bidikmisi

MAHASISWA BIDIKMISI DENGAN IP SEMPURNA

Gadis itu berdiri di depan rumah. Penampilannya bersahaja dengan baju biru dan jeans. Dialah Nurul Rusmavita, gadis penerima beasiswa bidikmisi yang mendapatkan nilai indeks prestasi sempurna 4,00. Ditemui di rumahnya, Onggomertan Maguwoharjo Depok Sleman, Nurul mengisahkan bahwa kuliah merupakan cita-citanya sejak SMP. “Saat lulus dari SMP sempat bingung untuk masuk SMK, apakah ke jurusan kimia atau akuntansi” katanya. Atas saran dari orang tuanya, gadis kelahiran Sleman 25 Maret 1999 tersebut memilih di SMKN 1 Depok prodi akuntansi. Pada Ujian Nasional SMK, Nurul mendapat nilai 10 untuk mata pelajaran matematika.

Ayahnya, Suwandi berprofesi sebagai buruh bangunan dan ibunya, Wartinah, seorang ibu rumah tangga. Menurut ibunya, sejak SD hingga SMP Nurul selalu masuk sepuluh besar, bahkan saat SMP bisa tembus tiga besar. “Ketika sekolah di SMK, tiap melewati Fakultas Ekonomi UNY Nurul selalu bilang pada saya, kelak saya harus kuliah di sini” haru Wartinah. Keinginan itu terkabul saat Nurul diterima melalui jalur SBMPTN pada prodi pendidikan akuntansi FE UNY. “Padahal sebelumnya saya pesimis, darimana mendapatkan uang untuk membiayai kuliahnya” kata Suwandi. Ternyata putri tunggalnya mendapatkan beasiswa bidikmisi sehingga tidak perlu membayar SPP. 

Ketika ditanya bagaimana cara belajarnya hingga bisa meraih nilai sempurna, aktifis himpunan mahasiswa pendidikan akuntansi FE UNY tersebut menjawab bahwa dia tidak punya waktu khusus untuk belajar. Nurul mengaku belajar seperti mahasiswa yang lain, mengulang materi dan mempersiapkannya bila ada kuis. “Tugas saya kerjakan di kampus atau di rumah” katanya. Nurul berharap dapat menuntut ilmu yang lebih tinggi sehingga bisa menjadi seorang pendidik. (Dedy)

Tags: 

Perhatian Lebih untuk Mahasiswa Bidikmisi

Rabu (13/12) mahasiswa bidikmisi FE UNY mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) yang diselenggarakan oleh pihak FE UNY, di ruang Auditorium FE UNY diikuti oleh mahasiswa bidikmisi angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017. Acara ini dipandu oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik Prof. Sukirno, M.Si.,Ph.D. serta didampingi para ketua program studi di lingkungan FE UNY. Bidikmisi adalah program dari pemerintah RI untuk membantu mengentaskan kemiskinan melalui bantuan pendidikan di tingkat perguruan tinggi.

Acara diawali dengan sambutan dari Prof. Sukirno, M.Si.,Ph.D. beliau mengatakan, “kalau mahasiswa Bidikmisi ada masalah dengan studinya, mestinya semua [memberikan perhatian], tapi untuk Kajur dan Kaprodi harus memberikan perhatian yang lebih, untuk dicek semuanya kurang apa. Misalnya, ‘Pak, saya ga punya sepeda.’ ‘Pak, kos saya jauh padahal saya jalan.’ Kalau zaman dulu sebagus sekarang mungkin saya juga senang. Nah sekarang untuk adik-adik mungkin bisa disampaikan ke Kaprodinya. Kalau ada Bidikmisi yang misalnya saja, ‘Pak, saya ‘kan gak punya laptop padahal tugas banyak,’ ‘Pak saya gak punya sepeda padahal lokasi saya agak jauh.’ Silahkan sampaikan ke saya, mungkin ada satu dua orang yang bisa kita bantu, kita sudah bantu lima orang penerima Bidikmisi dari berbagai fakultas di UNY. Jadi kita belikan sepeda atau belikan laptop, tapi second.”

Sukirno melanjutkan, “Ada banyak afirmasi untuk mahasiswa S-1 kurang mampu, jika pandai dan aktif berorganisasi maka akan mendapatkan beasiswa LPDP. Beasiswa tersebut bisa digunakan untuk meneruskan studi di luar negeri atau dalam negeri. Di FE ada dua mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri, yaitu di Australia dan Jepang. Namun, kebanyakan mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di dalam negeri.”

“Pada jenjang D-3, jika pada semester 2 tidak mencapai 15 SKS dan IPK tidak mencapai 2,5 maka dilakukan evaluasi belajar, sedangkan untuk S-1 pada semester 3 SKS yang diambil tidak memenuhi jumlah SKS yang sudah ditentukan maka mahasiswa tersebut akan dibimbing,” lanjutnya.

Beasiswa bidikmisi akan dicabut apabila mahasiswa yang bersangkutan terlibat kasus kriminal, cuti, menikah, mengundurkan diri, dan meninggal dunia. Empat point pertama mewajibkan mahasiswa penerima bidikmisi untuk mengembalikan uang bidikmisi yang sudah diterima sebelumnya, sedangkan jika meninggal dunia tidak perlu mengembalikan dan bidikmisi akan dialihkan ke mahasiswa lain. (mag/fadhli)

Pages