di UNY, putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Salimun Susanto dan Tarsiwi ini pernah aktif menjadi Sekretaris di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) dan aktif pula di GenBI, organisasi para penerima beasiswa Bank Indonesia.

Belajar, bagi Asih, adalah kebutuhan, sehingga Asih selalu menyempatkan waktu di sela-sela aktivitas hariannya untuk belajar. “Kalau belajar di malam hari, biasanya menunggu teman sekamar tidur duluan, supaya bisa lebih tenang,” tambah pemilik motto “selesaikan apa yang kamu mulai ini”. (fadhli)

Novita Cetak IPK 3,92 Dalam 3,5 Tahun

Fakultas Ekonomi (FE) UNY meluluskan 38 orang pada upacara Yudisium Periode Januari, Rabu (23/1) lalu. Peserta yudisium terdiri dari 27 orang S1 Kependidikan, 4 orang S1 Non Kependidikan, dan 3 orang Program D3. Upacara Yudisium dihadiri oleh para peserta yudisium, pejabat dekanat, serta para ketua jurusan dan program studi (prodi) di lingkungan FE UNY. Sebagaimana dilaporkan Wakil Dekan II Nurhadi, MM, pada yudisium kali ini terdapat 7 orang yang meraih predikat Dengan Pujian. Peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi adalah Dwi Novita Sari dari prodi Pendidikan Akuntansi.

Dwi Novita Sari merupakan peraih Bidikmisi yang diterima di UNY melalui jalur SNMPTN pada 2015 lalu. Putri kedua dari dua bersaudara pasangan Legiman (45 tahun) dan Yatini (41) ini berhasil meraih IPK nyaris sempurna, 3,92 dengan masa studi hanya 3,5 tahun saja. Bapaknya memang hanya seorang petani, dan ibunya berdagang di pasar setiap pagi. Tetapi mereka selalu mendorong kedua anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.

Terbukti, Novita cukup berprestasi semasa di SMA. Dirinya menjadi juara umum IPS saat kelulusan. Berkat nilai rapot yang baik, Novita memutuskan kuliah di UNY. “Kakak saya juga lulusan UNY, dan sekarang sudah bekerja di Purworejo,” ungkap Novita.

Keterampilan kepemimpinannya dia asah di Himpunan Mahasiswa (Hima) DIKSI dengan menjabat sebagai Sekretaris pada 2017-2018 kemarin. Selain itu, Novita juga menjadi Admin pada pelatihan Brevet yang diadakan oleh fakultas. Terakhir, kini dia menjadi petugas di Call Center SBMPTN 2019.

Untuk mempersingkat masa studi, Novita mengambil semester pendek dan berusaha selalu menjaga IPK tetap tinggi agar bisa mengambil jumlah SKS yang lebih banyak di semester berikutnya. Tak lupa, Novita juga rajin menjaga salat tahajud dan meluangkan waktu untuk membaca di malam hari. “Saya biasanya tidur di awal waktu, kemudian bangun di sekitar jam 11 untuk belajar sedikit, lalu tidur lagi dan bangun sebelum subuh,” terang pengagum salah satu Guru Besar FE UNY Prof. Sukirno ini.

Semasa kuliah, Novita berhasil mencatatkan prestasi saat meraih Silver Medal bersama timnya di ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) Series 2 2017 di Cameron Highland, Pahang, Malaysia, November 2017 lalu. Saat itu, timnya membuat karya aplikasi pelatihan haji berbasis Virtual Augmented Reality (VAR) dan bisa diunduh di Playstore.

Bagi Novita, manajemen waktu adalah hal penting. Terbukti, dengan manajemen waktu yang baik, Novita bisa lulus dengan cepat. “Apalagi untuk mahasiswa yang aktif berorganisasi, mereka harus pintar mengatur waktu,” tambah gadis lulusan SMA N 3 Purworejo yang berencana melanjutkan S2 dan menjadi dosen ini. (fadhli)

Pages